10-Dickering

4.3K 521 13
                                    

Yoongi sudah putuskan, dia akan menceraikan Yuri. Kebahagiaan Jungkook adalah yang terpenting baginya. Kesepakatan itu tidak perlu berjalan lagi. Jungkook benar, Yoongi hanya perlu disampingnya saja. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi istri pertamanya. Dia saja yang bodoh terpaku pada keinginan almarhum yang terucap sebelum kepergiannya.

Yoongi pulang lebih awal dari pada hari-hari sebelumnya. Bermaksud untuk menemui Yuri dan membicarakan perihal perceraian mereka berdua. Yuri yang tengah memasak makan malam di dapur tentu saja terkejut dengan kedatangan suaminya yang pulang cepat ditambah dengan sikap tanpa basa basi Yoongi.

"Aku ingin kita bercerai, kau tidak perlu khawatirkan soal pendidikan Taehyung. Aku akan bertanggung jawab karena bagaimana pun dia putraku"

Kedipan kelopak mata Yuri begitu cepat untuk menghalau air matanya. Bolehkah dia jujur, dia ingin egois. Yoongi yang saat itu bertemu dengannya pertama kali sudah membuatnya jatuh hati. Lalu tanpa diduganya Yoongi mengajak untuk menikah. Yuri yang tanpa berfikir panjang pasti akan langsung menerima.

Menurut Yuri sekarang ini bukan lagi masalah Taehyung merasakan kasih sayang seorang ayah atau tidak. Terlepas dari itu semua, Yuri juga menginginkan sosok suami yang seperti Yoongi.

"Apa karena Jungkook belum bisa menerimaku maka kau mengambil keputusan ini?"

"Dari awal aku yang bersalah.."

"Menurutmu menikahiku adalah kesalahan?" ucap Yuri dengan suara yang bergetar.

"Kau pasti bisa menikah dengan orang yang benar-benar mencintaimu" Yoongi mencoba untuk memberikan pengertian pada Yuri yang mungkin sedang terluka. Pernikahan ini baru seumur jagung lalu sudah harus diambang perpisahan. Yuri tentu tidak bisa menerima.

***

Taehyung bermuka masam.

Berjalan dengan tenaga yang lemah tanpa melihat beberapa orang yang sudah dia tabrak. Taehyung tak peduli. Dia juga tak mengerti mengapa dia bisa sesayang ini pada Jungkook yang tak memiliki hubungan darah dengannya. Taehyung yang terlalu baik atau memang hatinya yang harus diisi oleh seseorang yang bisa dia sebut 'adik'.

Dia

Bukan

Jeon

Tiga kata itu terus terngiang dalam benaknya. Taehyung tidak perlu diingatkan asal usulnya. Sakit, ketika mendengar Jungkook berkata demikian. Sebenci itukah Jungkook terhadapnya?

Jungkook bukan hanya menghina dirinya, tapi dia juga menghina ibunya. Jungkook tidak perlu sampai seperti itu jika memang tidak bisa menerima kehadiran mereka. Taehyung bisa meminta ibunya untuk pergi dari sana tanpa penghinaan.

Taehyung berhenti disebuah minimarket. Rasa hausnya sudah mulai menyerang. Taehyung sengaja untuk meminta Yoongi tidak menjemputnya, dia ingin pulang bersama Jungkook setelah anak itu selesai dengan les karatenya.

Taehyung tak pernah menggunakan kemarahan dan kekesalan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Menurutnya Jungkook dan dia harus bicara dengan nada yang lebih halus. Dengan begitu hati mereka akan sama-sama tergerak dan juga mereka akan mengerti satu sama lain.

Kedua bola matanya masih fokus untuk melihat minuman atau makanan yang berjejeran. Jungkook suka yang mana? Apa yang harus Taehyung berikan untuk anak itu?

***

Seperti biasa Jungkook pulang saat hari beranjak malam. Dengan luka yang hanya menimbulkan nyeri atau sampai berdarah. Jungkook selalu memutuskan apa yang dia inginkan dengan kepalanya sendiri. Meski Yoongi sang ayah sudah melarangnya untuk karate lagi, tapi tetap Jungkook tidak mau meninggalkannya.

Kim Namjoon dan Jung Hoseok masih sama. Mereka menambah penderitaan Jungkook dengan menumpahkan susu dikepalanya. Alhasil, kini rambut hitam Jungkook terasa lebih lengket dan bau. Orang-orang yang berlalu lalang tak membuat Jungkook malu dengannya. Jungkook sudah tak menghiraukan hal seperti itu. Pakaian yang dia kenakan juga tidak lagi bersih, sudah ternoda oleh susu coklat yang ditumpahkan oleh mereka berdua. Penampilan Jungkook total berantakan.

Saat sampai pada jalan menanjak, tepat beberapa meter sebelum sampai rumah, Taehyung dengan seragamnya yang lengkap masih menunggu seseorang. Jungkook berhenti beberapa meter darinya. Tetap memperhatikan Taehyung dengan raut wajah yang dingin. Sementara Taehyung tengah mengusir kebosanan dengan memainkan kakinya.

"Oh, Jungkook?"

Jungkook yang sedikit menunduk itu langsung mengangkat kepalanya saat Taehyung memanggil. Taehyung berlari dengan senyum kotak yang menurut Jungkook membuat Taehyung terlihat bodoh. "Jungkook, apa terlalu malam kalau kita bicara di taman komplek sini dulu?". Jika Jungkook tidak menyukai basa basi maka Taehyung juga harus mengurangi itu.

"Aku tidak mau!"

Jungkook melewati Taehyung dengan hanya dua langkah, dan tiga langkah setelahnya Jungkook berhenti karena mendengar suara tercekat dan dalam milik Taehyung.

"Aku mohon Jungkook. Bicaralah denganku" *

Souyaa

Sudah sampai di part 10? Masih biasa aja.

Iya sih. Memang dari awal tak berharap besar pada cerita ini kok. Konfliknya juga masih seputar ini-ini aja belum menyentuh karena memang alurnya sedang seperti ini.

Belum ahlinya bikin momen manis karena terbiasa bikin momen sedih😂

Terimakasih sudah membaca cerita ini kakak-kakak. Aku akan mencoba yang terbaik untuk kedepannya...

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang