DUA BELAS

2.4K 210 5
                                    

"Ma...Laptop Ala mana? Katanya cuma disita sehari. Ini sampai seminggu belum balik-balik" protes Alaika dengan wajah memelasnya.

"Nanti. Tunggu kamu merantau lagi baru mama balikkin" ucap Mamanya yang masih asik nonton serial India. Alaika semakin cemberut mendengar jawaban mamanya.

"Udah sini mending kamu nemankan mama nonton India" ajak mamanya.

"Nggak ah, nanti Alaika ketularan antagonis. Kayak mama tuh kebanyakan nonton sinetron jadi antagonis" ucap Alaika lalu melesat memasuki kamarnya sebelum disembur oleh mamanya.

"Bosan" ucap Alaika sambil mengotak-atik hp nya. Alaika membuka akun BBM nya dan menyadari bahwa sudah semingguan ini Abram tidak mengirimnya pesan. Bahkan ketika Alaika membuat status, pria itu juga tidak berkomentar.

"Kemana ya dia?" gumam Alaika sambil menatap foto profil Abram.

"Ya di kota kelahirannya lah La" jawab Alaika sendiri.

"Ngapain kamu nanya-nanyain dia? Kangen hah?" hardik Alaika pada dirinya sendiri.

"Ihhh...sorry ya kangen. Cuma bosan aja ini" kilahnya cepat.

"Benar kata mama, udah kayak orang gila aku ini. Nanya sendiri jawab sendiri ngomong sendiri" omel Alaika pada dirinya sendiri.

"Bang"

Alaika cukup mengirimkan satu kata itu dan Abram akan membalas dengan cepat.

"Tumben manggil duluan. Mulai rindu ya selama dua minggu ini nggak ngeliat wajah tampan abang?"

Alaika cemberut membaca balasan pesan dari Abram. Harusnya ia tau betapa tingginya rasa percaya pria itu. Bukan Abram namanya kalau kepercayaan dirinya bisa ditimpun kedasar bumi.

"Idih...tampanan juga Mas Dokter yang kemaren. Bosen nih. Abang lagi ngapain?"

Balas Alaika.

"Lagi baca dan balas pesan kamu nih. Kapan mau ngirim cinta ke abang biar abang balas juga cintanya"

Alaika senyum senyum sendiri membaca pesan dari Abram. Jijik sih tapi kok sedikit menggelitik.

"G-O-M-B-A-L"

"Daripada kamu gembel. Pasti belum mandi kan? Mandi gih, baunya sampai kesini"

Alaika mengernyit membaca pesan Abram. Kok dia tau aku belum mandi sih?

Alaika bangun dari tempat tidurnya dan langsung menuju jendela kamarnya, memantau situasi. Siapa tau kan kayak di drama-drama dan novel romantis gitu, tiba-tiba nongol. Beh dikira Abram setan kali bisa tiba-tiba nongol.

"Hahaha...kok drama sih. Apaan kamu La ngarep-ngarep gitu. Emangnya kamu cinderella apa? Kamu tuh cindelara dan dia tuh bukan pangeran negri dongeng" hardik Alaika pada dirinya sendiri.

"Abang lagi ke dukun ya mau melet Ala? Udah zaman milenial juga mainannya dukun. Doa bang doa, harusnya tuh doa bukan dukun"

Abram tertawa membaca pesan dari Alaika. Ini yang dia suka dari gadis terbaik yang dimiliki kampusnya. Selain pintar, kelakuan Alaika juga ajaib. Arah pembicaraan Alaika sering tidak tertebak. Abram selalu merasa terhibur saat berbicara dengan Alaika.

"Itu jari kalau ngetik gosip handal ya"

Alaika tersenyum membaca pesan Abram.

"Habis bisa tau Ala belum mandi kan hebat banget tuh. Sampai bisa nyium baunya. Baunya manis kan semanis cinta Ala"

"Buat?"

"Alaika lagi berniat buat makan siang nih. Niat doang sih tapi"

Abram menepuk jidatnya atas balasan Alaika.

"Maksudnya aroma cinta kamu tuh buat siapa?"

"Makanya kalau ngomong tuh nggak usah singkat-singkat gitu. Mending singkat tapi jelas lah ini singkat tapi buat salah paham. Nggak usah sok-sok cool berwibawa gitu bang. Biasa juga gak punya wibawa"

Cuma Alaika memang yang berani menghardik Ketum HIMA begini.

"Itu jari-jari yang ngetik minta dicium ya"

Alaika tertawa dan memotret punggung tangannya.

"Nah bang silahkan dicium, udah Ala kasih lotion juga, biar pas dikecup wangi dan manis"

"Nah bang silahkan dicium, udah Ala kasih lotion juga, biar pas dikecup wangi dan manis"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abram tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat foto yang dikirimkan Alaika.

"Jangan nambah libur ya. Masuk langsung rapat. Rentetan kegiatan udah nunggu"

Alaika langsung cemberut membaca pesan Abram. Alaika pengennya jadi kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) eh sekarang malah jadi kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat). Entah bagaimana Abram bisa menebak keinginan Alaika untuk memperpanjang libur maklum saja selama dua semester atas pantauan Ala, seminggu awal perkuliahan biasanya belum begitu aktif.

"Kamu siapa? Kayaknya kita nggak saling kenal deh"

Kilah Alaika. Abram kembali tersenyum jahil.

"Kenalkan saya Abram Rajaswara yang akan menjadi suami kamu 4 tahun kemudian"

"Dih Orang GILA!"

Hardik Alaika. Sementara Abram malah tertawa menikmati.

"Gila karenamu"

Alaika Read.

SAVE OUR LAST STORY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang