28- New World (I Want to Find You)

4.3K 439 37
                                    

Jungkook terus memohon untuk kematian pada Tuan pengemudi yang sejak dini hari tadi membawa Jungkook ke rumahnya. Tepatnya adalah rumah yang juga membuka klinik untuk proses rehabilitasi kejiwaan. Sosok itu bernama Dokter Kim Wooseok yang juga merupakan psikiater untuk beberapa pasien yang baru keluar dari rumah sakit jiwa atau sedang depresi seperti Jungkook.

Wooseok tidak akan membawa Jungkook ke rumah sakit jiwa. Ia merasa Jungkook belum separah itu. Jungkook juga masih sangat waras saat Wooseok menanyakan alasan untuk bunur diri.

Aku mau pulang. Ayah dan Ibuku sedang menunggu di surga!

Wooseok sangat tau anak ini sedang depresi karena kehilangan. Wooseok juga merasakannya saat dia harus kehilangan istri sekaligus putra yang amat dia cintai karena keteledorannya dalam mengemudi. Putranya yang bahkan belum melihat dunia harus meregang nyawa dengan sangat tragis.

Setelah kejadian Wooseok juga sama seperti Jungkook. Sama persis. Sehingga Wooseok sangat mengenal gejala depresi.

Woseok membawa anak itu ke rumahnya. Jungkook tidak memberontak. Dia masih dalam mode kosong dengan sorot mata yang penuh kesedihan. Tidak jarang telinga Wooseok mendengar Jungkook berlirih memanggil bunda dan ayahnya.

Hari sudah beranjak pagi dan Jungkook sukses membuatnya tidak tidur. Wooseok langsung membersihkan diri dan mulai bekerja. Pasien pertamanya adalah Jungkook. Wooseok membuka pintu kamar tamu yang tersedia di rumahnya lalu menatap datar anak itu sebentar.

Pemuda belia yang harus merasakan kehilangan orang yang dia sangat sayangi. Wooseok melangkah dan mulai mencoba upaya pendekatan pada Jungkook.

"Kau masih ingin mati?"

Jungkook bungkam.

"Apa kedua orang tuamu memintamu menyusul mereka?"

Jungkook tidak berubah.

"Kau merindukan mereka? Tidakkah mereka akan bersedih jika putra kesayangan mereka harus terpuruk seperti ini"

Jungkook masih tidak berubah.

"Hatimu mau apa?"

Barulah ketika pertanyaan ini terdengar Jungkook menghela nafasnya panjang. Tapi responnya hanya itu saja. Meski begitu Wooseok menyungging senyuman karena Jungkook sudah mulai menunjukan proses penerimaan dalam percakapan ini.

"Ingat kasih sayang kedua orang tuamu yang tidak akan terputus untukmu, Nak"

"Tuan tidak mengerti. Ayahku tertembak didepan mata kepalaku sendiri. Bunda yang harus berkali-kali jatuh koma. Mereka sudah merusak semua yang indah untukku. Apa lagi alasan untuk hidup jika seperti itu?"

Wooseok memperhatikan setiap pergerakan Jungkook. Anak itu menyembunyikan kemarahannya. Jungkook mengepalkan kepalanya kuat dan sorot matanya kini menajam. Tapi Wooseok tidak memberikan respon apa-apa. Dia harus menjadi pendengar yang baik. Depresi Jungkook mungkin disebabkan karena anak itu terlalu lama memendam semua kemarahan dan rasa sakit disaat yang bersamaan.

"Kenapa ayah harus menikah dengan wanita sinting itu? Kenapa?!!", Jungkook kini mulai berteriak kesal. Bagi Wooseok itu justru bagus. "Karena pembunuh itu ayahku mati! Karena melindunginya aku kehilangan ayah! Jika dia iri padaku karena memiliki ayah maka seharusnya dia dipenjara saja bersama ayahnya yang brengsek!! Kim sialan!!"

Jungkook menyibakan selimutnya kasar lalu melemparkan bantal dan mengacak-acak semua barang yang dimiliki Wooseok. Semakin Jungkook mengamuk semakin Wooseok waspada.

"Aku benci..aku benci mereka.." suara Jungkook memelan setelah dirasa snagat puas untuk mengacak-acak semua yang ada didekatnya.

"AKU BENCI KAU, KIM!!"

***

"AKU BENCI IBU!!"

PLLAK!!

Tidak bosan juga Yuri menampar putra semata wayangnya. Bagaimana Taehyung tidak muak. Jungkook belum ia temukan lalu dengan anehnya, sang ibu justru mengambil keputusan untuk menikah dengan pengacara dari keluarga Jeon Yoongi.

"Apa masih ada lagi kerendahan dalam dirimu Ibu?" Taehyung tidak membatasi lagi dirinya dengan sopan santun atau rasa hormat pada wanita yang sudah melahirkannya.

Sedangkan calon ayah barunya itu hanya duduk diam disofa dengan wajah menyebalkan yang makin membuat Taehyung kesal. "Kau!" Taehyung menunjuk pengacara itu dengan kurang ajar lalu melangkah mendekat untuk mecengkram kerah kemejanya. "Kau merencanakan semua ini? Apa kau sengaja mempengaruhi ibuku!!"

"Taehyung sopan pada calon ayahmu!"

"Ibu keterlaluan!!" teriak Taehyung tepat setelah memutar tubuhnya setelah mendengar perintah tak masuk akal dari sang ibu.

"Ibu benar-benar sudah kehilangan waras! Ibu sadarlah tujuan ibu saat ibu menikah dengan Ayah Yoongi. Ibu berjanji untuk menjaga Jungkook dan menyayangi dia kan? Sekarang adikku itu bahkan belum ditemukan lalu ibu akan menikah. Ibu sudah gila!!"

"Iya! Iya! Ibu hampir gila karena harus mengandung dan melahirkan anak haram sepertimu!!" Yuri tidak mau anaknya kurang ajar pada dirinya sehingga dia harus mengeraskan suara yang lebih keras dari anaknya sendiri.

"Dengar anak haram! Sebagai jawaban dan juga hukuman atas sikap kurang ajarmu. Maka setelah ini kau tidak akan mengikuti sekolah! Kau akan menjadi pembantu di rumah ini dan satu lagi..."

"Kau. Tidak. Memiliki. Kim. Sebagai margamu!"

Taehyung reflek untuk membuka kedua bibirnya yang bergetar kuat sejak tamparan ibunya.

"Nikmatilah hidupmu sebagai anak yang hanya bekerja sebagai pembantu dan tanpa identitas. Ini adalah kepantasan untuk dirimu, Taehyung!"

"Ibu, apa ibu setega ini pada putramu?" pertanyaan sangat lirih Taehyung ucapkan dengan berlutut dan meminta iba pada ibu kandungnya sendiri.

Yuri melangkah bersama calon suaminya. Tak memperdulikan Taehyung yang masih membatu dan menangis untuk hal yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya. Tidak apa, Taehyung menerima bahwa dia lahir diluar pernikahan. Namun untuk sekarang ini, dia sudah kehilangan marga dan juga masa depan.

Setelah ini dia harus kehilangan apa lagi?

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang