chapter 19

37 4 0
                                    

Dirumah sakit,langkah lesu dan tatapan sendu milik nisa tak kunjung berakhir,dengan ditemani rafael disebelahnya.

"lesu banget jalannya,mau digendong?"kata rafael dengan senyuman

"gak usah ngaco"kata nisa berjalan duluan

Didepan kamar sudah ada reza,om ardi dan tante Mita yang berada disana,Nisa bingung kenapa mereka tidak masuk

"Kenapa za?"tanya nisa yang datang dan melihat semua nya menangis

"rafael makin kritis"

Nisa hanya mematung dan menyandarkan tubuhnya di dinding,sedangkan rafael tampak biasa saja,seakan dia sudah tau apa yang terjadi sebelumnya.

Yang bisa rafael lakukan hanya memeluk gadis yang dulu pernah dia miliki ini,yang dulu pelukannya selalu pelukan kebahagiaan dan yang dulu pernah berjanji tak akan pergi walau akhirnya rafael lah yang mengingkari

Tak ada penolakan sedikit pun dari nisa yg diperlakukan seperti itu,wajar saja.
Dia memang butuh seorang penenang sekarang.

Tak lama kemudian,dokter yang ditunggu tunggu pun datang,tampak raut muka lesu yang ada di wajah om ardi dan tante mita,berharap kabar baik yang akan dikeluarkan dari ucapan dokter itu

Tapi dokter itu tak mengeluarkan sepatah katapun,dia hanya menggeleng lesu pertanda (tidak bisa lagi)

Rasanya seperti mimpi,baru kemarin rasanya nisa menghabiskan waktu bersama Rafa.tante mita yang tak mengerti apa maksud dokter tersebut pun mencoba membuka suara

"Kenapa dok?anak saya kenapa?kenapa dokter cuman diam aja"
Kata tante mita sembari menangis

Berbeda dengan nisa,nisa yang sudah tahu apa maksud dokter itu memilih untuk menangis dalam diam,sakit rasanya.

"Maaf bu,kami sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi anak ibu tak bisa diselamatkan"

Mendengar perkataan dokter tersebut,cukup membuat tante mita nangis sejadi jadinya dan pingsan.

Reza yang hanya menangis pun kaget dan langsung menolong tante Mita

"Lo tolongin tante mita ya,gue mau masuk ngeliat kak rafa"
Kata nisa kepada rafael

Rafael tersenyum sembari mengelus pipi gadis itu"yang kuat"

Nisa lalu masuk ke dalam,tangisan yang awalnya dia tahan di depan semua orang tadi,kini pecah.
Pecah sejadi jadinya,seakan tak percaya tuhan mengambil kak rafa begitu cepat

"makasih"kata nisa mengucapkan satu kata dan masih menangis,dia tak sanggup berbicara banyak

"Kamu ada dibagian cerita hidup aku,dan mungkin kamu akan melihat diatas sana bagaimana aku menjalani kehidupan yang kejam ini mulai besok,tanpa kamu.
aku selalu punya harapan untuk keajaiban datang biar kamu buka mata kamu lagi.
Kamu bisa bangun kan,aku belum ceritain semuanya ke kamu,dan kamu juga belum tau...."kata Nisa menggantung

"Perasaan aku"sambung nisa lagi

Pantas kah Nisa berbicara kalimat terakhir itu disaat rafael kini ada dikehidupannya?

"aku bersyukur bisa kenal kamu"kata nisa sambil mencium kening rafa

Dalam pelukan rafa nisa menangis,dan tampak dari luar ada yang menyaksikan mereka.
rafael tau betapa sakitnya kehilangan orang yang mungkin nisa cintai,
Masih mungkin.

Nisa keluar dari ruangan itu dan mendapati reza yang sudah acak acakan,baju yang dipenuhi air mata,dan matanya yang sangat bengkak,nisa pun tau bagaimana perasaan reza,tanpa aba aba nisa langsung memeluk Reza

"Dia udah pergi za"kata nisa

Reza hanya mengangguk di dalam pelukan nisa,mencoba untuk menguatkan gadis ini tetapi sendiri nya merasa sangat rapuh.

Rafael mencoba mendekati mereka dan rafael memberi sepucuk surat yang entah dari siapa dan untuk siapa

"Dari siapa?"

"gatau,tadi nemu"

Nisa,reza dan rafa pun duduk sambil membaca surat itu
_______________________________

aku bangga mengenalmu

Disaat kita sama sama belum memiliki satu sama lain.
Disaat semesta belum memberitahu perihal perasaanmu.
Disaat datangnya orang baru dikehidupan kamu dan aku.
Disaat masa sulit ini datang.

aku tak ingin rindu,jika hanya air mata yg akhirnya menjamu.
aku tak ingin pergi,jika kepergianku hanya kau tangisi.

yang aku ingin,
jika aku tak terlihat lagi di depan kelasmu,menjemputmu kemanapun kau pergi
Maka segeralah berdoa dan hapus air mata itu lagi.

_________________________________

"Kenapa bisa?"kata nisa

"jangan kepo"kata rafael

"Seriusss"

Reza dan rafael hanya tersenyum seakan tau sesuatu hal,nisa belum mau meribetkan surat ini,dia hanya ingin melihat proses pemakaman rafa saja.tapi setelah semuanya sudah stabil dia akan menagih semuanya.tentang ada apa sebenarnya

"temen temen udah pada tau nis"
kata reza

"iya,mereka mau dateng nanti sore"

"lo pulang terus ganti baju dulu ya,gue mau langsung kerumah rafa"kata reza

Nisa hanya mengangguk.

Sesampainya di parkiran yang ia bingungkan adalah bagaimana nisa membawa rafael pulang kerumah

"lo balik aja,gue balik sendiri"

"gue anter sampe sekolah lagi ya"

"yaudah boleh"

Hanya ada keheningan di dalam mobil,tak henti hentinya rafael mendengar isakan tangis dari gadis di sampingnya ini

"waktu gue ninggalin lo,apa lo sesedih ini?"kata rafael iseng menanyakan hal yang meleset dari kondisi saat ini

"itu bagian terburuk dari cerita hidup gue"

Rafael hanya tersenyum miris.

Sesampainya di sekolah,sudah ada beberapa papan bunga yang mengatasnamakan reza disana,mengucapkan berbela sungkawa atas meninggalnya sahabatnya itu

"reza gercep juga ya"kata rafael

"lo manggil ga pake bang?"

"abang?tukang bakso?"

Masih sempat sempatnya rafael.

distance apartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang