34- Jeon...Taehyung

7.2K 510 5
                                    

Ruang ICU menjadi tempat mereka bertemu dipagi hari yang sebenarnya diselimuti oleh udara segar dan mentari yang hangat diluar sana. Sehangat suasana dalam ruang ICU ini. Taehyung yang sangat lega adiknya selamat dengan kondisi yang dibilang baik-baik saja. Memang butuh masa penyembuhan dan pemulihan pada organ hati akibat tusukan Ibunya dan luka dikepala yang parah. Kedua luka itu harus ditangani dengan baik dan dipantau secara khusus. 

Jungkook hanya menjalani operasi minor untuk menjahit beberapa lukanya. Taehyung kini terhindar dari bayang-bayang Jungkook dengan kondisi kritis atau sampai harus koma beberapa waktu.

Dokter mengatakan Jungkook saat ini hanya masih dalam pengaruh obat bius sehingga anak itu masih menutup mata sampai saat ini. Taehyung tidak masalah dengan itu sekalian Jungkook istirahat dan menormalkan kondisi tubuhnya.

Selama itu Taehyung tidak membiarkan Jungkook sendirian. Ia tetap berada disamping Jungkook dan sesekali memainkan poni rambut adiknya yang berada didepan perban coklat elastis di kepala Jungkook.

Taehyung bahkan tidak merasakan perih atau nyeri apapun pada semua lukanya. Ia sudah sangat terbiasa dipukul dan dicaci maki pada lima tahun belakangan.

Pada menit enam puluh Taehyung duduk disamlingnya, kedua kelopaknmata Jungkook bergetar dengan helaan nafasnya yang terdengar makin jelas. Taehyung mematung. Ia menunggu dengan kedua matanya yang membola.

Jungkook berhasil, ia membuka kedua kelopaknya meski masih terasa berat. Taehyung kemudian tersadar bahwa dia harus memanggil dokter untuk memeriksa Jungkook. Tapi saat tangannya akan menggapai tombol diatas bed Jungkook, ada genggaman pada tangannya yang lain.

"Kenapa?" tanya Taehyung pada Jungkook yang sepertinya tidak ingin diperiksa.

"Aku baik. Tidak perlu..." jawab Jungkook yang masih mengenakan masker oksigen.

Meski dengan rasa khawatir Taehyung menuruti kemauan adiknya. Ia duduk kembali dan memandangi Jungkook. Hal yang sama juga dilakukan oleh Jungkook. Sepi mendominasi untuk beberapa saat. Mereka tidak tau harus membicarakan apa.

Terima kasih telah menyelamatkan adikku, Tuhan

Jungkook menatap langit kamar rawatnya dengan raut kesedihan dan bola mata yang sudah berkaca-kaca. Ingatannya terpaku pada mimpi saat ia tertidur.

Taehyung tentu saja mampu melihatnya dengan jelas. Air mata Jungkook yang mulai berjatuhan pada masing-masing sisi wajahnya. Taehyung kini berani mendekat dan mengusap air mata itu dengan lembut.

"Ayah..."

Usapan Taehyung terhenti saat mendengar lirihan Jungkook yang menyakiti hatinya. Taehyung kembali merasa bersalah. Kedua orang tuanya sudah sangat membuat Jungkook menderita.

"Bunda.."

Taehyung makin merutuki dirinya. Taehyung membenci ibunya.

Kedua kelopak mata Jungkook terpejam perlahan saat merasakan air mata membanjurinya. Jungkook memimpikan mereka, Jungkook rindu Ayah Bundanya.

Hiks!

Taehyung langsung memberikan pelukan pada Jungkook yang mulai terisak karena rindunya.

Dalam hati Taehyung ia berdoa lagi untuk kebahagiaan Jungkook dimasa depan.

***

Jungkook sudah tidak memakai masker oksigen karena kondisinya yang membaik. Ia hanya memakai nasal kanul dan juga infus saja. Tidak ada lagi beberapa alat mengerikan yang mengitari tubuh anak itu.

Jungkook bukan hanya bersama Taehyung. Saat ini ada Dokter Wooseok dan Yohan yang langsung bergegas saat mendengar kabar dipenjaranya Yuri. Jungkook masih berbicara dengan Yohan dan Dokter Wooseok.

Taehyung tidak berani untuk mendekat. Ia hanya duduk sambil menyembunyikan wajahnya pada jarak yang cukup jauh dari mereka. Taehyung tidak ingin mengganggu momen bahagia itu. Taehyung tidak ingin mengacau lagi.

"Kak Tae"

Tunggu. Taehyung tidak salah mendengarkan?. Jungkook memanggilnya dengan panggilan seperti itu. Saat keterkejutan masih ada dalam hatinya Taehyung berani untuk mengangkat kepala dan menatap mereka. Kedua netra Taehyung bergulir cepat pada mereka bertiga sementara Jungkook sudah melambaikan tangan pada Taehyung untuk mendekat. Keyakinan Taehyung untuk maju makin kuat setelah mendapat anggukan kepala dari Jungkook. Taehyung melangkah tapi rematan pada kesepuluh jemarinya juga makin kuat.

"Ayah, Kak Yohan. Dia kakakku, Taehyung"

Jungkook tidak menyebutkan Kim Yuri Ibunya, Jungkook juga tidak menyebut Kim Seokjin sebagai ayahnya.

"Jeon Taehyung" lanjut Jungkook. Kepala Taehyung tersentak tapi Jungkook justru melempatkan senyuman yang begitu tulus padanya.

"Halloo. Kim Wooseok dan ini putra sulungku Kim Yohan. Kami bertemu Jungkook secara tidak sengaja"

Taehyung hanya bisa membungkukkan badan dan menganggukan kepalanya. Kedua netra Taehyung tidak bisa ia lepaskan dari Jungkook yang asik mengobrol dengan Yohan setelah mereka berkenalan.

Hari ini, adalah hari yang luar biasa.

***

Taehyung memberikan potongan apel untuk Jungkook. Tapi anak itu justru mengambil buah apel yang masih utuh untuk digigitnya. "Aku tidak suka buah yang sudah dipotong, Kak. Aku lebih suka yang seperti ini"

Ah. Ternyata ada perbedaan yang cukup mendasar diantara keduanya. Antara dia dan Jungkook.

"Kak Tae lukanya sudah membaik?"

Jungkook mendekatkan wajahnya untuk memperhatikan dengan seksama wajah Taehyung yang sesungguhnya masih terdapat luka lebam dibeberapa sisinya.

"Kak Tae harus sering mengobatinya"

Jungkook kembali mengunyah buah apel yang berada dalam genggamannya lalu menolehkan kepala pada jendela.

"Pasti diluar sana menyenangkan sekali"

Taehyung tersenyum singkat dan meletakan piring berisi buah apel miliknya. "Kau ingin keluar?"

Jungkook membulatkan kedua matanya yang sudah bulat lalu mengangguk cepat sampai Taehyung berfikir bahwa kepala anak itu akan putus jika terus seperti itu.

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang