In Love Again

10 2 0
                                    

Hari ini mungkin menjadi hari keberuntungan bagi Edwin.

Meski pekerjaannya tidak menunjukkan perkembangan. Edwin cukup menikmati waktu bersantai di kantornya tanpa harus benar – benar serius bekerja, ia percaya kakak sulungnya akan menyelesaikan atau menyempurnakan hasil kerjaanya.

Ayahnya tidak pernah menanyakan bagaimana harinya atau memaki kinerjanya yang biasa saja. Atau memarahinya karena berani membawa Moira ke club malam. Ayahnya dan ibu tirinya memang tidak tahu hal itu. Mereka sangat sibuk akhir – akhir ini.

Edwin menatap jam digital di mejanya. Sekarang belum waktunya makan siang atau belum saatnya ia melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Palma Hotel. Tapi ia ingin pekerjaannya cepat selesai agar dapat bermain dengan mainan barunya yang juga merupakan asistennya.

Yaitu Angel.

Angel sangat menarik dan selalu memberikan feedback setiap kali di goda. Tubuhnya juga berisi, dia juga memiliki boop yang menggoda. Penampilannya tidak pernah mengecewakan meski ia hanya pegawai biasa.

Namun keberuntungan yang sebenarnya adalah ketika sang klien datang sendiri ke kantor Edwin. Jamie selalu memilih menemui kontraktornya sendiri daripada menyuruh orang lain mewakilinya.

Jamie memiliki janji dengan Edwin  dan timnya selepas makan siang, tepat pukul dua siang nanti. Namun Jamie memiliki waktu lebih untuk mampir lebih cepat dan datang sendirian tanpa di temani asistennya. Ia lebih memilih sendiri karena hal pribadi yang dari kemarin mengganjal pikirannya. Ia dapat melihat Edwin berada di ruangannya dari luar. Mereka hanya terpisah dinding kaca bening yang mengelilingi ruangan Edwin.

Salah seorang staff menyapanya. “selamat siang, bu Jamie”.
Jamie menyapa balik wanita muda di depannya.

“Hai Angel” Jamie menatap Angel lumayan lama seoalah mengorek kedalam diri Angel. Kelebihan dan kelemahan gadis di depannya.

Angel lebih segar dan lebih muda. Ia terlihat bersemangat untuk bekerja meski atasannya seorang yang belum memiliki prestasi apapun dalam perusahaan. Tapi Jamie tahu Angel banyak membantu Edwin selama sebulan terakhir.

Bahkan dalam urusan asmara.

“Atasanmu sedang tidak sibuk kan?” ia bicara dengan santai sambil melirik kedalam ruang tertutup itu.

Angel tersenyum meski mengetahui jadwal pertemuannya masih dua jam lagi. “Saya akan menyampaikan kedatangan bu Jamie, permisi”.

Ia mengetuk pintu dan kemudian masuk kedalam.

Jamie dapat melihatnya berbicara sebentar dengan Edwin. Jamie dapat melihat rona di wajah Angel sama seperti saat yang lalu. Jamie mulai penasaran dengan hubungan mereka. Cukup lama Jamie tidak bertemu Edwin, dan ia tidak tahu sebanyak apa Edwin berubah, apa ia masih suka melirik gadis – gadis lain seperti dulu atau tidak lagi.

“Silahkan, anda bisa masuk sekarang”

Angel mengagetkannya.

Jamie terlalu lama menatap Edwin hingga tidak sadar Angel sudah keluar dan menyilahkannya masuk.

“Sepertinya janji kita jam dua nanti atau jam ku terlambat?” keluh Edwin dengan ketus.

“Ya ampun begini sambutanmu dengan klienmu?” balas Jamie. Ia baru masuk bersama Angel.

“Pak, apa ada yang perlu saya siapkan?” sela Angel dengan sopan. Ia memang selalu bersikap profesional saat di kantor terhadap Edwin.

“Aku perlu secangkir kopi, bolehkah?” pinta Jamie. Nadanya seolah sedang mengejek Angel.

Dan itu cukup menyinggung. Biasanya Angel membantu menyiapkan minuman untuk tamu Edwin tapi sekarang Jamie seperti sedang mencemooh dirinya.

“Angel, tolong buatkan dua ya. Aku juga sedang mengantuk” Edwin juga ternyata memintanya tapi dengan nada yang lembut dan senyuman yang manis. Seperti biasa itu membius Angel untuk segera melaksanakan perintahnya.

H.O.M.E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang