Vampire My Pretty : 35

537 31 0
                                    

Nia meninggalkan restoran Bloody dengan amarah yang tertahan.
Bagaimana tidak?? Kristope yang seolah ingin menggoda Nia tampak lebih menjijikkan di mata Nia.

" Nona tolong jalan perlahan " Lulu mengejar Nia dengan berlari, Lulu tak ingin melesat begitu saja di tengah keramaian kota. Lulu berjalan berdampingan dengan nonanya
" Nona tolong berhenti sebentar " pinta Lulu. Nia langsung berhenti berjalan setelah merasa sudah menjauhi restoran Bloody tersebut.

Nia menunjuk ke arah restoran Bloody berada dengan emosi.
" Kau tau?? Aku sedari tadi menahan emosiku disana " Lulu yang sudah bisa mengatur nafasnya kini mulai berbicara " aku tau nona sangat marah tapi bukankah tuan Kristope itu tampan??" Nia menoleh ke arah Lulu dengan tatapan tajam nya.

Tangannya bersedekap didepan dada
" Tampan dari mana?? Aku malah merasa jijik kepadanya " Lulu terkikik pelan dan menepuk pelan punggung Nia. " Jangan begitu nona, dulu nona juga pernah menyukainya " Nia membulatkan matanya setelah kalimat itu muncul dari mulut Lulu.

" Hei jangan bercanda " Lulu merangkul bahu Nia berusaha menenangkan amarahnya " sudahlah nona, sebaiknya kita berjalan-jalan selagi didunia manusia " senyuman Nia mengembang " kalau begitu ayo " mereka tak sadar bahwa ada yang menatap mereka dari kejauhan.

.

.

Sesampainya di pusat perbelanjaan.
Semangat Nia kembali berkobar setelah lama ia tak melihat pemandangan yang begitu menarik perhatian Nia.
Semua perhatian orang kini berpusat kepada Nia dan Lulu.
Dua gadis yang ceria itu tak sadar bahwa mereka menjadi pusat perhatian karena candaan mereka yang terlontar.

Nia menarik tangan Lulu menuju area pakaian khusus untuk wanita.
Lulu hampir dibuat pusing dengan tingkah laku Nia yang terlalu senang memilih baju " Nia apa tidak terlalu banyak yang kau ambil??" Nia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata ini belum seberapa.

Setelah dua jam mengitari perbelanjaan, akhirnya mereka berdua singgah di kedai es krim yang terletak tak jauh dari mereka.
" Lulu kita istirahat sebentar disini "
Lulu hanya mengangguk dengan barang bawaan yang diangkut nya.
" Kak " Nia melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan es krim.

" Tolong vanila satu " Nia menoleh ke arah Lulu dengan lambaian tangannya, menolak dibelikan
" vanila dua ya kak " pelayan tersebut tersenyum dan beranjak pergi.

" Nona kan aku sudah menolak?? Kenapa.." ucapan Lulu menggantung sesaat setibanya pelayan es krim membawakan pesanan Nia.
Nia tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya didepan Lulu.

Lulu di buat kaget dengan apa yang Nia lakukan. Yah Nia menyayat nadinya dan meneteskan darah nya di atas es krim sebagai toping es krim vanilla mereka. Nia menyodorkan satu es krim " tenang saja, tak ada yang melihat " Nia berkedip mata seolah ingin mengerjai Lulu.

Nia mengusap perutnya yang rata
" Hahh akhirnya kenyang " tangan Nia bergerak ke arah pelayan untuk meminta bill pembayaran.
Setelah selesai membayar Nia dan Lulu beranjak pergi dengan barang bawaan mereka.

.

.

.

Joy yang diberi tugas oleh Winter, Langsung menjalankan tugas nya dan pergi ke dunia manusia. Dimana tugas yang harus Joy lakukan berada di dunia manusia.
Joy menggeleng pelan saat berpapasan dengan dua gadis yang seperti sedang bertengkar. Haiss dasar bocah, batin Joy.

Seketika Joy berhenti melangkah saat mencium aroma keberadaan Nia Lee.
Yah tugas yang winter berikan ialah mencari kebenaran Nia Lee.
Joy berbalik dan menyipitkan matanya serta menajamkan pendengarannya.

Tangan nia bersedekap didepan dada
" Tampan dari mana?? Aku malah merasa jijik kepadanya " Lulu terkikik pelan dan menepuk pelan punggung Nia. " Jangan begitu nona, dulu nona juga pernah menyukainya " Nia membulatkan matanya setelah kalimat itu muncul dari mulut Lulu.
Nona?? Atau jangan-jangan dia pelayan nona Nia??, Batin Joy.

" Hei jangan bercanda " Lulu merangkul bahu Nia berusaha menenangkan amarahnya " sudahlah nona, sebaiknya kita berjalan-jalan selagi didunia manusia " senyuman Nia mengembang " kalau begitu ayo ".
Joy yang mengamati Nia dan pelayan kecil sedari tadi akhirnya memutuskan untuk mengikuti mereka berdua.

Tak salah lagi itu adalah nona Nia, gumam Joy. Langkah kaki Joy terhenti saat melihat dua gadis tersebut memasuki area perbelanjaan.
Joy memakai jubah jaket untuk menutupi wajahnya dan berjalan mengikuti Nia dan pelayan nya.
Tingkah Joy yang misterius membuat semua orang menatap heran ke arahnya.

Berbagai ucapan tak enak didengar oleh Joy. Tak hanya Joy mungkin saja kini Nia dan pelayan itu juga mendengar manusia berbisik ke arah kami. Demi tuan aku siap melakukan tugas nya, batin Joy.
Sudah satu jam Joy mengikuti Nia dan Lulu seperti penguntit. Wajah yang tak terekspos membuat semua orang tak mengenalinya.

Joy yang baru istirahat tak jauh dari jangkauan Nia, kini harus berdiri lagi saat melihat ada pergerakan dari intaian nya.
Setengah jam telah berlalu setelah meninggalkan area perbelanjaan.
Joy kembali mengikuti Nia dan juga melakukan telepati terhadap tuannya, Winter.

" Bagaimana??" Joy memberitahunya bahwa dirinya sudah menemukan sosok yang selama ini mereka cari.

" Tuan, aku sudah menemukan keberadaan nona muda "

" Dimana dia??"

" Mereka saat ini disebuah hotel dengan pelayan kecilnya " Joy yang belum memutuskan telepati nya itu dibuat kaget dengan tepukan bahunya. Joy menoleh dan mendapati winter yang kini sudah berada dibelakangnya.

Joy memberi hormat pada winter dan kembali menatap ke arah hotel yang ditempati Nia.
" Ayo masuk " winter yang kini berpakaian dengan menggunakan jas branded mahal mulai menyewa satu kamar hotel.

" Ada yang bisa dibantu tuan??" Tatapan resepsionis wanita tersebut mengarah ke Joy yang berpakaian mencurigakan. Sedikit lagi tangan wanita tersebut menyentuh tombol keamanan tapi ia urungkan.
" Joy lepaskan masker wajah mu itu.."
Ucapan datar winter membuat Joy menyadari bahwa dirinya masih menggunakan penutup kepala dan masker sedari tadi.

Satu jentikan tangan membuat kesadaran wanita tersebut hilang.
" Tolong pesankan kamar dinomor yang bersebelahan dengan dua gadis tadi " wanita tersebut menyerahkan kunci dengan nomor kamar 0651.
Segera saja winter menuju lift diikuti oleh Joy dibelakangnya.

Tinggg...

Lift berhenti di lantai 20, winter mulai masuk kedalam kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar Nia. Dibukanya jas yang dipakai winter dan menaruhnya di sofa.
" Sebaiknya kita istirahat dulu " Joy menatap heran ke arah winter.
" Joy kita mulai aksinya besok saja "
Lanjutnya.

Joy mengangguk tanda setuju.
Malam pun tiba, kini Winter dan Joy sudah berganti pakaian dengan piyama.
Winter mengajak Joy untuk menonton televisi bersama, keheningan menguasai mereka.
Telivisi yang winter nyalakan hanya menampilkan gambar saja tanpa berniat menambahkan volume nya.

Telinga mereka kini di tajamkan untuk mengetahui pembicaraan yang mereka lakukan di kamar sebelah tanpa mengalihkan pandangannya didepan televisi.

Samar-samar Winter dan Joy mendengar sebuah percakapan.
" Nona apa kau tak lelah seharian ini?? Berlari kesana-kemari sedari tadi " Nia terkikik pelan " Lulu apa kau tak pernah shopping seperti yang kita lakukan tadi??" Nia mengalihkan pembicaraan nya.

Lulu duduk bersebelahan dengan Nia disisi ranjang kamar " nona aku sedang serius " Nia mengangguk dan menormalkan keadaan " lelah itu pasti Lulu...tapi senang bukan kalau sudah mendapat barang yang kita mau??" Lulu berfikir sejenak.

Kemudian mengangguk setuju
" Tapi tak seharusnya nona memakai darah nona didepan umum seperti tadi " wajah Lulu seketika kesal dan sedikit bersalah.
" Hei tenanglah, itu aku yang mau " jawabnya enteng.

Seketika ekspresi wajah winter berubah serius.
Nia memakai darahnya?? Tapi untuk apa ??, Batin Winter.
Winter kembali menajamkan pendengarannya ke arah kamar Nia.
" Sudahlah ayo kita tidur, besok kita kembali ke istana " ucap Nia dengan merebahkan tubuhnya di ranjang empuk. Lulu hanya mengikuti perintah nonanya saja.

Helaan nafas panjang terdengar jelas dari mulut winter. Senyum nya berkembang dan berjalan ke arah kamarnya untuk tidur.
Joy yang tau diri, memutuskan untuk tidur di ruang keluarga di sofa panjang yang sedari tadi ia duduki.

Vampire My Pretty. [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang