18- Just Begin

4.5K 501 46
                                    

Pagi hari senin.

Hari sibuk dan juga hari yang begitu berat untuk menjalani kesibukan. Jungkook seperti biasa mengabaikan sarapan. Dia fikir dia akan dihadang oleh Taehyung, tapi tidak. Di pintu depan rumahnya sudah ada ibu tirinya, Yuri.

Taehyung yang sudah bersiap ikut memperhatikan mereka berdua. Ibunya dan adik tirinya kini berhadapan kembali. Semenjak kejadian kemarin Taehyung tak menaruh benci pada ibunya, dia hanya merasa menyesal karena keputusan ibunya yang sudah tak bisa lagi ditawar meski Taehyung memohon.

Yuri mendekat pada Jungkook. Ibu satu anak itu tak menghiraukan tatapan benci sebagai balasan dari Jungkook untuknya.

"Terimakasih, ayahmu sangat baik sekali selama ini. Kau juga anak yang manis dan juga baik. Aku yakin kau bisa menjaga Taehyung"

"Apa maksud anda nyonya?" tanya Jungkook sinis.

"Ijinkan Taehyung untuk tetap tinggal disini, Nak. Aku mohon. Aku tak mungkin membawanya bersamaku"

"Kalau dia tetap disini maka nyonya pun juga harus disini. Ayahku tak boleh ikut mengurusnya juga. Nyonya tidak boleh pergi jika Taehyung juga tidak pergi!" Terdengar sinis tapi ada kebaikan yang tersirat disana. "Aku tidak mengerti dengan jalan fikiran nyonya untuk meninggalkan putra anda bersama ayahku. Tidakkah nyonya sangat jahat jika seperti itu?"

Yuri sangat merasa terpojok dengan tuduhan putra angkatnya itu.

"Sekarang bertambah satu lagi alasanku untuk ragu bahwa anda pantas menggantikan posisi bunda untuk ayahku" 

Yuri yang mematung ditinggalkan oleh Jungkook yang sebelumnya membenarkan posisi tali tas pada pundaknya. Yuri tidak menyangka Jungkook akan menolak kepergiannya. Dia fikir Jungkook hanya akan mengucapkan kata 'pergilah' ketika dia memutuskan untuk pamit pagi ini.

Taehyung yang sedari tadi tersenyum tipis melihat tingkah adik angkatnya itu kini mengambil langkah mendekat pada ibunya.

Taehyung ambil jemari ibunya untum dia berikan genggaman. "Ibu, lihat adikku sekarang sudah mulai melunak hatinya. Pasti suatu saat dia akan menerimamu sebagai ibunya. Apa yang membuat ibu berubah fikiran seperti ini?"

Yuri hanya memainkan bola matanya yang bergulir gelisah. Dia tidak bermaksud, sangat tidak bermaksud. Tapi lebih dari pada itu, Taehyung tidak boleh tau tentang keberadannya. Keberadaan ayah kandungnya.

Lelaki jahanam yang membuat masa depan Yuri hancur tidak karuan. Telah kembali bebas dari penjara dua minggu yang lalu dan mengirimkan surat cinta pada Yuri berupa..

Foto Jungkook dan Taehyung yang sedang bercanda di kantin sekolah.

***

Namjoon duduk disalah satu bangku kantin dengan tak melepas tatapan dari Jungkook yang sedang nyaman-nyamannya minum es teh. Entah sengaja memalingkan muka dari Namjoon atau memang anak itu tak menyadari si pembully sedang menatapnya kaku.

Hoseok yang duduk manis didepannya tak diperhatikan sedikit pun malah dia yang memperhatikan tatapan Namjoon yang semakin menusuk pada anak yang kemarin berkenalan dengannya itu.

Taehyung membawa makanan yang dia bawa didepan Jungkook. Hal itu tak lepas dari penglihatan Namjoon. Dia justru makin fokus untuk memperhatikan mereka berdua.

"Jungkook, terimakasih atas bantuanmu pagi tadi. Aku rasa ibu akan mempertimbangkan pendapatmu"

Namjoon tak bisa mendengar pembicaraan mereka apalagi Hoseok yang lebih fokua dengan nasi goreng didepannya.

"Jangan jauh dariku!"

"Hah!" Taehyung yang masih mengunyah reflek menelan makanannya dan meneriakan kekagetannya.

"Ada apa denganmu? Aku lebih suka kau yang dingin dan pendiam, Jungkook" candaan Taehyung tak membuat Jungkook bergeming sedikit pun.

"Jika aku mengatakan ada orang yang mengincar nyawamu melalui urusanku, apa kau percaya?"

Jungkook mengangkat kepalanya untuk memberikan tatapan pada Taehyung.

"Turnamenku akan diadakan dua minggu lagi. Jangan datang kesana. Larilah ke tempat yang aman atau minta pada ayah untuk menemanimu. Jika tidak hari itu mungkin akan menjadi hari terakhir untuk melihat senyuman ibumu"

"Namjoon berulah? Melibatkanku?"

Jungkook hanya memutar kecil sendok yang berada dalam gelasnya. Dia ragu untum berkata jujur tapi memang kemampuan analisis Taehyung tidak bisa dianggap remeh.

"Kau tak bisa melindungi dirimu jadi ikuti saja saran dariku" ucap Jungkook dengan nada yang amat tegas.

"Kau sendiri? Melibatkan nyawamu dipertaruhkan dalam arena turnamen karate. Menurutmu siapa yang lebih gila disini?"

Taehyung menutup kotak bekalnya, bukan dia kehilangan selera makan. Dia harus berbicara serius dan Taehyung merasa perlu untuk menyingkirkan sejenak barang-barang didepannya.

"Aku bukan pengecut, Jungkook. Kakak yang meninggalkan adiknya dalam arena pertarungan--"

"Aku bukan adikmu!"

"Katakanlah seperti itu. Tapi aku tidak akan meninggalkan orang asing rela mati demi diriku"

Kalimat Taehyung sangat menusuk dan membuat Jungkook malu. Iya, dia orang asing. Dia yang mengatakan dia bukan adiknya Taehyung, tapi kenapa dia memberi saran gila itu dan lagi berbicara sedekat ini dengannya?"

Keduanya bungkam dan hanya menghabiskan waktu dengan saling menatap ragu. Mulai berani saling bertukar pandang, Jungkook yakin bahwa hatinya sudah sedikit tergerak menerima kehadiran mereka.

Berbeda dengan Namjoon yang kini kembali mendengar kalimat ayahnya...

Yang baru keluar dari penjara..

Dua minggu lalu..

Kim

Seok

Jin

Kim Seokjin. Mantan pembunuh dan perampok yang menitipkannya pada seorang teman kini sudah pulang dan menjemputnya. Bukan itu saja, Kim Seokjin juga memberikan berita pada Namjoon bahwa..

Taehyung adalah adikmu dari ibu yang lain

Jadi, Namjoon punya ibu sambung selama ini?*








Souyaa

Holaaa kakak pembaca..👋👋💜

Sudah mulai terlihat konflik inti dari cerita ini? Semoga tak bosan...😊😊🙏

Terimakasih banyak.

Boraheeee💜🤗

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang