Jungkook menendang dan memukul berkali-kali guling yang tergantung ditempat latihannya. Jungkook melampiaskan semuanya pada setiap pukulan dan tendangan dia tak paham dengan hatinya sendiri. Dia harusnya memilih untuk menang dalam turnamen, tapi ini demi nyawa Taehyung. Nyawa seseorang. Jungkook tak pernah diajarkan oleh ayahnya untuk mempermainkan hal seperti itu.
Nyawa bundanya adalah yang membuat bunda berada disisinya. Lalu saat nyawa itu hilang, raga itu akan terkubur dalam tanah.
Jungkook tidak ingin menyaksikan pemakaman lagi. Namjoon juga bukan orang yang bisa diajak kompromi.
Dengan satu tendangan keras, Jungkook melampiaskan kekesalannya dengan berteriak kecil. Jungkook merasakan sakitnya kehilangan orang yang dia cintai maka dia juga tidak tega untuk membuat orang lain merasakan hal yang sama.
Turnamen. Ini adalah turnamen terakhirnya sebelum dia meninggalkan dunia karate seperti yang ayahnya minta. Jungkook tak mungkin menjadi seorang pengecut, dia sangat ingat semua kerja kerasnya sampai sekarang. Dunia karate yang keras dan penuh luka sudah membuatnya kebal dengan rasa sakit, tapi bukan sakit karena dihina sebagai pengecut. Sampai sekarang Jungkook tidak bisa menerima itu semua.
Seakan kekesalan itu tak cukup membuatnya lelah. Jungkook harus menyiapkan tubuhnya lagi untuk mempelajari jurus baru. Turnamen kali ini memang hanya menjadi ajang pembuktian untuk murid di les karatenya saja, tapi juga menjadi pertarungan nama baik. Karena sayangnya Jungkook memilih sekolah karate ditempat yang cukup memiliki nama dan jenjang karir yang bagus setiap tahun.
Kim Namjoon tetap memperhatikan Jungkook. Anak itu semakin membencinya. Namjoon ingin kembali menjadi yang terbaik setelah dikalahkan dalam pertarungan tahun lalu. Tidak akan terulang lagi kali ini. Namjoon sudah bertekat bulat akan mengandalkan segala cara demi menang.
Hoseok yang berdiri tak jauh dari Namjoon ikut memperhatikan gerak gerik mereka berdua. Hoseok tak tau apalagi yang Namjoon inginkan. Tapi sebagai yang selalu membantu Namjoon maka tak ada alasan bagi Hoseok untuk berbelok atau berhianat.
Kim Taehyung, Kim Taehyung. Nama itu kini melayang dalam kepalanya.
***
Bukan Taehyung yang kini menunggunya di jalan menanjak dekat rumah, tapi ibu tirinya Yuri. Dengan membentuk senyuman dan juga mendekat pada Jungkook, Yuri bermaksud untuk memberikan setidaknya perlakuan layaknya seorang ibu untuk Jungkook.
"Anda tau benar tidak ada yang bisa menggantikan bunda. Tidak siapapun. Termasuk anda!!"
Yuri dicegat terlebih dahulu oleh kalimat pedas Jungkook. Membuat udara dingin malam tak terasa dikulit mereka berdua.
"Memang tidak ada, Nak. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi seorang ibu dihati anaknya"
Yuri semakin dekat dengan Jungkook setelah melangkahkan kakinya. Yuri tak mengurangi tatapan teduhnya sedikitpun.
"Aku yang bodoh karena menikah dengan ayahmu berdasarkan kesepakatan gila yang kami buat"
"Ayahmu sangat mengkhawatirkanmu sehingga berfikir mencari ibu baru. Aku juga sama, aku sangat khawatir pada Taehyung yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Kami salah tentang itu semua.."
"Ayahmu, dia begitu bahagia saat menceritakan tentangmu padaku. Ternyata kebahagiaan itu juga aku rasakan saat melihatmu. Ayahmu bilang kau adalah Jungkooknya yang manis dan ceria. Itu yang membuat semua orang bisa menyayangimu dengan tulus"
Ibu, Jungkook merindukan bundanya. Peluk dia ibu. Aku mohon.
Yuri mengabulkan permintaan Taehyung. Dia kemudian tergerak untuk memeluk anak itu. Mereka bertahan pada posisi itu cukup lama dan membiarkan suara angin mendominasi gendang telinga.
"Aku bukan ibu yang melahirkanmu atau membesarkanmu. Aku ibu yang hadir karena kau kehilangan bundamu. Aku tau sulit untuk menerimaku. Aku tak memaksakan hatimu, Nak" jeda Yuri sesaat untuk menyampirkan syal dan juga jaket tebal untuk melindungi tubuh Jungkook dari hawa dingin. "Aku juga bukan ibu yang ingin merebut posisi bundamu. Aku tak bisa. Tak akan bisa. Bundamu selalu dalam hatimu dan ayahmu. Selamanya, itu tidak akan berubah"
Jungkook membiarkan Yuri memberikan semua perhatiannya. Jungkook mati rasa karena ini terjadi tiba-tiba. Jungkook tak mengira Yuri akan sebaik ini. Ibu tiri baik? Adakah?
"Kami sedang mengurus perceraian kami. Tapi aku bolehkan meminta satu hal padamu, Nak?"
Jungkook tak memberikan respon apa-apa. Membuag Yuri harus menyambung kembali kalimatnya, "Terimalah Taehyung menjadi kakakmu" *
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVE || END
FanfictionSedikit pun tidak pernah Taehyung menginginkan untuk lahir ke dunia jika hanya mengacaukan hidup adiknya Jungkook. @2019