Hari demi hari berlalu. Hal yang asing pun perlahan-lahan menjadi biasa. Rasa tidak suka pun sedikit demi sedikit terkikis. Seperti Alaika yang seiring bergulirnya waktu mulai terbiasa akan hadirnya Abram. Sedikit demi sedikit Alaika mulai menerima kehadiran Abram.
"La, nanti datang ya kita pembentukan panitia baru. Siap-siap gih" ajak Nisrina yang memasuki kamar Alaika dengan riang.
"Memang harus banget gitu?" tanya Alaika setengah malas karena ia sedang menyiapkan LCT antarkota. Alaika yang membenci sejarah dan tidak pernah mengetahui perundang-undangan dan segala isinya dengan terpaksa harus melahap materi itu semua karena lomba kali ini bertemakan cinta tanah air.
"Ya haruslah biar laki kamu nggak heboh" jawab Nisrina.
"Siapa?" tanya Alaika yang tidak paham maksud ucapan Nisrina.
"Ya Abram lah, La"
"Sembarangan" tentang Alaika tidak terima.
"Tapi seriusan deh, kalian pacaran ya? Kok di status Abram tuh yang di BBM A.R.A.P?" tanya Nisrina mulai penasaran.
"Nggak lah. Mana ada kami pacaran. Di tembak aja nggak. Apaan tuh ARAP? Arap maklum atau apa?" tanya Alaika bingung.
"Minta ditembak banget nih? DOR!"
Alaika tertawa. "Itu nembak atau balon meletus?"
"Tapi seriusan deh,aku ngiranya ARAP itu singkatan dari Abram Rajaswara dan Alaika Prihapdipto. Nama kalian gitu. Sweet banget deh si Abram"
Alaika mengernyit mendengar ucapan Nisrina. "Halu. Nggak mungkinlah. Tapi memang iya ada gitu distatusnya? Aku nggak pernah ngecek profil BBM nya sih. Nggak penting juga rasanya"
"Huuuu sombong. Ntar pas orangnya hilang baru bercari" kutuk Nisrina yang membuat Alaika tertawa.
"Dikehaluan kamu aja deh" balas Alaika.
"Eh, ngomong-ngomong kita udah semester 4 ya? Berarti ini tahun terakhir dia jadi KETUM HIMAGEO ya? Yakin nggak kesepian La?" pancing Nisrina.
"Nggaklah. Kan juga dia masih ada dikampus" jawab Alaika tanpa beban.
"Tapi dia nggak punya kelas lagi loh, kan KKN habis tuh skripsi. Nggak ada yang berdiri didepan pintu nungguin kamu datang sama pulang" lanjut Nisrina.
"Ya nggak apa-apa. Toh dia juga sesekali masih beredar dikampus. Toh juga dia nanti naik posisi ke BEM" jawab Alaika.
"Kok kamu tau?"
"Abram sendiri yang cerita. Dia mau masuk BEM. Nggak tau capek tuh orang. Padahal dia aktif juga di organisasi luar. Aku sih habis ini tobat deh, nggak lagi-lagi. Capek gila. Padahal masuk ke HIMA gara-gara ngincar Adam eh dekatnya malah sama Abram. Adam malah sekarang batang hidungnya yang mancung itu susah banget diliat" keluh Alaika.
"Ya mau gimana lagi La. Jodoh kamu kan memang si Abram bukan Adam"
Alaika melotot tidak terima pada ucapan Nisrina. "Enak aja. Aku menentang"
"Lalu dia gitu jodoh kamu?"
Nisrina menunjuk figura yang terletak dimeja kecil disamping kasur Alaika. Sebuah figura yang menampilkan foto seorang pria yang sedang tersenyum memegang sedotan yang sudah ia bengkokan menjadi berbentu 'love'. Pria itu tersenyum cerah dan menghangatkan menampilkan lesung pipinya. Tanpa Alaika sadari Alaika tersenyum dengan sedikit guratan kesedihan menatap foto itu.
"Semua manusia boleh berharap bukan" ucap Alaika sambil tersenyum.
"Boleh sih tapi jangan lupa usaha bukan duduk manis diam menunggu bengong. Udah ah sana buruan siap-siap. Aku antar kamu merapat ke Abram. Abram lebih nyata"
~~~
Selesai rapat, Abram, Adam, Munarah, Samsudin, Nisrina, dan Alaika kumpul di camp HIMA mereka. Mereka sedang asik menonton berita sambil ngemil kacang dan kuaci yang dibawa Samsudin yang berkedudukan sebagai sekretaris umum.
"Sam, kamu masih ngejar-ngejar yang itu tuh?" pancing Adam membuka pembicaraan. Nisrina dan Alaika diam tak tertarik, toh mereka juga tidak tau duduk permasalahannya.
"Iya nih susah banget naklukinnya" jawab Samsudin.
"Tapi makin sulit didapat makin seru ya" timpal Abram yang mendapat anggukan setuju dari Adam dan Samsudin.
"Betul gitu La?" Nisrina membuka mulut.
"Apanya?" tanya Alaika bingung yang sama sekali tidak tau maksud dan tujuan serta makna dari pertanyaan Nisrina.
"Lah kan kamu lagi nungguin yang jauh disana. Yang lagi kuliah kedokteran di luar negri yang susah banget untuk ngegapainya" jawab Nisrina.
Alaika mengerut bingung, ia tau cowok yang dimaksud Nisrina siapa yang Alaika tidak tau adalah dimana coba nyambungnya topik ini dengan topik yang dibicaran ketiga pria tadi? Dasar Nisrinanya aja yang bocor. Putus Alaika pada dasarnya.
"Nggak tau" balas Alaika apa adanya. Ia memang tidak tau apa-apa. Tidak tau harus menjawab apa dan tidak tau harus bersikap seperti apa serta tidak tau dimana nyambungnya topik yang dibawa Nisrina dengan topik yang tadi.
"Kalau ada yang dekat ngapain nungguin yang jauh" ucap Abram sambil menatap dan tersenyum penuh makna pada Alaika.
Alaika sedikit tidak nyaman dan sedikit salah tingkah serta takut untuk mengartikan tatapan dan senyum Abram.
"Namanya juga udah cinta sih Bang" jawab Alaika apa adanya.
"Yang namanya perasaan manusia itu mudah goyah. Hati manusia itu mudah berubah. Mau coba nggak? Hati kamu juga sama, pada akhirnya rasa itu akan goyah dan hati kamu akan berubah. Kamu hanya perlu percaya dan pasrah " tawar Abram yang membuat Alaika harus menelan salivanya sendiri dengan gugup.
![](https://img.wattpad.com/cover/200089181-288-k25673.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE OUR LAST STORY (SELESAI)
RomanceTidak ada yang seabadi aksara dalam menyimpan sebuah cerita. Bahkan ketika ingatan mulai berkarat dihujani sang waktu... Bahkan ketika hati membeku setelah jutaan purnama berlalu... Kisah terakhir kita akan tersimpan dalam untaian kata. Kita kan sel...