Taehyung marah.
Dia berulang kali menekankan kata 'seharusnya ayah tidak menampar adikku' untuk kesekian kalinya. Taehyung tak butuh dibela. Kehadirannya sudah sangat menganggu Jungkook dan saat ini Taehyung yakin anak itu pasti makin membencinya.
Yuri juga berusaha menenangkan Taehyung dengan mengusap kedua lengan anaknya. Sedikit pun Taehyung tidak bisa merasakan ketenangan itu.
"Kembalilah ke kamarnya, ayah. Aku mohon.."
Taehyung cukup tau diri. Dia juga tidak boleh lancang pada Yoongi yang sudah menjadi ayahnya.
Tanpa mengindahkan permohonan Taehyung Yoongi pergi menjauh. Meninggalkan Yuri dan Taehyung di ruang keluarga. Kepala Yoongi akan makin pecah jika harus mendengarkan Taehyung lebih lama.
Yuri merangkul putranya dengan maksud menenangkan isak tangis yang sudah terdengar. "Maafkan ibu karena tidak bisa memberikan keluarga untukmu, Nak"
Taehyung mengusap air matanya. Melepaskan pelukan itu perlahan lalu mengenggam jemari ibunya.
"Tidak ibu, ibu sudah berusaha keras membahagiakanku. Aku yakin Jungkook hanya belum bisa menerimaku. Ini hanya masalah waktu"
Yuri bersyukur karena memiliki seorang putra dengan hati yang cukup lapang. Menerima perlakuan buruk saudara tirinya dan juga masih mau bersabar menerima segala kenyataan.
"Ibu, apa menurut ibu, kita bersalah? Apa seharusnya, ibu tidak perlu menikah dengan ayah?"
Yuri tidak ingin membenarkan pentanyaan Taehyung pun tidak ingin menyalahkannya juga. Yuri juga tidak mungkin memberikan kejujuran pada Taehyung alasan menikah dengan Yoongi.
"Apa aku juga sudah berbuat kasar pada ayah?"
Hatinya makin bergetar ketika Taehyung mulai menghujaninya dengan pertanyaan demi pertanyaan yang masih belum mampu dia jawab.
"Apa aku benar-benar akan mendapatkan seorang ayah dan juga adik?"
***
Yuri memberanikan diri untuk masuk kamar Jungkook. Nampak anak itu masih pada posisinya saat ditinggalkan oleh mereka bertiga. Menangis sambil menatap foto bundanya yang masih tergeletak dilantai, dengan pecahan kaca yang menggores jemarinya.
Yuri adalah seorang ibu untuk Taehyung seharusnya dia juga bisa menjadi seorang ibu untuk Jungkook seperti janjinya pada Yoongi. Yuri menghela nafasnya cukup panjang lalu melangkah mendekati putra dari Jeon Yoongi.
"Taehyung bilang kakimu terkilir, akan memburuk jika kau membiarkannya. Aku akan memperbaiki foto ini. Maafkan Taehyung. Dia tidak bermaksud lancang untuk masuk ke kamarmu dan menyebabkan semua ini terjadi"
"Apa kau sadar ucapanmu itu, Nyonya?" pandangan Jungkook yang semula fokus pada foto bundanya, kini tertoleh pada kedua bola mata Yuri dengan kemarahan yang masih terkumpul dalam hatinya. "Kau fikir masalah selesai hanya dengan memperbaikinya? Kau fikir akan aku biarkan kau merebut posisi bunda?"
Yuri tidak mungkin menjelaskan pada Jungkook alasan dia menikah dengan Yoongi. Sedikit pun tidak ada niat untuk mengantikan posisi siapa ke siapa. Yuri hanya ingin menepati janjinya untuk menjadi seorang ibu untuk anak yang sudah kehilangan ibunya.
Kehilangan.
Sepertinya hal itu berdampak bagi setiap sisi hati dari pemuda yang ada didepannya. Seandainya Jungkook tidak mengalaminya. Maka Yuri yakin pemuda ini akan menjadi pemuda manis yang mampu membanggakan orang tua. Jungkook anak yang baik, Yuri bisa merasakannya. Tapi semua itu kini tertutup dengan sikap dingin dan acuhnya.
"Aku tidak akan berdaya untuk mengusirmu pergi dari sini. Ayah bukan hanya akan mengeluarkanku dari les karate, mungkin ayah akan mengurungku diluar selama satu minggu karena menelantarkan keluarga"
Jungkook berdiri dengan usaha yang lumayan sulit karena cedera pada kakinya yang tak kunjung membaik.
"Aku tidak tau ayah menemukanmu dimana, Nyonya. Tapi aku tekankan sekali lagi. Bundaku tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun!" *
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVE || END
FanfictionSedikit pun tidak pernah Taehyung menginginkan untuk lahir ke dunia jika hanya mengacaukan hidup adiknya Jungkook. @2019