8- Accepted

4.6K 523 7
                                    

Taehyung berulang kali mengetuk pintu kamar Jungkook. Adiknya itu tidak turun untuk makan malam sehingga Taehyung berinisiatif untuk membawakannya makanan. Taehyung juga tidak melihat Jungkook makan siang atau setidaknya memasukan selembar roti dalam mulut. Entah Taehyung yang kurang awas atau anak itu sudah makan diluar.

Selain itu Taehyung juga mengkhawatirkan kondisi kaki Jungkook. Saat adiknya memukulnya, Taehyung sempat melihat ekspresi sakit saat Jungkook melangkahkan kaki.

"Jungkook.."

Lalu dengan keberanian yang hanya secuil Taehyung memutuskan untuk membuka pintu kamar adiknya. Jungkook tertidur dengan lampu kamar yang remang-remang. Adiknya bisa terserang maag jika mengabaikan makan seperti sekarang.

"Jung.." tidak ada sautan. Taehyung secara reflek menarik kedua sudut bibirnya saat mendengar nafas Jungkook yang teratur dan juga dengkuran halusnya, dengan kedua bibir yang sedikit terbuka. Taehyung baru tau kalau Jungkook memiliki gigi kelinci. "Aku tidak yakin kau ini seorang atlet karate"

Taehyung dengan ragunya menyibak poni rambut Jungkook yang menutupi garis matanya. Wajah Jungkook begitu lucu saat tertidur, seperti..

"Bayi besar"

Yoongi tepat sasaran, menebak isi fikiran Taehyung dengan benar. Jemari Taehyung yang sebelumnya berada didahi Jungkook kini dia turunkan. Taehyung masih tidak enak hati karena telah berucap keras pada Yoongi.

"Kau tidak ingin kembali ke kamarmu?" tanya Yoongi yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Taehyung.

"Kau bisa bersuara sekeras mungkin. Jungkook tidak akan terganggu. Ketika dia sedang tertidur, dia tidak bisa mendengar apapun"

"Benarkah?" Taehyung menepuk-nepuk telapak tangannya cukup keras didepan wajah Jungkook. Tak bergeming sama sekali, dengkuran halus itu masih tetap teratur, berkedip saja tidak. Taehyung makin gemas pada Jungkook, rasa-rasanya dia ingin sekali memeluknya.

"Apa Jungkook selalu seperti ini?" Taehyung mulai penasaran tentang Jungkook.

"Aku sudah katakan dia ini bayi besar. Jadi kalau tertidur beginilah jadinya" ucap Yoongi memberikan penjelasan sambil mengusap-usap lengan dan punggung Jungkook bergantian.

"Kau datang? Mengira Jungkook belum tidur? Kau ingin bicara dengannya?"

"Sebenarnya aku hanya ingin mengantarkan makanan dan mengobati kaki Jungkook"

Alis Yoongi menukik dengan kedua bola mata yang menyipit, "Jungkook terluka?" Yoongi seketika panik dan menyibak selimut Jungkook. Terdapatlah disana memar yang sudah membiru dipergelangan kakinya. "Ya Tuhan, bagaimana bisa dia berjalan dengan kaki seperti ini? Taehyung siapkan kompres air dingin" Yoongi berjaga-jaga apakah luka Jungkook hanya dikaki, tapi ternyata Yoongi salah, saat dirinya menyibak sedikit kaos kebesaran milik putranya dia juga melihat lebam yang sama pada bahu itu. "Jungkook, kenapa kau sembunyikan luka itu dari ayah?" desis Yoongi yang seolah merasakan ngilu yang sama seperti luka Jungkook.

Taehyung bangkit dari posisi berlututnya dan meninggalkan Yoongi yang masih memeriksa setiap inci tubuh Jungkook.

Dalam hatinya berbisik..

Ternyata menyenangkan jika memiliki seorang ayah.

***

Setelah mengobati Jungkook dan memberikan salep pada memarnya, Yoongi dan Taehyung keluar dari kamar itu dan berniat untuk beristirahat di kamar masing-masing.

"Eum!" dengan satu gumaman yang sengaja dikeraskan, Taehyung menahan langkah Yoongi. Ayah yang saat ini sudah memiliki dua putra itu hanya menunggu Taehyung melanjutkan kalimatnya. "Apakah anda benar-benar menganggapku anakmu?"

"Aku sudah menikah dengan ibumu. Otomatis kau adalah putraku sekarang"

"Tapi bagaimana dengan hatimu, Tuan. Apakah tuan benar-benar menerimaku?"

Tidak

"Ini hanya masalah waktu saja, Taehyung"

Yoongi benar-benar tidak tau apakah keputusannya untuk menikah adalah benar atau salah. Yoongi juga merasa tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi istrinya, pun juga menjadi putranya selain Jungkook. Yoongi tidak bisa memberikan jaminan apakah itu bisa berubah atau tidak. Sampai pada batas waktu yang belum bisa ditentukan, Yoongi hanya bisa memberikan jawaban yang begitu sumbang saat Taehyung menanyakan tentang isi hatinya. *

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang