DELAPAN BELAS

2.2K 177 0
                                    

Dulu...Alaika lebih memilih datang terlambat daripada harus menghadapi sosok Abram yang sudah berdiri didepan pintu kelasnya. Setelah dirinya ditegur dan diancam untuk dikeluarkan dari kelas, Alaika pada akhirnya menyerah dan membiasakan diri diteror oleh sosok Abram yang pagi-pagi sekali sudah berdiri tegak didepan pintu kelasnya.

"Minta proposal kegiatan"

Alaika memasang wajah datarnya. Semalam ia kembali disemprot oleh Abram gara-gara proposal yang belum sempat diprint namun sudah direvisi. Well, sebenarnya yang disemprot bukan cuma Alaika, melainkan juga Hasan, Nisrina dan Laila. Namun memang yang memperlambatnya adalah Alaika karena bagian acaranya banyak yang harus ia rombak sehingga Alaika kewalahan. Abram menyuruhnya revisi malam minggu, dan minggu malamnya udah harus nyerahin yang udah jadi. Kumpul sama anggota acara aja Alaika nggak sempat. Alasannya ya macam-macam tapi pada intinya mereka enggan hari minggu mereka diganggu gugat tapi pada akhirnya malah Alaika yang digugat gara-gara tidak melibatkan mereka. Tobat deh Alaika ngurus beginian.

"Sama Laila" jawab Alaika dengan muka masamnya.

"Kok hari ini nggak bawel lagi?" tanya Abram yang menghentikan langkah Alaika untuk masuk ke kelasnya.

"Lupa sarapan ikan bawal tadi" ketus Alaika yang membuat Abram tertawa.

"Masih dendam ya?" tanya Abram sambil menatap teduh wanita didepannya.

"Apa tuh dendam? Memangnya Alaika abang apa suka mendendam" kilah Alaika.

"Kok Ala tau sih abang suka mendendam rasa"

Alaika mengernyit mendengarkan kejanggalan pada kalimat yang diucapkan Abram.

"Memendam rasa kali maksudnya?" koreksi Alaika.

"Kok kamu tau sih abang memendam rasa?" pancing Abram.

"Ke siapa?" tanya Alaika kepo. Kan lumayan kalau dijadikan gosip secara ini Ketum yang populer diseluruh prodi gitu loh.

"Ke kamu"

Alaika langsung cemberut.

"Itu sih Alaika tau. Abang memendam rasa suka sama Alaika" jawab Alaika santai yang membuat Abram ketar-ketir.

"Kok kamu tau?" tanya Abram sedikit panik karena dia kan mau menyatakan cinta dengan romantis nanti. Nanti, ketika ia merasa bahwa Alaika sudah membuka hati untuknya.

"Ya tau lah. Sikap abang ke Alaika tuh jelas banget kalau abang tuh memendam rasa suka ngeliat Ala tersiksa. Makanya Abang suka  ngeisengin Alaika didepan umum" ucap Alaika kesal sambil memasuki ruang kelasnya. Alaika tidak perduli dengan wajah bengong Abram. Dari sudut matanya, ia melihat Abram tertawa sebelum meninggalkan kelasnya.

"Kamu ada hubungan ya sama Abram?" tanya Irma yang mewakili kekepoan seluruh mahasiswa dan mahasiswi dikelas Alaika mengingat Abram begitu rajin menemui wanita itu sebelum dan sesudah kelas dimulai.

"Ya ada lah mbak" jawab Alaika santai sambil meletakkan tasnya dibangkunya.

"Apa? Kok nggak bilang-bilang. Kepo nih" jiwa pergosipan Irma terpancing.

"Senior-Junior" jawab Alaika sambil ngakak melihat ekspresi kecewa dan cemberut Irma.

"Ye...kalau itu pun berarti semua orang dikelas ini punya hubungan sama Abram" ucap Irma nggak terima.

"Serius nih?" tanya Irma masih meragukan pernyataan Alaika.

"Seriuslah. Tanya aja sama orangnya sana kalau nggak percaya" ucap Alaika mulai kesal.

"Tapi kok biasa pulang bareng. Kemana tuh?" selidik Irma.

"Ke base camp HIMA lah" jawab Alaika jujur.

SAVE OUR LAST STORY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang