Vampire My Pretty : 36

551 28 0
                                    

Keesokan harinya, rencana yang dibuat winter dan juga Joy akan dipersiapkan secara matang.
Joy bersiap dengan pakaian kasual manusia nya. Perubahan Joy tampak seperti manusia biasa.

Suara pintu apartemen membuat Nia dan Lulu saling melempar pandangan, wajah Nia seolah menerka siapa yang berkunjung ke apartemennya??
Lulu mengambil alih pekerjaan Nia yang sedang memasak itu.
Nia melangkah kan kakinya menuju pintu apartemen.

Dilihatnya dari kamera pintu apartemen, kening Nia terlipat kedalam. Siapa dia??, Pikir Nia.
Pintu pin apartemen terdengar hingga luar.

Ceklekk

Raut Nia menatap datar wajah lelaki yang berada didepannya ini.
Lelaki itu menampilkan wajah ketakutannya, membuat Nia bingung dengan apa yang akan lelaki itu buat.
" Nona tolonglah kakak saya " tangan Joy disatukan didepan dada seperti memohon pertolongan. " Kakak saya butuh bantuan nona, tolong lah kami " ekspresi wajah Joy dibuat sepanik mungkin agar rencananya berjalan sempurna. Alis Nia terangkat sebelah " anda bisa memanggil keamanan disini " sahut Nia dengan wajah datar.

Joy tampak meragukan aksinya kali ini. Bagaimana tidak?? Lawan bicaranya pun tampak tenang seolah tak mengenalinya.
Tak lama kemudian, suara pecahan terdengar dari kamar winter.

Prangg...

Joy menoleh panik dan menarik tangan Nia agar ikut serta. Sedangkan Lulu hanya mendengarkan suara keributan diluar apartemen nya hanya bisa menggeleng kepala pelan.

Setelah sampai di kamar winter.
Joy segera menghampiri tuannya dan mengacungkan jempol tanda rencananya telah sukses dijalankan.
Nia masih berdiri melihat lelaki yang kini bersimpuh darah dilantai.
Winter memunggunggi Nia sedangkan yang sedang dilihatnya hanya menatapnya penuh curiga.

" Apa kakak mu baik-baik saja??"
Ucap Nia yang masih bergeming ditempat. Joy menoleh kearah Nia dengan tatapan sendunya.
Nia sedikit terkejut melihat nya, Nia berjalan untuk mendekati mereka.
Joy yang mengerti pun, langsung berdiri dan melangkah mundur beberapa langkah.
Nia kini sudah berjongkok dan siap untuk melihat wajah lelaki tersebut.

Buugghh

Kesadaran Nia perlahan menghilang, tubuhnya hampir terjungkal ke belakang. Joy dengan sigap menangkap tubuh nona mudanya itu.
Winter berbalik dengan seringaian di balik senyum nya itu.
Dengan teleportasi, mereka bertiga langsung menghilang di tempat dalam sekejap.

Lulu yang sadar akan kejanggalan tersebut, lulu mencoba memanggil nonanya itu namun tak ada jawaban dari si empunya.
Lulu membuka kekuatan vampire nya untuk mendeteksi keberadaan nonanya itu. Matanya terpejam sesaat untuk menerawang jauh namun yang didapat hanyalah ruangan kosong yang gelap tanpa adanya penerangan disana.

Mata Lulu terbuka, matanya menajamkan. Nona menghilang, batin Nia. Lulu berlari untuk mengambil paper bag yang sebelumnya mereka beli itu dan melakukan teleportasi menuju istana Victoria.
Dalam sekejap mata, Lulu sudah berada didalam ruangan nonanya.
Kosong dan sepi, tak ada jejak Nia disana. Lulu melesat dan melaporkan langsung kepada Raja Valdes mengenai kejadian yang menimpa nonanya itu.

.

.

.

Mata Nia mulai membuka perlahan,
Tangannya memegang kepalanya yang terasa sangat pusing dan berat.
Pandangan mata yang semula buram kini menjadi semakin jelas.
Nia melihat sekeliling ruangan yang ditempati Nia, terasa asing akan tempat itu. Nia mencoba mengingat kembali kejadian sebelumnya.
" Lulu " suara parau Nia memanggil pelayan pribadinya itu. " Lulu " lanjutnya saat tak mendapat jawaban dari si empunya.

" Sudah bangun nona??" Mata Nia menoleh ke arah sumber suara.
Suara yang terasa asing baginya, bukan suara Lulu melainkan suara lelaki yang bersama dirinya saat ini.

" Vampire??" Gumam Nia dapat yang masih terdengar ditelinga Joy.
Kepalanya masih terasa pusing saat ini, ditambah suhu ruangan yang terasa semakin panas dengan keringat yang terus mengucur dari pelipis Nia.

Joy tersenyum dan melangkah maju beberapa langkah, Nia menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas wajahnya. Cahaya bulan saat ini mempermudah Nia untuk melihat sosok yang sedang bicara pada Nia.

Matanya tampak terkejut melihat sosok lelaki tersebut. " Kita bertemu kembali nona " senyuman Joy tampak menjijikkan di mata Nia.
Nia kini dikuasai emosi nya, suara kekehan tawa membuat Nia mencari keberadaan suara tersebut.
Joy yang hanya diam dibuat bingung oleh winter yang seperti menertawakan sesuatu.

" Kamu kembali lagi " suara yang sangat familiar di telinga Nia.
Seketika rasa sesak di dada terasa sangat menyakitkan. Penerangan kamar tersebut kini menyala secara tiba-tiba membuat Nia mau tak mau mengerjapkan matanya berkali-kali.

" Kau..." Nia dibuat tambah terkejut saat menjumpai winter yang tengah duduk di sisi tengah ruangan.
Air mata Nia lolos begitu saja, rasa yang Nia dapatkan hanyalah sakit yang teramat dalam di hatinya.
Sosok winter yang dulu secercah cahaya matahari kini sudah pecah berkeping-keping dalam ingatan Nia.

Kini didalam hati Nia, winter sudah menjadi duri dalam hidupnya. Entah yang dulu ataupun yang sekarang.
Sosok winter yang dulu terkenal akan kelembutannya kini berubah sirna menjadi sosok yang menyeramkan sekaligus menjijikkan bagi Nia.
Wajah Nia kembali datar tanpa ekspresi, nafasnya ditarik dalam-dalam dan dihembuskan secara kasar
" Untuk apa kau menangkap ku??"

Winter berjalan mendekati ranjang Nia, sontak Nia bergerak mundur dari duduknya. Winter duduk di sisi ranjang, kakinya bersila dengan tatapan yang menatap tajam ke arah kuku nya yang runcing.
" Lama tak bertemu, apa begini caramu menyambut kekasihmu??" Kalimat kekasih diucapkan penuh penekanan.

Nia mendengus kesal " kekasih?? Sepertinya tuan sedang bermimpi saat ini " Nia menjawab dengan sinis.
Senyum menyeringai terlihat dari sudut bibir Winter.
" Apa kau sudah lupa?? Saat kejadian dimana kau mendesah pelan di bawahku " bisikan winter berhasil membuat Nia menggenggam erat tangannya, winter tersenyum puas melihat reaksi lawan bicaranya.
Dasar bajingan, batin Nia.

.

.

.

Dilain sisi, Raja Valdes yang mendengar penuturan pelayan pribadi Nia langsung naik pitam
" Bagaimana bisa anakku menghilang??" Amarah Raja Valdes terdengar menakutkan bagi yang mendengarnya " maaf tuan, saya telah lalai menjaga nona " ucapan Lulu sedikit bergetar karena ketakutan.

" Kau boleh pergi " ucap Raja Valdes setelah melihat ketiga pangeran nya kini datang. Lulu memberi hormat untuk undur diri. Setelah Lulu pergi, pangeran Maldev, pangeran William dan pangeran Harry memberi hormat
" Salam ayahanda " ketiga pangeran itu dengan serempak memberi salam.
Raja Valdes mengangguk dan menerima hormat mereka.

" Ayahanda tampak resah?? " William membuka percakapan lebih dulu.
Raja hanya menghela nafas berat, raut wajahnya seakan sulit terbaca.
" Ada yang bisa kami bantu, ayah?"
Ucapan Maldev langsung ke inti.

Raja hanya diam beberapa saat, membuat para pangeran menatap resah wajah ayahnya itu.
" Victoria hilang di dunia manusia "
Ketiga pangeran itu sontak terkejut dengan penuturan Raja Valdes.

Vampire My Pretty. [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang