Malam Terburuk (2)

13 2 0
                                    

“Bagaimana kalau kita cari tahu! gue ga bakal tahu lo virgin apa enggak kalau ga kita coba, iya kan?”

Pria di atas tubuh Moira itu sungguh seorang bajingan. Tekat Moira semakin kuat untuk memberontak apalagi saat Demian mencoba memasukkan jarinya ke dalam milik Moira. Ia tidak terlalu kesulitan karena ia sudah sangat profesional dalam melakukan itu. Ditambah keadaan Moira yang sulit mengendalikan tubuhnya. Moover ira hanya bisa merasakan sakit ketika jemari itu memaksa masuk kedalam sana.

Tangan Moira merentang mencoba meraih apapun yang bisa ia raih untuk menghentikan Demian sementara menahan kemarahannya karena tangan kotor pria itu menjamah ke dalam organ kewanitaannya.
Jangkauan tangan Moira hanya berhasil meraih sebuah bingkai foto kecil di atas meja di dekat tempat tidurnya. Ia memukulkan bingkai itu ke kepala Demian dengan semua tenaga yang ia punya. Tekatnya untuk lepas dari efek obat lumayan membantu.

Demian tersigap dan menatap Moira dengan gemas. Ia malah tertawa kecil karena Moira memukulnya. Ia memegang bagian atas kepalanya yang terpukul oleh sudut bingkai foto itu. Pukulan Moira tidak kuat tapi siku bingkai itu cukup tajam dan melukai kulit kepalanya hingga kulitnya mendapatkan luka yamg kecil.

“Sialan!!” ia mengeluh.

Kesempatan untuk Moira untuk kabur. Ia hanya berhasil berguling karena tubuhnya masih sulit bergerak. Ia malah jatuh ke lantai.

“Lo makin bikin gue gemes aja!” Demian ikut beranjak meninggalkan kasur. Ia berlutut menghadap Moira yang masih tertelungkup di lantai. Nafsunya makin menggila menyaksikan tubuh Moira yang mulus tersingkap. “Lantai ga masalah buat gue!”

“Ba..jingan!!!!” akhirnya Moira bisa berdesis. Setidaknya ia berhasil memaki pria itu.

Demian membalik tubuh Moira agar menghadap ke arahnya. Ia mengabaikan tatapan kebencian yang di pancarkan kedua mata gadis itu. Ia kembali mengurung Moira dengan tubuhnya. Ia menahan kedua tangan Moira yang masih berusaha mencari – cari benda yang bisa digunakannya untuk memukul Demian.

“Bersabarlah, kita ga perlu buru – buru!” bisiknya lagi seraya membawa tangan Moira ketubuhnya sendiri. "Tidak pernah ada yang kecewa sama gue" Ia menyeringai lalu mendesah panjang saat menuntun tangan kanan Moira untuk membelai kejantannya yang sedang menegang. Ia semakin keras.

Menjijikkan!! Moira tidak sudi.

"Loe ga sabar lagi kan?"

Andai Moira bisa meludah ia ingin meludahi wajah pria diatasnya itu. Tangannya dipaksa menyentuh Demian.  Pria itu terangsang sendiri dan mengerang senang, matanya mengerjap merasakan sentuhan Moira.

Setelah puas mempermainkan tangan Moira ia kembali mencumbu bibir tipis Moira. Ia memberikan ciuman andalannya yang selalu berhasil membuat para wanita mabuk kepayang.
Sayangnya gerilya lidahnya di dalam mulut Moira tidak berhasil membuat gadis itu pasrah.

Moira masih berusaha mengumpulkan kekuatannya. Kakinya terus berusaha bergerak – gerak untuk melepaskan diri.

DUUKK!!!

Pelan tapi kena.

“Anjing!!!!” Demian memaki Moira karena dengkul gadis itu menyikut selangkangannya. Tidak keras tapi cukup membuatnya kesakitan karena saat ini miliknya sudah menegang. “Arrggghh!!!! Cewek sialan!!!” ia berguling melepaskan tubuh Moira.

Moira merangkak dengan semua tenaga yang ia miliki menuju pintu. Ia tidak menyangka ia bisa bangkit sekarang dan membuka pintu itu. Kakinya masih sangat lemah tapi ia masih bersikeras menyeret dirinya sendiri untuk kabur.

Demian berdiam diri di dalam kamar menahan rasa sakitnya yang sebentar lagi akan hilang. Ia tahu Moira tidak akan bisa kabur kemana – mana karena masih dalam pengaruh obat.

H.O.M.E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang