34.end

1.5K 47 0
                                    

Tahun tahun kinipun telah berlalu nampak pria dengan pakaian kemeja hitam di padukan dengan jas putih dokternya ditambah lagi dengan kaca mata hitam yang menggantikan kacamata aslinya yang bertengger di atas hidung. berada di samping pusaran makam dengan menaburi bunga di atasnya.

“Trimakasih sudah hinggap ke dalam hidupku meski sekejap, bahagialah disana”  di elusnya batunisan itu dan kembali berlalu.

Mobilnya membelah jalanan menuju rumah sesampainya mobil itu di pelataran rumah yang penuh dengan suka duka.

“papa meleka cemua nakalin loni” terlihat anak laki laki berumur lima tahun berlari menghampiri papanya yang baru menginjakan kakinya keluar dari mobil.

“jagoan papa siapa yang berani nakalin hmm?” dia menggendong putra bungsunya itu.

“den vero biar bibi bawain masuk tasnya” yaps dia adalah mohammad vero febrian setelah bertahun tahun kini dia sudah menjadi dokter yang amat terkenal bahkan cabang rumah sakitnya pun sudah tersebar.

“mama, kaka cama abang” mereka berdua memasuki rumah

“yah adek ngaduan yah bang”terlihat remaja putri sedang mengejek adiknya itu siapa lagi kalo bukan Reren agustin nama itu adalah nama yang di berikan vero saat dia lahir karena mengenang kekasih hatinya dulu di sekolah menengah atas.

“iya nanti jangan di kasih susu mah” arkan dwi febrian bocah tengil yang sekarang sudah menduduki bangku kelas 2 smp, dia sangat bertolak belakang dengan papanya lebih suka tebar pesona,cerewet dan usil.

“cari bala tentara dia tuh” celetuk wanita yang sedang duduk di kursi depan TV

“kalian ko jahatin jagoan papa sih?”

“mana ada jagoan tukang ngadu” celetuk arkan, terlihat bocah itu merosot dari gendongan sang papa dan menghampiri arkan

“loni memang jagoan” sambil menonjok kecil hidung arkan semua yang sedang berada di sanah pun tertawa.

“udah sana pada mandi udah sore”

“siap ibu bos” mereka bertiga berjalan menuju kamar dengan roni yang bergandengan bersama sang kaka.

“aku gak bisa bayangin kalo dulu kamu benar benar pergi” vero memeluk wanitanya dari belakang, dia adalah DINI INDIRA AGUSTIN wanita tangguh dan kuat yang mengisi hari harinya.

Flashback on

Dokter hingga dua jam masih berada di dalam sedangkan menurut vero yang notabennya seorang dokter itu tidak mungkin hanya mengurus orang yang sudah meninggal.

“detak jantung pasien kembali dan kondisinya membaik”  senyum mengembang di bibir semuanya, matanya mulai berkaca kaca.

“alkahmdulillah ya allah”

“kalo gitu kami permisi pulang dulu, anak anak biar nginep dulu di rumah mamih ver”

Tengah malam kini telah datang setelah semuanya memutuskan untuk pulang agar besok pagi bergantian menjaga dini.

“sayang kau hampir membuat jantungku berhenti berdetak” seribu kecupan terus mendarat di kening dan tangan dini.

“haus” dengan sigap vero mengambilakn minuman yang berada di atas nakas, senyumannya belum memudar di bibir dia bahagia karena dialah yang pertama kali di lihat sang istri saat membuka matanya.

“sayang mana yang sakit?”

“beby aku?”
“maaf sayang, allah lebih menyayanginya” air Mataanya menetes mengalir turun.

“lalu bagaimana dengan arkan kak?”

“dia baik baik saja, kau tau dia sangat rewel tadi setelah di tidurkan di sampingmu dia langsung terdiam, sepertinya ikatan batin kalian kuat”

“kan aku mamanya” dini berusaha menghapus air matanya dan menampakkan senyuman lemah.

“dan aku papahnya jangan lupa itu”

“apakah reren tau mengenai kehamilanku?”

“dia menangis merasa bersalah sayang” kecupan di daratkan vero kepada dua kelopak matanya

“aku yakin takdir kita sampai menua bersama sayang, penantian mu tak mungkin terbayar hanya 384hari” di kecupnya bibir pucat itu lama, hanya kecupan saling menyalurkan rindu.

Strong Woman (Good Waketos)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang