2. sebuah berkas

2.6K 121 0
                                    

SEBELUM BACA CERITA INI, AUTHOR SARANKAN BACA WP judulnya ILY KETUA OSIS CUPU. Karena cerita ini merupakan cerita lanjutkan. Trimakasih!

'aku kembali dibuat nyaman, setelah janjiku untuk pergi aku tepati'
#goodwaketos♡

Hari senin di awal bulan ini sekolah kembali ramai oleh kerumunan siswa siswi yang kembali aktif setelah berlibur selama dua minggu penuh.

Seperti sepasang hati yang terpisah jiwa dan raga antara semarang dan ibukota jakarta. Dini yang memilih menghabiskan harinya berlibur di sebuah restoran milik sang ayah dan vero yang disibukan oleh beberapa berkas untuk membantu perusahaan sang ayah sampai ia melupakan keberadaan separuh hatinya.

"assalamualaikum" semua yang ada diruang BK mengarahkan pandangannya kearah pintu masuk begitu pula dengan vero yang tengan mendata nama teman kelasnya untuk dikirim kepusat.

"langsung ke pak alam din!" kini gadis itu tengah menghampiri dua ibu guru yang sedang duduk di tempat kerjanya untuk bersaliman.

"iya bu siap"

"bapak harap kamu berusaha dengan keras untuk mampu dan siap dengan semua ini" setelah cukup lama vero tanpa sengaja mendengar percakapan itu.

"tapi pak dini itu gak ada apa apanya, kenapa gak yang lain aja sih pak?"

"sontoloyo! Sekolah gak akan memilih orang yang asal asalan untuk masalah ini. Kalo kamu yang ditunjuk berarti memang kamu layak"

"besok disiapin berkas berkasnya biar bapak bantu buat berkas yang disekolah nanti kita urus diruang kepala sekolah saja" lanjut pria berkepala empat puluahn itu

"segera dini urus pak setelah pulang sekolah"

Di semester ini fokus dini terpecah pecah entah untuk waktunya dengan osis, pelajaran dikelas dan juga program yang telah diterima sekolah sekaligus menunjuk gadis itu.

"din nanti sekalian mampir ke kelas 12 bahasa D yah! Panggilin ketua kelasnya suruh kesini" ujar salah satu ibu guru itu.

"ongkos jalannya 20 ribu ya bu" dini langsung berlari pergi sebelum mendapatkan ceramahan.

"heras saya anak potongan kaya gitu ko malah yang the best yah"

"semoga nanti gak ngecewain yah bu haha" percakapan dua wanita itu.

***
Keesokan paginya dini nampak kesusahan berjalan di koridor sekolah membawa setumpuk buku dengan beberapa lembar berkas diatas tumpukannya. Pandangannya nampak terhalang oleh buku buku yang ada di tangannya.

Brugg
Suara itu mengundang perhatian para siswa siswi yang tengah berada di koridor sana.

"aduh maaf kak gak sengaja aku buru buru pengen boker" junior itu lari terbirit birit meninggalkan dini dengan masalahnya.

"tuh anak ngajak perang deh kayanya, perlu gue gantung di atas tiang bendera" dini terus ngedumal sembari membereskan buku dan berkas berkasnya yang tercecer di lantai.

"makanya hati hati kalo jalan" sebuah tangan terulur membantu membereskannya.

"berkas Pertukaran Pelajar Indonesia & Amerika Srikat Menteri Pendidikan" sekilas kornea dibalik kacamata itu membaca tulisan besar paling atas yang berada pada kertas yang ia pegang.

"kamu serius?" vero mendongkrakan wajahnya menatap dini yang sudah menjulang dihadapannya.

"stt udah deh gak usah sok tau" dini merampas kertas itu sebelum beranjak pergi.

"tahun depan kamu pindah?" vero menghentikan dini yang akan melangkah dengan tubuh kurusnya itu.

"mau tahun depan, bulan depan, minggu depan atau pun besok gak akan ada urusannya sama lo udah minggir ini berat tau" dini terpaku karena kornea mata mereka saling bertemu cukup lama. Vero menatapnya dengan cukup intens.

"ayo buruan kamu didepan" vero merampas tumbukan buku tugas kelas dini

Seperti terhipnotis tanpa bantahan dini melangkah maju mendahului vero memasuki ruang guru.

"assalamualaikum" dini membukan pintu untuk vero

"loh kok vero yang bawa din?" bu rutih yang sedang membereskan mejanya terhenti dari aktivitas.

"hehe iya bu, kak vero kan senior yang baik hati, rajin menabung, rajin solat, rajin ngaji, orang tua dihormati laillahaillalah muhamadarosulullah" dini malah melanjutkan ucapannya menyambung lagu.

"kamu ini ada ada aja" wanita tua itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"kalo gitu kami permisi bu" vero menarik lengan dini sembari mengambil berkas di atas tumpukan buku tadi.

"aku kembali dibuat nyaman, setelah janjiku untuk pergi aku tepati" vero bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti omongan dini, namun dia hanya memilih untuk diam.

☆☆☆☆
Sesungguhnya jadilah orang yang bisa menghargai orang lain.
Taburkan bintang selepas membaca, jangan jadikan dirimu pembaca gelap!!

Strong Woman (Good Waketos)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang