TIGA PULUH ENAM

2.2K 194 16
                                    

Bram itu sehari-hari memang sudah gila, sekarang malah tambah gila!

Alaika melangkah tergesa-gesa menuruni anak tangga. Semua ini salah Bram.

"Ngapain abang kesini?" tanya Alaika langsung saat melihat sosok Abram yang sudah nangkring tampan diatas motornya.

"Jemput kamu" jawab Bram santai.

"Udah siap belum?" tanya Abaram.

"Memang kita mau kemana?" tanya Alaika heran sambil menggunakan sendal sepatunya. Abram tertawa mendengar pertanyaa Alaika.

"Ke kampuslah,memangnya kamu berharap abang bawa ke mana? KUA! Abang wisuda dulu ya neng biar bisa memberikan nafkah ke eneng dengan layak" timpal Abram yang membuat Alaika mendelik kesal.

"Siapa juga yang mau ke KUA sama abang. Ngapain sih kekampus pakai acara dijemput, Alaika bisa sendiri. Biasa juga sendiri ke kampus" ucap Alaika lalu dia teringat biasa dia kekampus nggak sendirian sih, bareng sama teman sekosnya yang kebetulan sekelas dengannya.

"Mulai saat ini, kamu nggak akan aku biarkan sendirian karena mulai saat ini kamu udah nggak sendiri lagi. Alaika punya abang sekarang" ucapnya ambigu yang membuat Alaika melongo.

Abram tertawa. "Kok ngelamun? Nanti telat loh. Atau kamu sengaja biar bisa bolos bareng abang?"

Alaika bergidik ngeri lalu secara terpaksa ia duduk diboncengan Abram.

"Untuk sementara kamu harus berpuas hati memeluk pinggang abang ya, ntar kalau udah SAH baru boleh peluk seluruh tubuh abang kapanpun dan sesuka hati dek Alaika" goda Abram yang langsung mendapatkan tampolan dari Alaika.

"Kualat loh sama calon laki main nampol-nampol. Istri solehah nggak pernah nampol-nampol tapi ngelus-ngelus dengan kasih sayang" ucap Abram yang membuat Alaika kian kesal.

"Istri solehah apapaan. Memangnya kapan kita akad?" ucap Alaika kesal.

"Secepatnya setelah wisuda atau kalau kamu udah ngebet besok juga boleh kalau KUA mengizinkan" balas Abram.

"Sinting!" hardik Alaika kesal.

"Sudah IngiN dipersunTING? Ayo! Abang persunting habis itu baru diperbunting." goda Abram yang membuat Alaika berteriak kesal.

"ABANG!" teriak Alaika kesal sambil kembali menggeplak helm Abram. Abram tertawa, hari-harinya memang selalu berwarna jika bersama Alaika. Abram melajukan motornya dengan sengaja agar Alaika memeluk pinggangnya namun yang dilakukan Alaika hanyalah meremas jaket denimnya.

"Sampai" ucap Abram memarkir motornya dan meletakkan helmnya. Alaika turun dari boncengannya.

"Ya Allah, La. Abang nyuruh kamu meluk pinggang abang bukan ngeronyokin jaket abang. Abang tuh nyuruh kamu meluk hati abang bukan diremas sampai hancur kayak gini"

Alaika hanya memutar bola matanya. "Apa sih lebay?!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Abram.

"Neng jangan galak-galak ngapa? Soalnya abang makin susah mengelak dengan pesona eneng" ucap Abram yang sudah berhasil mensejajari langkah Alaika.

"Nanti pulang kuliah abang tunggu didepan kelas kamu, kita rapat eksklusif bentar" ucap Abram, Alaika mengernyit.

"Rapat apa?" tanya Alaika bingung karena seingatnya saat ini himpunan sedang free seminggu sebelum mempersiapkan pembentukan panitia untuk agenda berikutnya.

"Merapatkan masa depan kita biar semakin tidak ada jarak yang terbentang" Abram berbisik ditelinga Alaika. Alaika menghela nafas atas kelakuan Abram yang masih pagi sudah sinting.

"Kak"

Alaika menoleh pada sumber suara yang memanggilnya. Salah satu adik tingkatnya yang begitu populer dikalangan mahasiswi muncul dihadapannya.

"Bisa bicara berdua?" ucapnya yang mengabaikan kehadiran Abram. Abram merasa tersinggung sebagai ketua himpunan namun nggak dianggap sama adik tingkatnya.

"Kakak mau aja sih tapi kakak udah telat nih" jawab Alaika. Ia sudah mendengar rumor yang beredar bahwa adik tingkatnya ini menyimpan rasa padanya.

"Kalau gitu nanti pulang kuliah bisa?" tanyanya tak menyerah. Alaika tersenyum canggung.

"Nggak bisa, Alaika sama saya mau rapat" potong Abram yang geram.

"Rapat apa bang? Rasanya himpunan nggak ada rapat"

Abram tersenyum licik, "Rapat keluarga untuk menentukan tanggal pernikahan kami"

Sekarang bukan hanya adik tingkat mereka yang terkejut namun Alaika juga terkejut setengah mati.

Terkutuklah Abram dengan segala dustanya! Sebentar lagi, gosip mengenai Alaika dan Abram pasti akan berhembus kencang.

SAVE OUR LAST STORY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang