Nampak seorang gadis masih terduduk diatas sajadahnya sembari menengadahkan kedua telapak tangnanya yang terbalut mukenah berwarna putih. Setelah melaksanakan sholat maghrib ia belum beranjak dari sana.
“ya Rab ampuni segala kehilafan yang telah hamba perbuat, mantapkan hati ini untuk mengayuhkan setiap langkah demi masa depan. Dekatkan hamba dengan penyempurna iman hamba sekarang di umur yang sudah tidak muda lagi amin”
Saat bait demi bait ayat suci sedang ia baca, melantunkan huruf huruf hijaiyah yang penuh makna sambil menunggu waktu sholat isa. terdengar ketukan pada daun pintu luar kamar, gadis itu mengakhiri bacaan dalam kitab suci al quran dan berjalan menuju pintu untuk membukanya.
“eh kak malik, ada apa kak?”
“di bawah ada orang yang nyari kamu din, coba temuin dulu”
“oh iya udah nanti kak, aku pakai kerudung dulu” setelah kepergian malik, ia berjalan kembali kedalam kamar mengganti mukenah yang masih membalut kepalanya dengan selembar khimar segi empat berwarna abu abu.
“ya allah ada apa dengan hati ini” Ada rasa yang aneh dalam hatinya saat sedang berjalan menuju ruang tamu.
“mama” langkah kaki itu terhenti saat suara yang sangat familiar terdengar menggema diruang tamu.
“kalian?” desahnya pelan
“kaka tinggal dulu din, Beby nya pengen dapet elusan dari si papi” intan bangkit dari duduknya dan melangkah pergi sembari menggendong keponakan dini.
“dokter vero saya duluan”
“oh iya kak” di ikuti anggukan dari vero dan seulas senyum manis
“mama gendong, lelen kangen sama mama” entah sejak kapan bocah kecil itu sudah berada di depan lututnya.
di gendongnya tubuh mungil itu yang menurutnya semakin kurus dari terakhir kali ia menemuinya tepatnya tiga minggu yang lalu. Sekarang suasananya sangat canggung, ada rasa tersentil dalam hati setiap cerita yang keluar dari mulut mungil reren.
“mam, kenapa tinggalin lelen sendilian?, mama gak sayang sama lelen ? Apa lelen nakal jadi mama pelgi?, lelen mau sama mama telus”
***Kini dengan balutan pakaian formal dini terburu buru keluar dari rumah, pagi ini ia terlambat bangun dan baru tadi pagi juga ia teringat akan keberangkatan nugrah kembali ke bandung. Seminggu yang lalu mereka berdua resmi bertunangan dan pernikahannya akan di laksanakan pada akhhir bulan.
“hati hati ya nug” kini dini berdiri didepan kantor tepat disamping mobil hitam milik tunangannya itu.
“iya, kamu juga baik baik disini inget jaga hati jangan sampai berubah fikiran” senyum tulus dapat dini tangkap dari wajah tampan didepannya.
Skip.Siang ini dini berencana menemui reren disebuah taman bermain untuk menepati janjinya. Taman kini nampak ramai oleh anak anak yang sedang bermain dan berlarian.
“mama” dengan mengenakan baju berwarna pink dengan rambut tergerai cantik, gadis kecil itu melambaikan tanganya ke arah dini.
“barangkali kamu bisa datang kak” setelah cukup lama mereka bersama, dini menyodorkan sebuah undangan berwarna hitam kearah vero.
“apa maksudnya? Kamu akan menikah?” vero cukup terkejut dengan nama yang tertera pada selembar undangan itu.
“aku pikir kak vero cukup pintar untuk mengartikan itu”
“kamu gak boleh nikah sama siapapun” vero membuang undangan itu ketanah matanya menyiratkan api yang berkobar.
“kamu gak bisa gitu kak, ini saatnya aku meraih kebahagiaan ku” dini berlalu pergi setelah berpamitan dengan reren yang sedang berada diayunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman (Good Waketos)
ChickLitPENTING!! Cerita TAKDIR SANG PENANTI ganti judul jadi STRONG WOMAN (GOOD WAKETOS) Alasannya cukup simpel karena author ngerasa bahwa alur ceritanya itu kurang greget dengan langsung menceritakan pada masa berumah tangga. #buat cerita TAKDIR SANG PE...