⚠️Happy reading ⚠️
Moira mengetuk – ngetuk kamar pintu Alpha. sekarang masih pukul delapan dan ia sudah sangat siap untuk kencannya.
Kencan pertamanya.
Ia mengenakan blouse putih
tanpa lengan dengan balutan kardigan merah yang tipis untuk menutupi lengannya dan jeans biru semata kaki. Ia juga mengenakan jepit rambut untuk menghiasi rambut pendeknya. Tidak lupa lipstick merah muda yang tipis mewarnai bibirnya. Moira sangat excited dengan kencannya bersama Alpha.“Kak... kak Alpha.....” ia memanggil – manggil dari luar.
Alpha bukannya belum bangun, ia baru selesai mandi. Ia ragu dengan kencan itu. Perasaannya masih bersalah. Setiap kali melihat Moira ia merasa sudah seperti naik roller coaster, jantungnya berdebar, ada perasaan mual namun perasaan menyenangkan yang ia dapat juga melebihi segalanya. Sebagai pria dewasa yang selalu menjunjung moral dan bermartabat ia juga mengingat ayahnya namun tidak dapat di pungkiri ia juga sangat menginginkan gadis itu dalam dekapannya.
Ia mendengar Moira menekan tombol pada alat pengunci dari luar.
“Dua dua tiga tiga lima lima” Moira setengah bersenandung sambil menekan tombol. Ia sudah tahu sandi nya sejak pertama masuk ke kamar itu. ia mengingat Alpha menekannya saat itu.
Pintu terbuka.
Moira menghambur masuk ke dalam kamar dengan senyuman riang. Ia berlari kecil namun kemudian berhenti ketika melihat Alpha masih berada di bawah selimut dengan mata yang masih tertutup. Ia mendekat dan memperhatikan Alpha dari samping tempat tidur. Ia menikmati pemandangan yang berharga itu.
Ia naik ke atas kasur untuk duduk bersimpuh di samping Alpha. Mencoba menahan kikikannya. “Akting tidur kakak jelek banget!!”
Alpha membuka kedua matanya. Gadis itu benar – benar menakutkan. “Kenapa bisa ketahuan sih?!” ia meracau pelan pada diri sendiri dan berguling untuk membelakangi Moira karena kesal.
“Liat deh rambut kak Alpha itu masih basah tau!!” Moira menjawab pertanyaannya sambil tertawa cekikikan. “Dan lagi...”
Alpha menoleh ke arahnya.
Moira menyibak selimut Alpha dan melemparnya ke lantai. “Ada ya orang tidur pake jeans?!” ia terkekeh lagi. Sangat lucu melihat Alpha tidak berhasil membohonginya.
Alpha berbalik lagi pada Moira. Ia menyerah. Ia tidak bisa menghindari gadis itu. Apalagi saat ini Moira berdandan sangat manis.
Moira terlihat lebih manis saat berambut pendek seperti sekarang. Saking imutnya sampai membuat Alpha ingin mendekapnya erat – erat. Gadis yang sebelumnya tidak ada sekarang menjadi begitu nyata, bahkan gadis itu berada di dalam kamarnya.
Di atas tempat tidurnya.
Lantas ia harus bagaimana.
Tangan kanan Alpha meraih pinggang kecil Moira untuk menariknya hingga jatuh ke sampingnya. Ia membuat Moira salah tingkah. Moira gelagapan karena saat ini ia sedang berbaring tepat di samping Alpha dan pria itu tengah menatapnya tajam.
“Moira.. kamu tau ga resikonya masuk ke kamar cowok?”
Kedua mata Moira berkedip – kedip. Ia memikirkan hal apa saja yang bisa terjadi dengan situasi seperti ini. Tapi otaknya tidak bekerja. Malah justru jantungnya yang bekerja sangat keras memompa darah dengan cepat sampai – sampai suaranya seperti genderang bercampur suara helaan nafas pria itu. Keduanya membaur memenuhi pendengaran Moira.
Alpha membiarkan kegilaan merasuki dirinya. Ia sudah tidak ingin peduli. Ia hanya bersikap seperti biasanya yaitu tidak menganggap Moira sebagai keluarga. Tangan kirinya melingkar di bawah tubuh gadis itu dan menahannya agar tidak kabur. Sedangkan tangan kanannya mulai menggenggam tangan Moira. Ia membuat Moira tidak berkutik. Tubuh Alpha bergerak untuk membatasi ruang gerak Moira. ia tepat berada di atasnya dan membuat gadis itu semakin menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.M.E
General FictionYang terlihat di luar hanyalah sebuah cerita yang indah. Rumah megah itu menyimpan cerita yang sebenarnya. Moira : "Mereka membenciku meski papa berkata aku adalah malaikat. Rumah ini, aku akan mengembalikannya seperti yang seharusnya. " Edwin : "Se...