⚠️⚠️⚠️
"Kamu mau kau berhenti?"
Moira segera menggeleng sebagai jawaban pertanyaan Alpha barusan.
Alpha melanjutkan aksinya. Ia menurunkan blouse itu hingga kepinggang dan meloloskan kedua lengan Moira. Menyisakan bra berwarna peach yang menutupi payudara ranum milik gadis itu. Warna itu begitu cocok menempel didepan dada Moira. Terlihat manis dan menggoda.
Ia melihat Moira masih diam membiarkannya menelanjanginya. Hanya satu langkah lagi yang perlu ia lakukan untuk menyingkirkan blouse sialan itu. Tapi Alpha tidak melakukannya.
Ia akan melakukannya perlahan. Gadis itu masih sangat polos. Bahkan ia tidak pernah di sentuh siapapun. Alpha akan memperlakukannya dengan manis.
Alpha memagut bibir Moira lagi. menciumnya dengan lembut sebelum bibirnya menyusuri leher hingga bahu Moira. Jemarinya merayap seolah sedang mengukur lebar pinggang dan punggung gadis itu.
Dan yang Moira lakukan hanyalah diam mempelajari, merasakan semua sentuhan sensasional yang di berikan kakaknya. Ia dapat merasakan panas dari telapak Alpha yang lebar di kulit punggungnya yang sensitif. Tubuhnya seketika menggeliat dan mendekap pria itu. Ia tidak peduli jika tubuhnya sekarang hampir telanjang. Yang ia tahu tubuhnya sekarang bukan miliknya. Ia tidak bisa mengontrolnya. Meski ia tahu yang ia lakukan salah, tubuhnya tetap ingin menempel pada pria itu.
Alpha menciumi tengkuk Moira saat gadis itu mendekapnya. Dan jemarinya menyelinap di antara kulit dan bra merah muda itu. Meraih apa yang tidak boleh ia sentuh. Payudara mungil yang tak pernah tersentuh orang lain sebelumnya. Alpha menyadari gairahnya yang semakin kuat, ia sangat gila karena ingin menyentuh gadis itu lagi dan lagi bahkan menginginkan lebih. Kejantannya menegang dan sangat menginginkan gadis itu. Kenyataan bahwa mereka masih bersaudara seakan tidak berfungsi.
Sangat sulit bagi otaknya untuk menahan dirinya. Apalagi saat Moira membalas segala sentuhannya dengan gerakan yang semakin menekan bagian sensitif di bawah sana.
"Kamu benar - benar nakal!!" Alpha mengumpat pelan karena gemas. Dan Moira malah tersenyum mendengarnya. Tangan Alpha masih berada di dada gadis itu. "jangan sampai cowok lain ngelakuin ini ke kamu, ingat!!!"
Moira mengangguk. Ia tidak pernah tahu jika ia bisa memberikan kesenangan pada Alpha dengan membiarkannya menguasai tubuhnya seperti sekarang.
pria itu melepas kaitan bra Moira. "juga ini!!" sambungnya. Tangannya kini bebas menyentuh dan kembali meraba dada mungil yang manis tapi sangat menggoda bagi Alpha. Ia menciuminya tanpa ragu, ia tahu Moira juga akan menikmatinya.
Tangan Alpha turun ke pinggang Moira melewati blouse yang masih tersangkut disana. Terus turun dan menyelinap bagian yang paling sensitif.
Moira terkejut merasakan pergerakan itu. Kedua matanya terbebelalak. Namun yang ia lihat adalah tatapan tajam Alpha yang seolah memberi perintah untuk tetap diam. Alpha mendorongnya pelan hingga terbaring kembali. Dan pria itu tetap duduk sambil melihatnya. Moira tampak malu karena penampilannya yang mulai acak - acakan.
"Kamu yakin mau nerusin ini?" Alpha bertanya sekaligus menggoda. Di sentuhnya milik Moira yang masih tertutup celana dalam berwarna senada dengan bra yang ia kenakan. Ia membelainya dan melihat reaksi Moira.
Gadis itu menggeliat geli dan menikmati setiap sentuhannya yang lembut. Tentu saja itu membuatnya makin tidak bisa berpikir jernih dan reflek mengangguk pelan
"Yakin?" Alpha berhenti. Ia fokus menatap ke kedua mata Moira. Tatapannya berubah sayu.
Moira dapat melihat kepedihan dalam diri Alpha. Ia membelai pipi Alpha dengan jemarinya lentik. Pria itu sedang menahan diri sekuat tenaga. Ia tidak ingin merusak Moira meski Moira tetap menginginkannya. Semua resiko yang akan terjadi Moira mungkin mengabaikannya, dan perasaan yang makin dalam Moira akan semakin menyukainya.
Ia akhirnya mengangguk sambil tersenyum Terlepas dari rasa penasarannya ia juga menyukai Alpha. ia tidak tahu apakah itu cinta. Yang ia tahu ia sangat menyukainya, ia bahagia bersama pria itu, lebih bahagia daripada hanya sekedar adik tiri saja. ia bahagia dapat membuat Alpha senang. Tidak hanya hatinya yang mengingikan pria itu, tapi tubuhnya juga.
Keputusan Moira semakin membuat Alpha merasa pedih.
Ia mencintai Moira.
Sungguh!!
Melakukan sex bersama gadis itu membuatnya merasa seperti bajingan. Moira masih delapan belas tahun, belum lagi ia seorang perawan. Ia tidak bisa melakukan lebih dari ini meski tubuhnya menginginkannya, meski Moira menginginkannya. Meski otaknya di penuhi imajinasi bercinta dengan gadis itu, meskinya dirinya di penuhi nafsu yang sudah meledak - ledak. Hati kecilnya mengatakan tidak. Ia menyayangi Moira, ia ingin melindunginya bahkan dari dirinya sendiri.
Alpha jatuh di samping Moira. Membuat gadis itu kebingungan.
"Kita sampai disini dulu ya"
"Ke- kenapa?" Moira mengubah posisi badannya menjadi miring untuk menghadap Alpha.
Alpha meraih tangan Moira untuk di genggam. Ia melihat ke wajah polos Moira. di kecupnya kening gadis itu.
"Sudah jangan banyak tanya, bukannya kita mau jalan?" Ia bangun dan turun dari kasur. Di raihnya cardigan milik Moira juga selimutnya yang teronggok di lantai.
"Apa karena Moi masih kecil?" Moira merasa rendah diri setelah Alpha menolaknya. "Atau karena boop-ku kecil?"
"Bukan gitu.."
"Karena Moi masih perawan?"
Alpha berhenti membereskan selimutnya.
"Benar kan? Kalau Moi ga perawan kakak mau ngelakuin itu sama Moi ga?"
Alpha mendadak kesal dengan ucapan ngawur dari gadis itu. Ia menoleh pada Moira yang mencoba mengenakan branya kembali sambil tertunduk. "Jangan ngomong ngaco kamu!!"
"Trus?" Ia sudah selesai mengaitkan branya.
Alpha menghampirinya lagi saat ia mulai memasang dressnya kembali. Ia meraih dagu gadis itu. Alpha membuat Moira mendongak untuk melihat kearahnya. Gadis itu merengut karena tidak mengerti yang Alpha lakukan adalah demi dirinya sendiri. ia mencium Moira lagi agar gadis itu berhenti bawel.
"Karena aku mencintaimu"
Wajah Moira seketika panas dan memerah luar biasa. Ia bahkan sampai menahan nafas saat mendengar kata - kata nan magis itu. kedua tangannya pun berhenti bekerja. Bagaimana satu kalimat bisa membuatnya syok sekaligus bahagia seperti ini. ia ingin mendengarnya lagi.
"A- apa barusan?"
"Baguslah kalo ga dengar" sahut Alpha. ia juga tersipu setelah mengatakannya. Ia memilih berada di belakang Moira dengan alasan membantu Moira menarik resleting dressnya. Wajahnya juga memerah karena omongan konyol yang tiba - tiba keluar sendiri dari mulutnya tanpa ia pikirkan.
Moira telah selesai merapikan dress dan cardigannya. Ia menumpang berkaca dan menyisir rambutnya. Membenarkan jepit rambutnya lalu pergi keluar kamar lebih dahulu. Ia akan ke kamarnya untuk mengenakan lipstick lagi dan memakai sedikit parfum sebelum bernagkat.
Senyum Moira terus mengembang. Ia bersenandung pelan seraya menutup pintu kamar Alpha.
"Moi, kenapa kamu keluar dari sana?"
Moira terkejut bukan main. Jantungnya lebih berdebar dari sebelumnya karena suara barusan. Suara yang sangat ia hapal.
Ia melihat sosok ibunya berdiri di lorong tepat di depan kamarnya yang sama terkejutnya karena melihatnya keluar dari kamar Alpha.
✳️✳️✳️
To be continue...
....
....
....
Please kasih vote..
![](https://img.wattpad.com/cover/200619487-288-k904233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.M.E
Ficción GeneralYang terlihat di luar hanyalah sebuah cerita yang indah. Rumah megah itu menyimpan cerita yang sebenarnya. Moira : "Mereka membenciku meski papa berkata aku adalah malaikat. Rumah ini, aku akan mengembalikannya seperti yang seharusnya. " Edwin : "Se...