Kini vero sedang menyetir mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata membelah jalan. Hingga tepat di persimpangan jalan ada sebuah mobil boks yang melaju didepannya, ia berhasil membelokan mobilnya namun malah menabrak trotoar jalan.
“sayang aku mohon bertahan” vero mengusap darah dikening dini dan mengelus perut yang sedikit membuncit. Ia berusaha keluar dibantu oleh warga yang berbondong bondong menolongnya.
“dokter bagaimana kondisi istri dan anak saya?” mereka yang berada disana menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.
“istri anda sekarang kritis dan janinnya tidak bisa diselamatkan”
“papa apa maksud om dokter?” reren memegangi celana bahan vero
“adik reren udah gak ada” dia nampak sangat kacau
“mama hamil? Terus kenapa mama nolongin arkan?”
“karena mama sayang kalian reren” sekarang vero tidak bisa lagi membendung air matanya.
Kini malam semakin larut bau obat obatan semakin menyerang indra penciuman. Seorang wanita baya memasuki ruangan dini sembari menggendong arkan dia adalah ibunda najwa.
“dia nangis terus gak mau diam” veropun mengambil alih arkan dan menidurkannya disamping sang istri.
“bilangin mama suruh bangun boy” vero berbisik lirih ditelinga sang putra yang kini sudah tidak menangis lagi.
“mama menyesal sudah berfikiran yang tidak tidak kepada wanita setulus dini” setelah cukup lama dan arkan juga sudah terlelap bu eni memilih kembali pulang karena rumah sakit tidak baik untuk anak anak.
Tiba tiba garis garis pada layar semakin menurun dini pun terbatuk hingga mengeluarkan darah. vero langsung memencet tombol merah,
“sayang aku mohon bertahan, lima tahun penantian dua tahun menunggu di masa putih abu abu gak akan di bayar hanya dengan satu tahun” vero menggenggam tangan yang bebas infus itu dengan erat air matanya menetes mengenainya.
“enggak sayang kita akan menua bersama” setelah dokter dan para perawat sampai mereka semua di suruh untuk menunggu di luar.
“ya allah begitu kejamkah takdir ini”vero seolah sudah tidak berdaya lagi, tubuhnya merosot kelantai
“sudah jadi kehendaknya le” pelukan dari ibunda dini seolah kembali menguatkan dia untuk tidak frustasi
“dia belum bahagia ma” saat saat seperti itu vero kembali mengingat bundanya, andai bunda masih berada di dunia ini pasti bunda akan memeluknya dengan sangat erat menjadi tembok penguat.
“sodara vero di tunggu di dalam” suster keluar di ambang batas pintu
“sayang” vero melihat muka lelah dan pucat itu di sertai dengan keringat, dia melihat gelengan dini yang lemah.
“gak sayang, bertahan yah demi aku, demi anak anak, demi hari tua kita. Kamu gak bisa ninggalin aku ingatlah dua tahun penantianmu mu, lima tahun kamu berada dalam harapan abu-abu. tujuh tahun yank, satu tahun semua itu jangan kau biarkan satu tahun saja yg bisa kau dapat” vero menggenggam tangannya dengan sangat erat seakan takut kehilangan.
“takdir penantianku hanya sampai di sini kak, bahagialah” genggaman tangan itu merenggang garis lurus nampak di layar di sertai dengan suara nyaring.
vero di usir keluar oleh dokter semua yang di sana sudah menangis pasrah akan keadaan.“terlalu singkat kebahagiaanmu dek, kaka gak pernah bayangin ini sebelumnya, gimana kalo nanti kaka pengen di temenin kamu, gimana kalo nanti albim nanyain dimana auntynya” intan luluh ke atas kursi panjang dengan masih berada di dalam pelukan sang suami.
![](https://img.wattpad.com/cover/201810031-288-k515369.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman (Good Waketos)
ChickLitPENTING!! Cerita TAKDIR SANG PENANTI ganti judul jadi STRONG WOMAN (GOOD WAKETOS) Alasannya cukup simpel karena author ngerasa bahwa alur ceritanya itu kurang greget dengan langsung menceritakan pada masa berumah tangga. #buat cerita TAKDIR SANG PE...