Upacara pemakaman Jeon Yoongi.
Suasana berduka tidak bisa digambarkan lagi dengan kata-kata. Jungkook yang menangis keras sejak ayahnya dilarikan ke rumah sakit sampai dibawa ke rumah duka membuat Taehyung dan Yuri juga menangis pilu. Tiada yang merasa bahwa ini adalah kenyataan. Kepala keluarga, suami, ayah kini tak akan ada sosok seperti itu lagi di rumah mereka.
Hanya dalam waktu kurang dari setengah tahun, Jungkook sudah harus kehilangan kedua orang tuanya. Belum kering luka karena kehilangan bundanya. Kini ayahnya juga ikut menyusul bunda tercinta. Jungkook tidak pernah mengira setelan jas hitamnya akan dia kenakan dalam acara yang teramat menyakitkan.
"Ayaah.. " lirihannya teramat menyakitkan. Membuat luka dan rasa bersalah Taehyung bangun dan menggerogoti hatinya.
Jungkook tak pernah melepaskan rengkuhannya pada jasad Yoongi yang berada dalam peti mati. Maka tak heran jika wajah tanpa rona milik Yoongi juga ikut basah karena air mata. Jungkook pun juga makin sakit saat kulit sang ayah ternyata begitu dingin, tak sehangat saat dia merasakan kecupan dan juga usapan sayang dari Yoongi. Jungkook ingin memutar waktu, dia ingin merasakan itu lagi.
Maka dengan kerelaan hati yang sejujurnya terlalu sulit untuk dilakukan, Jungkook yang sudah terlalu lemas karena sedari tadi menjerit kini hanya menurut saat semua orang yang bertugas membawa peti mati itu harus berangkat menuju pemakaman.
Setelah jasad ayahnya dikremasi Jungkook meletakkan abu milik ayahnya ditempat yang sudah disediakan. Kedua tangannya yang gemetar memberikan bunga kecil sebagai hiasan, foto kenangannya bersama Yoongi juga tak dia lupakan untuk diletakan disana. Terakhir, Jungkook mendekat pada lemari kaca kecil itu dan memberikan kecupan yang begitu dalam seakan itu adalah wajah ayahnya.
"Aku sayang ayah.." hanya Jungkook saja yang mampu mendengar ini. Karena Taehyung dan Yuri belum memiliki meski sedikit saja keberanian untuk mendekat pada Jungkook atau pun Yoongi saat upacara pemakaman sampai selesai.
Tidak bisa Taehyung jelaskan sedalam apa rasa bersalahnya pada Jungkook saat ini. Meski bukan dia yang menembak mati Yoongi tapi ayah kandungnya lah yang berbuat demikian. Jika saja tidak ada dia maka Yoongi tidak perlu menikahi Yuri lalu berakhir menjadi ayahnya dan sampai hal menyakitkan ini terjadi.
Herannya, Jungkook tak memaki Taehyung atau berteriak keras, setidaknya marah atau melirik tajam Taehyung. Semua itu tak dilakukan olehnya. Jungkook mendiamkan dia dan ibunya seakan tak menganggap mereka ada disebelahnya. Jungkook lebih fokus untuk mengungkapkan kesedihan karena ditinggalkan oleh sosok yang dia cintai.
Taehyung mengerti, Jungkook sedang marah. Untuk itu lah mereka tak berani untuk membuka pembicaraan pada anak itu.
Ketika semua orang yang melayat sudah meninggalkan mereka, Taehyung perlahan mendekat pada Jungkook yang kini memandang foto ayahnya dengan bola mata yang begitu sayu. Dari samping saja, Taehyung tau wajah anak itu begitu sembab dan berantakan.
"Ma-af" Taehyung terbata. Banyak yang ingin dia utarakan tapi hanya kata itu saja yang sanggup dia utarakan.
Lalu memang inilah yang dimaksudkan oleh diamnya Jungkook sedari tadi. Dia terlalu sakit pada Taehyung sampai muak dan tak mau berinteraksi sedikit saja dengan anak itu.
Karena keberadaannya dia kehilangan ayahnya. Kehilangan kesempatan besar dalam turnamen yang seharusnya dia menangkan. Untuk semua itu tidak ada yang lebih menyakitkan dari kenyataan bahwa dia adalah yatim piatu sekarang. Pada siapa dia bersandar selain pada dirinya sendiri. Jungkook tak akan bisa meski hanya sekedar melihat senyuman ayah dan bundanya lagi.
Karena tak diberikan jawaban oleh Jungkook. Taehyung mencoba lebih berani lagi untuk mendekati Jungkook. Dia raih bahu yang gemetar kuat milik Jungkook dengan telapak tangan kanannya perlahan.
Hanya pada satu detik setelah telapak tangan itu menyentuh bahu Jungkook. Anak itu justru menunjukan penolakannya dengan berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Yuri dan Taehyung.
Jungkook melangkah pergi dengan kedua tangan yang mengepal kuat serta isak tangis yang masih belum reda. Hatinya tidak rela. Dia emosi. Kenapa mereka begitu tidak tau diri? Apakah dari awal keberadaan mereka memang seperti ini? Ayahnya yang baik lalu harus bernasib malang hanya karena menikah dengan wanita yang tidak jelas, lalu memiliki anak tiri pula.
Setelah melihat penolakan yang diperlihatkan Jungkook. Taehyung tak bisa menahan gejolak dalam hatinya lagi. Anak itu langsung melemas serta menangis kuat. Dia yakin setelah ini Jungkook akan selalu menganggap dirinya sudah mati.
Souyaa
Jujur aja, aku tak membuat chap ini dengan sepenuh hati. 😑
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVE || END
FanfictionSedikit pun tidak pernah Taehyung menginginkan untuk lahir ke dunia jika hanya mengacaukan hidup adiknya Jungkook. @2019