Chapter 11

52 4 0
                                    


Setelah perpisahan ini terjadi
Semuanya tak ada yang berbeda untuk kulalui.
Maksudku bersama dia,dia tetap membuatku seakan akan meminta kesempatan untuk yang kedua kalinya,
tetapi aku tak ingin memperbesar rasa,mungkin hanya firasat saja,atau untuk menghibur hati yang dulu dia patahkan secara tiba tiba

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Nisa pov's

Tak lama kak rafa dirumah gue tadi malam,cuman ngasih martabak coklat,tapi tumben banget Alya sama Rasti gak keluar,biasanya excited banget kalau ada kak rafa

Pagi ini jalanan Jakarta cukup padat yang membuat gue hampir terlambat datang ke sekolah,untungnya bel  belum bunyi,dengan menggunkan sweater dari orang misterius sekarang gue berjalan di koridor sekolah

Lagi lagi ini untuk kedua kalinya jam kosong di kelas gue,gue lebih milih buat baca novel kesayangan gue
Sementara alya lebih milih keruang musik dan rasti menghitung uang kas kelas karena memang dia adalah bendahara

Kita punya kegiatan sendiri untuk dilakukan saat bosen,kalau gue baca novel,Alya keruang musik,dan rasti ngelakuin apa yang bermanfaat buat sekitar

"Bantuin dongg,banyak banget nih uangnya"

"Biasanya juga bisa ras"

"Biasanya di bantuin alya,sekarang elo ya yang bantuin?"

"Kagak ah,gue mau ngumpulin energi buat latihan teater nanti"

"Halah modal ngomong doang"

"Eh gue sabett ya mulut lo"kata Nisa dengan kekehan kecil

Disela sela membaca novel,gue masih memikirkan kejadian kemaren,apa bener dia disini?
Lamunan gue terpecah waktu Rasti bertingkah

"wihh sweater baru nih,nyolong dimana bu?"kata rasti yang mengambil sweater itu dan memakainya

"Ngaco!!lu aja yang baru sadar"

"Beli dimana lo?mahal nih kayanya"

"tanah abang"

----------------------
Author pov's

Sementara disisi lain tampaklah seorang wanita yang sedang memainkan alat musik di suatu ruangan sembari menyanyi

*Dan terkadang kamu membingungkan
Kemarin katanya sayang
Hari ini hilang
Biar saja cinta pergi sekali ini
Biar saja nanti pun datang lagi
Biar saja tanpa rindu sekali ini
Biar saja sementara sendiri*

Lantunan musik yang di mainkan membuat laki laki diujung sana bertepuk tangan

"ELO?NGAPAIN?NGIKUTIN GUE LO YA?"kata alya

"Enak aja,gue sekolah ya,bukan ngikutin lo"

Alya masih tidak faham,maksudnya apa?

"Kan waktu pertama kita ketemu gue pernah bilang seminggu lagi kita bakal ketemu,see?right?"kata laki laki yang ternyata rafael seraya mengangkat kedua bahunya

"Tau dari mana lo gue sekolah disini"

"Ternyata kegalauan lo kemaren ngebikin lo oon ya?"

"Gausah ngina,otw move on gue"kata alya membalikkan tubuh

"Kan lu nangis pake seragam disini"

Omongan Rafael menyadarkan Alya,dan terjadi keheningan diantara mereka

"Mau main?"kata Rafael seraya melirik sebuah piano

"Hah?apa?"kata alya tak mengerti

"Lo yang nyanyi,gue yang iringin pakai ini"Rafael menghampiri piano yang ada di dalam ruang musik tersebut

distance apartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang