Suara klakson kendaraan roda empat berbunyi nyaring salin bersautan dari arah belakang, tepat di perempatan jalan terjadi tabrakan seorang pejalan kaki dan sebuah mobil yang melaju kencang dengan ugal ugalan.
Korban seorang gadis sedang di larikan kerumah sakit setelah mobil ambulan datang ketempat kejadian.
Sejak satu jam yang lalu korban tabrakan itu masuk kedalam ruang UGD korban merupakan seorang siswi yang baru saja turun dari angkutan umun setelah pulang sekolah. Dan sudah satu jam itu pula pihak rumah sakit tidak bisa mengabari keluarga karena tidak ditemukan ponsel didalam tas sekolahnya.
"kasihan sekali korban, keluarganya belum ada yang datang" seorang laki laki nampank mendengar percakapan kedua suster yang baru saja keluar dari sebuah ruang rawat inap.
Prang
Saat vero sampai tepat di depan ruangan itu, ia mendengar benda pecah dari arah dalam dengan sigap ia langsung masuk kedalam sana betapa terkejutnya ternyata dia adalah dini ia juga melihat pecahan gelas di bawah nakas.
"hikss,,, aku haus bisakah aku meminta minum?" gadis itu masih menangkupkan kedua telapak tangannya frustasi.
"ini" vero menyodorkan sebuah botol air mineral yang ia keluarkan dari didalam tasnya.
"trimakasih" kedua bibir pucat itu kembali terkatup saat melihat seseorang didepannya.
"kak vero ngapain disini?"
"saya akan menjenguk bunda, tapi tadi saya mendengar kegaduhan. Dimana keluarga kamu?" ia mencoba membantu dini untuk bersandar.
"kaka masih di yogyakarta lagi nyelesein skripsi, ayah masih di bandung lagi buka cabang baru"
"lalu ibu kamu?" seketika pandangan dini kosong menerawang sosok ibundanya.
"boleh aku ikut nemuin bundanya kaka?" dini mencoba mengalihkan pandangannya.
"tidak boleh, kamu masih sakit"
"aku gak papa ko kak, plisss aku kesepian disini" tanpa menjawab vero keluar dari ruangan itu.
Seketika air mata dini kembali terjatuh, hidupnya sangat kesepian ia sedang sakit dan membutuhkan seseorang. Namun semuanya seakan menolak untuk bersama dirinya, ia mengupat dalam hati atas ketidak adilan hidup kepada dirinya.
"ayo" tiba tiba vero masuk dengan mendorong sebuah kursi roda
"aku ki,,kira kaka hiks ninggalin aku"
"saya tadi izin kepada dokter, agar saya tidak disangka menyulik pasien" kedua telapak tangan dini mencoba memegang lengan kekar itu dengan kuat agar tidak terjatuh ketika berpindah ke atas kursi roda.
"assalamualaikum bunda" vero mendorong kursiroda itu mendekati brangkar sang bunda.
"waalaikumsalam, ya ampun sayang kenapa muka kamu lecet kaya gini? Terus kenapa kening kamu di perban? Kenapa tangan kamu luka luka? Kamu jatuh dimana? Kakikamu kenapa?" terlihat jelas kekhawatiran nur.
"kaka aku pengen duduk disebelah bunda eh maksudnya tante" dini mendongkrakan kepalanya keatas.
Veropun memilih menurutinya dan membantu dini duduk di atas brangkar ibundanya karena kaki sebelah kanan dini terdapat keretakan tulang.
"tante aku pengen peluk tante boleh?" dengan ragu ragu dini meminta izin, namun tanpa disangka nur langsung menarik dini kedalam dekapannya.
"dini sendirian, Dini gak punya siapa siapa.dini kangen pelukan ibu, kasih sayang ibu"gadis itu terlihat tidak sedang baik baik saja mencurahkan segala keluh kesahnya didalam dekapan orang yang bukan siapa siapa itu.
"ibu dini kemana emang?"
" ibu dini gak sayang sama dini"
"sekarang bunda, bundanya dini. Kamu gak sendirian" dielusnya kepala yang terbalut kerudung itu.
Sedangkan disisilain vero dan sang ayah yang melihat itu seakan mengerti keadaan dini, mereka memilih diam menyimak di sofa pojok ruangan.
"ceritain sama bunda apa yang jadi beban dini! Bunda milik dini dan akan selalu ada buat dini"
😖😖😖Author mengingatkan untuk tidak menjadi penikmat tanpa tanja jasa....
Vootttteee nya jangan ketinggalan
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman (Good Waketos)
ChickLitPENTING!! Cerita TAKDIR SANG PENANTI ganti judul jadi STRONG WOMAN (GOOD WAKETOS) Alasannya cukup simpel karena author ngerasa bahwa alur ceritanya itu kurang greget dengan langsung menceritakan pada masa berumah tangga. #buat cerita TAKDIR SANG PE...