Alpha berdiri di samping meja makan dan menatapnya Moira.
Entah sejak kapan.
Moira tidak mendengar langkah kaki pria itu. Ia segera menelan sisa cheesecake dalam mulutnya dan berdiri pelan – pelan lalu menutup kulkas. Ingin rasanya langsung menghilang dari sana. Melihat wajah Alpha saja sudah mengingatkannya pada kejadian dua malam sebelumnya.
Keringat mengalir di pelipis Moira. Ia masih berdiri membelakangi Alpha. Berharap kakaknya akan segera pergi. Atau ia yang harus cepat menghindar.
Sebenarnya Alpha menunggu Moira untuk beralih. Ia ingin mengambil beberapa soda untuk di alihkan ke kamarnya. Tapi Moira malah mematung di depan lemari pendingin besar itu.
“Kamu ga mau pergi?” Alpha akhirnya bertanya.
Mendengar suara Alpha membuat Moira merinding. Ia berbalik dan berlari kecil melewati Alpha sambil menunduk. Alpha menghampiri kulkas tanpa peduli dengan gadis itu.bukannya ia lupa dengan hal gila yang ia lakukan tapi ia tidak ingin membuat Moira merasa lebih tidak nyaman.
PRAAANNGGGGG
Moira baru sampai di ruang tengah ketika ia mendengar suara itu. Suara perkakas kaca pecah dari lantai atas. Jantungnya semakin berdebar tidak karuan. Ia sudah menduga yang terjadi. Dan merasa sangat sial karena dua kakak laki – lakinya sekarang berada di rumah.
Alpha juga mendengar suara berisik itu. suaranya sangat kencang. Ia meninggalkan ruang dapur dan mengikuti Moira menuju lantai atas sekaligus menuju kamarnya.
Edwin benar kembali. Setelah ia mendapat sedikit perawatan di rumah sakit karena di keroyok anak buah Dyon. Masih ada bekas luka dan pukulan di wajahnya. Ia juga terlihat lusuh dan berantakan.
Moira melihat Edwin berada di kamarnya. Cermin besar di kamarnya hancur berkeping – keping setelah Edwin melemparkan ponsel Moira yang di tinggalkan di kamar ke cermin itu. Ponsel Moira juga tidak selamat. Layarnya penuh retakan dan tergeletak di lantai. Ia menahan nafas sedih melihat nasib ponselnya. Tapi ia juga sedikit khawatir dengan keadaan Edwin. Ia berpaling kepada Alpha yang baru sampai di anak tangga paling atas.
Kalian abis berantem? Ia hanya bertanya dalam hati. Ia tidak tahu yang harus ia lakukan. Seandainya papa tahu hal ini mungkin papa makin sakit. Ia tidak boleh menceritakan apapun dulu sebelum papa sehat.
Edwin tidak mau keluar ia malah duduk di kasur menunggu Moira masuk untuk ia siksa. Tentu saja Moira tidak berani melangkah masuk ia justru akan pergi kabur keluar.
“Keluar kamu!!” seru Alpha pada Edwin.
“Kenapa?!” balas Edwin. “Kenapa abang milih bela dia dari pada aku? Padahal kita punya darah yang sama, anak itu cuman anak haramnya papa, anak sialan!!”
“Diam kamu!!”
“Kamu udah berubah bang!!”
“Sebaiknya kamu intropeksi diri, ku pikir kamu sadar sama kesalahan – kesalahan kamu”
“Aku ngelakuin itu karena aku cinta sama Jamie!!”
Alpha mual mendengarnya. Bisa – bisanya adiknya menyalahkan cinta.
“Abang ga mungkin tau karena bang Alpha ga punya hati!! hidup bang Alpha cuman buat ngewarisin harta papa doang. Jadi berhenti sok jadi pahlawan. Bocah itu samsak aku bang, tempat sampahku! Mainanku!!” Edwin menyeringai pada Moira mebuat gadis itu ketakutan.
Tubuh Moira gemetaran karena tatapan dan seringai Edwin. Apalagi yang di inginkan pria itu. Harapan Moira memiliki kakak laki – laki yang yang bisa diandalkan benar – benar pupus.
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.M.E
General FictionYang terlihat di luar hanyalah sebuah cerita yang indah. Rumah megah itu menyimpan cerita yang sebenarnya. Moira : "Mereka membenciku meski papa berkata aku adalah malaikat. Rumah ini, aku akan mengembalikannya seperti yang seharusnya. " Edwin : "Se...