"Seriusan?"
Alaika mengangguk menjawab pertanyaan Nisrina.
"Kapan lagi bisa mandi sungai. Tinggal nyebrang jalan setapak itu juga nyampai" Alaika menunjuk jalan setapak didepan rumah warga yang mereka pakai untuk menginap.
"Udah gerah nih. Nunggu wc yang cuma 2 biji tapi yang makai puluhan sih keburu maghrib baru bisa mandi" ucap Alaika kesal.
"Ya udah deh, ngikut" ucap Nisrina sambil mengekori Alaika.
"Abang...." sapa Alaika riang sambil melambai-lambaikan tangannya pada sosok Abram dan Adam yang sedang berpatroli.
"Ya Allah Alaika, abang kira kembang desa mana gitu manggil-manggil kami" ucap Adam yang membuat Alaika senyum-senyum malu-malu kucing.
"Mau kemana sarungan? Ronda malam masih lama" ucap Abram dengan segala kemampuannya merusak suasana manis antara Alaika dan Adam.
"Ini namanya kembanan dasar pria. Mau mandi lah, masa mau fashion show" jawab Alaika atas pertanyaan Abram.
"Kamar mandi ada, mandi sungai nggak ada. Ntar kalau kamu hanyut, kami yang dituntut. Nggak punya skill renang juga sok-sokan mandi sungai" ucap Abram sambil melepas jaket biru kesayangannya dan menyampirkannya pada kedua bahu putih dan mulus milik Alaika. Alaika terlihat tidak tersentuh sama sekali dengan sikap manis Abram, namun wanita itu tidak menolak sikap manis Abram.
Nisrina sedikit menyipit saat Alaika menerima jaket tersebut dan bahkan membetulkan letak jaket tersebut agar lebih pas. Ia curiga tanpa Alaika sadari, jauh didalam dirinya sudah sedikit demi sedikit menerima Abram.
"Tapi kamar mandi penuh dan harus antri juga. Abang ikut aja kalau nggak percaya sekaligus menyaksikan sedikit kemampuan Ala, Ala bisa ngapung loh" ucap Alaika bangga.
"Maksud kamu ngapungnya pas jiwa udah terpisah dari raganya gitu?" cibir Abram.
"Udah sana balik ke penginapan" titah Abram pada Alaika.
"Dam, suruh beberapa panitia keamanan jaga sungai. Nggak boleh ada satupun peserta yang main apalagi mandi disungai" titah Abram kepada Adam. Adam tersenyum pada Alaika sebelum meninggalkannya dan berbalik menuju penginapan panitia untuk menyampaikan perintah Ketum mereka.
Alaika berbalik arah dari Abram dan berjalan ke penginapan dengan wajah cemberut.
~~~~
"Alaika mana?"
"Ada didalam bang"
"Alaika udah dapat makan?"
"Udah"
"La, La..."
Nisrina langsung masuk kedalam penginapan bergabung bersama Alaika yang sedang mengunyah makanannya.
"Apa?" tanya Alaika.
"Kok Adam so sweet sih sama kamu" bisik Nisrina pada Alaika.
"Hah?" tanya Alaika bingung.
"Ngigau ya? Orang dari tadi aku disini kok dan nggak ada ngeliat muka tu orang, apalagi dua-duaan" lanjut Alaika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tadi aku ketemu pas ngambil makan. Dia nanyain kamu. Nanyain kamu udah dapat makan atau belum. Khawatir gitu nampaknya" bisik Nisrina lagi. Maklum dipenginapan wanita ini isinya ramai tapi wanita semua bisa gawat kalau gosip beginian bocor sampai ke luar.
"Seriusan? Benaran?" tanya Alaika dengan wajah berbinar. Nisrina mengangguk.
"Ya ampun jadi kenyang" ucap Alaika lagi. Nisrina tertawa.
"Habiskan tuh, ntar kita dimarah sama senior perempuan kalau nggak ngabisin makanan. Mubazir katanya"
~~~
"Nis. Jalan yuk. Bosan nih, mumpung masih ada free sejam ini. Kan kita 19.30 kan makrabnya?" ajak Alaika pada Nisrina yang sedang berbaring disampingnya.
"Mau kemana? Ntar terciduk sama panitia. Mana ngelewatin sarangnya lagi tuh"
Alaika berpikir sebentar. "Ke arah sana aja" tunjuk Alaika yang berlawanan arah dengan penginapan panitia.
"Disitu hutan. Ogah malam-malam ke hutan. Mau nya ketemu jodoh malah ketemu setan"
"Daripada ketemu mantan" timpal Alaika lagi.
"Jalan-jalan aja yuk. Bawa uang, siapa tau nanti ada tempat makan, kita makan"
"Kan tadi udah makan" jawab Nisrina heran.
"Tadi itu makanan utama, Nis. Kan makan penutup belum" kilah Alaika.
"Ini pasti keciduk ini sama Abram"
"Kok gitu?"
"Soalnya entah kenapa radar Abram tuh tajam banget kalau urusan keberadaan Alaika" canda Nisrina.
"Alai" ucap Alaika pada Nisrina.
"Nama kamu tuh Alai. AlaiKa" jawab Nisrina yang membuat Alaika cemberut.
"Mau kemana?"
"Tuh kan" bisik Nisrina pada Alaika.
Baru saja mereka melangkahkan kaki dijalan beraspal, suara Abram yang sudah mereka kenal langsung menyergap mereka.
"Mau nyari makan" jawab Alaika santai dan sambil terus berjalan, sementara Abram dan Adam sudah bejalan mensejajari Alaika dan Nisrina.
"Tadi kan udah dikasih makan sama panitia"
Alaika mengangguk menjawab pertanyaan Abram."Itu kan makanan pembuka, sekarang mau nyari makanan utama dan penutupnya"
"Ya Allah, belum kenyang La?" tanya Nisrina yang menyuarakan pemikiran Adam dan Abram. Lalu Alaika hanya mengangkat bahunya.
"Udah bang Abram sana gih, bang Adam aja yang boleh ikut" usir Alaika pada Abram.
"Kok gitu?" tanya Abram yang tidak terima.
"Karena kalau ada abang, Alaika nggak mungkin makan dengan tenang"
Pada akhirnya mereka makan berempat dan Alaika benar benar makan seperti yang ia sebutkan. Ketika Nisrina, Abram dan Adam hanya memesan minuman dan cemilan. Alaika memesan mie ayam bakso dan es jeruk kecil serta es nona sebagai makanan penutupnya.
"Habis?" tanya Abram yang melihat makanan Alaika memenuhi meja mereka.
"Habis" jawab Alaika yakin sambil meracik mie ayamnya dengan bersendok-sendok cabe.
"Pantas ya mulut kamu tuh pedas, hobinya nyemilin sambel" cibir Abram.
"Nggak usah mulai deh" jawab Alaika kesal karena bisa-bisa Abram merusak rasa laparnya.
"Bang Adam mau nggak? Kalau mau sini Ala suapin" tawar Alaika.
"Abang udah kenyang" tolak Adam halus sambil melempar senyum pada Alaika.
"Abang nggak ditawarin nih?" tanya Abram yang sarat akan kecemburuan.
"Kalau abang yang Ala tawarin, bisa-bisa habis semangkok" jawab Alaika yang seketika teringat kejadian nasi goreng.
"Kalau disuap Ala, abang satu suapan aja udah kenyang kok" timpal Abram.
"Baiklah, kalau begitu..." ucap Alaika manis. Abram memasang wajah bahagianya.
"Selamat kelaparan" ucap Alaika sambil memulai memakan mie ayam bakso yang dipesannya. Wajah Abram langsung berubah kecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE OUR LAST STORY (SELESAI)
Roman d'amourTidak ada yang seabadi aksara dalam menyimpan sebuah cerita. Bahkan ketika ingatan mulai berkarat dihujani sang waktu... Bahkan ketika hati membeku setelah jutaan purnama berlalu... Kisah terakhir kita akan tersimpan dalam untaian kata. Kita kan sel...