Flashback on
Di sebuah pekarangan sederhana milik seorang petani desa, terlihat dua orang anak kecil kaka beradik sedang bermain. Tak jarang mereka menimbulkan suara tawaan yang lepas, jeritan yang menggemaskan bahkan sampai tangisan. Saat itu di depan rumah ada seorang penjual balon keliling menggunakana sepeda."kak, pengen beli" rengek sang adik
"ayo kita minta uang" seorang wanita paruh baya pun keluar dengan di gandeng kedua putrinya.
Sekarang di tangan mereka berdua sudah ada sebuah tali balon yang di pegang dengan erat, balon sang kaka berwarna putih sedangkan sang adik berwarna hitam.
"kaka, adek mainnya disini aja ya!, jangan kemana mana" sang ibu pun kembali masuk kerumah meninggalkan kedua putrinya yang masih berumur enam dan lima tahun di teras rumah.
Pada waktu itu angin berhembus meski tidak kencang namun berhasil membawa terbang balon hitam.
"kaka balonnya lepas" sang adik mengejar balon itu, sedangkan sang kaka sedang mengikat balon miliknya di pohon jambu yang rantingnya pendek. Saat akan menyusul adiknya tiba tiba terdengar suara hantaman.
"lili!" teriakan dini di ikuti dengan meletusnya balon hitam yang berada dalam genggaman sang adik yang sudah terbaring di tengah jalan. Dia berlari menghampisi adiknya di ikuti beberapa tetangga yang melihat kejadian tersebut.
Semua ramai berbondong bondong membawa lili ke rumah sakit, di lihatnya sang ibu yang sedang menangis deras sambil di tuntun para tetangga.
Dini tidak tau lagi apa yang terjadi karena semuanya meninggalkan dia tidak ada yang perduli dengan dirinya.
Sampai bapaknya pulang dari sawah di jemput oleh mang komar, itu pun sama dini masih di campakan.
Lili Indira Khumaira nama itu sudah terpatri dalam sebuah batunisan yang menjulang tepat di atas tanah yang sedikit tinggi dan basah serta tak ketinggalan pula banyaknya bunga yang berada disana.
Sejak saat itulah dini selalu di salahkan atas kematian adiknya oleh sang mama, dan dini rasa mamanya sangat membenci dia karena kasih sayangnya taksama seperti dulu dan sejak itu jugalah fobia terhadap balon dini rasakan.
Flashback off
Setelah menceritakan semuanya dini nampak lebih tenang dari sebelumnya, iba itulah yang vero rasakan setelah mendengar cerita dari gadis itu.
"bunda ada buat kamu, sekarang kamu juga anak bunda. Sekarang kamu kembali keruangan yah! Istirahat biar cepet sembuh" nur mengusap jejak air mata yang masih berada di kedua pipi dini.
"dini mau disini aja bunda, dini kesepian disana"
"kamu gak bakal kesepian nak! Vero akan menemani kamu" ayah vero menghampiri brankar dan ikut mengelus kepala dini
" untung saja orangnya sabaran, kasian juga kamu dibalik semua sikap ceria kamu. Kamu itu sebenarnya rapuh" vero mengangkat dini dan membaringkan gadis yang sudah terlelap itu keatas brankar
"sepertinya aku bisa membantu mu, aku pergi dulu sebentar"
Vero bertekad akan membantu menyelesaikan masalah yang dini alami. Dia yakin bahwa dia mampu membantunya.
😞😞😞
Vote sayang!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman (Good Waketos)
ChickLitPENTING!! Cerita TAKDIR SANG PENANTI ganti judul jadi STRONG WOMAN (GOOD WAKETOS) Alasannya cukup simpel karena author ngerasa bahwa alur ceritanya itu kurang greget dengan langsung menceritakan pada masa berumah tangga. #buat cerita TAKDIR SANG PE...