13.bunuh diri🔥

1.4K 56 0
                                    

“ketika engkau menjauh kenapa sepi dan rindu bertubi tubi menghampiriku”
@ m.vero_febrian

Rintikan hujan yang turun membasahi jalan tidak menyulutkan tekad seorang vero untuk melajukan motor miliknya menuju ke sebuah rumah diperkampungan desa limbangan. Rencananya ia akan menemui ibunda dini.

“assalamualaikum” sudah ketiga kalinya ia mengetuk pintu coklat didepannya namun tidak ada tanda tanda kehidupan didalam sana.

“waalaikumsalam, maaf habis solat. ” munculan wanita paruh baya yang masih mengenakan mukenah berwarna putih.

“saya vero tante, temennya dini. Dia sekarang ada dirumah sakit karena tertabrak mobil” ujar vero yang masih berada didepan pintu dengan sopan.

“oh baguslah kamu tidak perlu repot repot menemui saya. Karena saya juga sudah tau dan saya tidak perduli” pernyataan itu seolah membuat vero memutar fikirannya.

Bagaimana bisa ada seorang ibu yang tega kepada anak kandungnya sendiri.

“tapi tante dia butuh dukungan dan kasih sayang dari tante. Kejadian di masa lalu itu sudah jadi kehendak dari tuhan kita tidak boleh menyudutkan seseorang hanya karena takdir yang bertindak”

“saya tidak perduli” ditutupnya pintu itu dengan cukup keras hingga menimbulkan suara yang mengagetkan.

Drrt drrt

Vero merogoh saku jaket miliknya dan meraih ponsel yang sedari tadi berbunyi.

“vero kamu dimana? Gadis itu mencoba bunuh diri dengan mengiris nadinya menggunakan serpihan gelas” vero langsung panik dan mengumpat kepada petugas rumah sakit yang lalai untuk membersihkannya.

“vero segera kesana yah”

“tante! Dini kritis dia mencoba mengakhiri hidupnya terserah tante kalo masih tidak mau perduli tapi dia tetap anak tante” vero berteriak cukup keras dan berlalu dari sana.

Lorong rumah sakit begitu sepi, tidak ada seorangpun yang berjalan disana kecuali seorang laki-laki yang masih mendudukan dirinya di kursi tunggu sejak dua jam yang lalu.

Setelah vero sampai di rumah sakit dia langsung menemui dokter dan mengatakan bahwa pasien kritis karena pembulu nadinya tergores cukup dalam. Setelah keluar dari sana ia menghubungi rosa untuk meminta nomer ponsel kaka dini kepada keyla. Iapun berhasil mendapatkannya dan menghubungi nomer tersebut.

“hiks hiks dini” mata elang itu kembali terbuka ketika jam sudah menunjukan pukul satu dini hari dan ia melihat wanita paruhbaya yang beberapa jam lalu ia temui sedang berllarian menuju kearahnya.

“dimana anakku? Dia tidak apa apakan? Aku bermimpi dia akan pergi jauh” penampilan yang kacau dan mata yang sembab jamilah diiringi dengan rasa penyesalan.

“dini masih kritis tante, kita belum diperbolehkan masuk keruangan” tubuh rapuh itu luluh kelantai.

“dia anakku! Dia gadis yang kuat tidak sedangkal itu fikirannya untuk mengakhiri hidup. Ini semua salah ku aku menyesal” vero terus mendengar rancauan itu sampai terlihat wanita itu kelelahan.

“kita berdoa yang terbaik saja tante”

Rumah sakit yang harusnya tenang kini sebaliknya pagi tadi setelah ayah dini datang ia sangat marah besar kepada isterinya. Tadi malam setelah intan mendapatkan telfon dari vero yang menjelaskan semuanya, wanita itu langsung menghubungi sang ayah yang sedang berada diluar kota dan menceritakan apa yang terjadi pada adiknya itu.

“kamu itu ibu yang tidak becus, kenapa dulu tuhan mengizinkanmu mengandung jika kamu tidak bisa merawat mereka. Apa yang terjadi dulu adalah takdir kamu tidak bisa menyalahkan siapapun” jamilah hanya tertunduk dan terisak wanita itu takut karena melihat amarah dari suaminya.

“maaf, aku ibu yang gagal. Aku sungguh menyesal”

“didi! Bilang sama dini ia sangat patuh kepadamu suruh dia untuk bangun!” jamilah nampak begitu frustasi.

“keadaan pasien sudah membaik, sudah diperbolehkan untuk dijenguk” seorang dokter wanita keluar dari ruangan itu.
***

Dibelahan bumi lain tepatnya di SMA bina laskar vero nampak tenang mengerjakan soal ujian sekolah didepannya, berbeda dengan para teman temannya yang sudah sangat heboh menghadapi soal bahasa inggris.

Kini waktu tersisa dua puluh menit lagi sebelum berakhir namun vero dengan terburu-buru langsung mengumpulkan soal ujian yang telah ia isi semua.

Kini tujuan langkah lebar kaki itu satu, ruang kelas miliknya karena sudah beberapa hari ini sang penulis surat rahasia tidak menaruhnya lagi.

“apa mungkin itu kamu din? Tapi gak mungkin kamu segila ini suka sama cowo kaya aku sedangkan tipikal cowo yang naksir kamu itu kaya edo, teguh,egi serta iqmal semuanya cukup diatasku”  dengan lunglai tubuh itu beranjak pergi meninggalkan ruang kelas.

“ketika engkau menjauh kenapa sepi dan rindu bertubi tubi menghampiriku”

Strong Woman (Good Waketos)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang