“Jadi berapa lo mau bayar barang bagus kayak gini?”
Airmata Moira jatuh saat itu juga. Suara musik yang ia dengar memang kencang, tapi ia tidak salah mendengar kata - kata Edwin barusan.
Demian menatap Moira lekat - lekat hingga ia menjawab pertanyaan konyol Edwin. “Karena gue makenya dalam jangka panjang gimana kalo gue bayarnya juga pake angsuran jangka panjang?”
Moira baru saja menerima tikaman yang begitu menyakitkan dalam hatinya. Kakinya sangat lemah untuk lari dan tangannya tidak bertenaga untuk memukul mereka berdua. Demian juga Edwin.
“Salam kenal, nama ku Demian” pria itu mengulurkan tangan kanannya pada Moira.
Gadis itu tidak menggubris dengan tatapan marah gadis itu.
Demian sudah biasa dengan hal seperti itu.
Moira tetap mengabaikannya.
Akhirnya Demian hanya menarik lengannya kembali ke sisinya.“Duduk disini sayang, ini jadi hari pertama kita”
Hari pertama? Moira berteriak di dalam hatinya. Bahkan ia belum menyetujuinya. Tapi Edwin mendorong Moira pada Demian dan pria itu menangkapnya.
Seluruh pikiran Moira buntu karena tidak pernah mengalami hal seperti ini. Ia akhirnya cuma menurut dan duduk di kursi tepat di sebelah Demian sambil menunggu waktu yang tepat untuk kabur. Edwin duduk di sisi yang satunya lagi.
Moira tidak berani menoleh pada pria menyeramkan di sampingnya. Dari penampilannya saja sudah menunjukkan pria itu jahat.
Demian memiliki postur tubuh sempurna sebagai laki – laki. Kulitnya tampak kecoklatan di bawah lampu bar yang temaram di tambah jambang tipis Demian menunjukkan ia lelaki seksi yang eksotis. Meskipun perilakunya minus tak akan ada wanita di dalam sana yang mungkin sanggup menolaknya.
Alpha baru tiba di depan club itu. Beruntung jalan yang ia lalui tidak begitu macet dan ia sampai dengan cepat. Tidak ingin membuang waktu ia melempar kunci mobilnya pada seorang petugas valet disana. Dan ia langsung menuju pintu masuk.
Terlihat beberapa orang memasuki gedung yang sebenarnya tidak terlalu besar itu. Alpha hanya mengikuti mereka melewati lorong panjang menuju pintu masuknya. Dua lelaki besar berjaga di ujung lorong. Melakukan scan pada membercard para tamu yang berdatangan.
Ini tidak bagus. Alpha tidak memilikinya. Tapi ia harus masuk kesana hanya untuk memastikan Edwin membawa Moira kesana. Atau yang lebih pasti adalah memastikan Moira ada disana.
Langkah kaki Alpha terhenti di depan staff penjaga itu.
“Bisakah aku masuk sebentar, aku cuma butuh beberapa menit memastikan orang yang ku kenal ada di dalam sana” pintanya.
Penjaga itu menggeleng dengan tatapan tajam. Mereka tampak sangat tegas. Dan juga kuat. Alpha tidak akan kuat melawan mereka untuk menerobos masuk. Tapi bagaimana ia bisa masuk?
“Baiklah, bagaimana caranya aku dapat card seperti itu?” tanya Alpha.
“Kamu harus punya koneksi” jawab seseorang dari belakang Alpha. Ia merasa menunggu terlalu lama dari biasanya karena Alpha menghambat jalurnya. Alpha menoleh kebelakang, melihat pada si pemilik suara.
Ia hanya seorang wanita. Sendirian. Wanita itu balik menatapnya dari atas sampai ke bawah. Tentu saja, penampilan Alpha tidak buruk untuk dipandang, apalagi ia adalah orang kaya yang selalu mengenakan setelan mahal.
Alpha tampak kecewa. Ia tidak mengenal seorangpun disana.
“Sepertinya kamu sangat membutuhkan bantuan” wanita itu menyerahkan membercard nya pada petugas disana. “Dia datang bersamaku” ucapnya dengan gaya yang sangat cool.
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.M.E
General FictionYang terlihat di luar hanyalah sebuah cerita yang indah. Rumah megah itu menyimpan cerita yang sebenarnya. Moira : "Mereka membenciku meski papa berkata aku adalah malaikat. Rumah ini, aku akan mengembalikannya seperti yang seharusnya. " Edwin : "Se...