Hari Penuh Masalah

8 2 0
                                    

Ponsel Moira berdering berkali - kali saat gadis itu masih di kamar mandi. Suaranya lumayan kencang memenuhi seisi kamar Shana.

"Moi, Bi Jani nelpon tuh" ujar Shana saat Moira kembali ke kamar. Ia melihat sekilas ke layar ponsel namun tidak berani menjawab panggilan yang bukan miliknya.

Moira merasa tidak enak. Bukan hanya membuat berisik tapi juga merasa menyesal tidak memberi tahu orang rumah ia tidak pulang semalam.

Diraihnya ponsel yang dari tadi berada di meja belajar Shana. Ada delapan panggilan tidak etrjawab dari bi Jani. Ia segera menelepon ART di rumahnya itu.

"Haloo bi.."

"Non Moi dimana?"

"Moi di rumah Shana bi"

"Astaga.. saya takut banget non Moi di bawa kabur mas Edwin lagi. Saya kira belom bangun jadi saya masuk ke kamar tapi non Moira ga ada"

"Maaf bi, Moi lupa bilang bibi kalo nginep di tempat Shana"

"Saya lega kalo gitu, non mau sarapan disana atau bibi anterin ke sekolah?"

"Disini aja bi, ga usah repot dibawain segala"

"Ya udah kalo gitu ati - ati nanti berangkatnya"

"Iya bi"

Moira mengakhiri panggilan dan melanjutkan untuk bersiap - siap ke sekolah. Meksi tidak adabpelajaran yang di ikuti ia harus mengikuti beberapa panduan untuk masuk kuliah yang di berikan di sekolahnya dan absennya terus berjalan.

Bi Jani menaruh ponselnya di atas kulkas dan kembali menyiapkan sarapan untuk dua majikannya yang berada di rumah.

Alpha lebih dulu tiba di ruang makan untuk menyantap sarapannya. Ia melihat hanya ada dua porsi sarapan di meja.

"Bi, Moira udah berangkat duluan?" Alpha bertanya pada bi Jani yang masih di sana.

"Non Moira semalam nginep di rumah temannya"

"Temannya yang mana?"

"Shana, mas Alpha"

Alpha sedikit kesal mendengarnya. Ia dapat menduga Moira sama sekali tidak pulang semalam. Ia benar. Dan itu karena dirinya. Ia teringat kembali dengan kejadian di ruanganmya. Ia masih bisa mengingat bagaimana polosnya adiknya tidur di ruangannya. Ia dapat mengingat bagaimana ia terhanyut dengan suasana itu hingga membuatnya lupa siapa dirinya dan siapa Moira.

Alpha tahu Moira pasti tidak ingin bertemu dengannya. Tapi ia perlu menjelaskan kejadian semalam. Ia perlu meluruskannya. Menelponnya pun percuma, Moira tidak akan mau menjawab teleponnya. Ia mengendarai mobilnya dengan cepat menuju sekolah Moira sebelum ke kantor. Ia berharap dapat mencegat Moira di depan sekolah.

Para remaja berseragam lalu lalang di dekat mobil Alpha tapi tak ada satupun yang menyerupai gadis yang ingin ditemuinya. Bahkan Alpha menyapu area gerbang sekolah dengan pandangannya semenjak ia tiba di depan sekolah. Ia menuggu Moira dan Shana muncul. Namun ia terlambat. Dua gadis itu sudah ada di dalam gedung sekolah dari tadi.

Ia hanya melihat anak laki - laki yang ia kenali sebagai Pharel. Tetangga sekaligus teman dekat Moira. Pharel terlihat dari arah belakang mobinya. Alpha bisa melihat motor yang sering di pakainya saat menejmput Moira hampir di setiap pagi. Alpha menekan klakson saat Pharel melintas di sisi mobilnya.

Pharel berhenti.

Alpha keluar dari mobil. Ia terperangah dengan dirinya sendiri. ia mengenali Pharel dari kejauhan padahal ia berusaha untuk tidak memperhatikan Moira apalagi orang - orang di sekitarnya.

H.O.M.E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang