Fajar, dengan sinar matahari yang belum nampak.
Jungkook keluar dari kamar dan tepat dilantai bawah diujung tangga Nyonya Kim Yuri menatapnya. Mereka berdua harus tertahan pada posisi tersebut. Ini masih sangat pagi untuk bertengkar dengannya. Jungkook tidak habis fikir apa mau dari wanita itu. Apa yang ayahnya lihat kala itu darinya?
Bukan Jungkook. Tapi Nyonya Kim Yuri yang menghampirinya. Wanita itu menaiki tangga dan bertatap muka pada Jungkook yang pernah menjadi anak untuknya.
"Lancang jika aku memiliki satu permintaan?"
Jungkook masih terdiam. Ia tidak akan memberikan sepatah kata apapun padanya.
"Aku meminta ini--"
Sebuah pisau menancap dalam begitu saja pada ulu hati Jungkook. Yuri bahkan masih tega untuk memutar mata pisaunya agar semakin mengoyak organ dalam Jungkook. Anak itu sendiri hanya bisa meremat mata pisau yang sejujurnya juga membuat tangannya tergores. Saat Jungkook hanya bisa memuntahkan darah sebagai pelampiasan rasa sakitnya denga kejam Yuri melemparkan tubuh Jungkook kebelakang dan membuat Jungkook harus terhempas dan tergulinh pada tangga rumahnya sendiri.
Yuri puas. Ia memandangi tangannya yang berlumuran darah Jungkook. Ia putar tubuhnya dan Yuri kembali merasa sangat bahagia ketika melihat pisau itu masih menancap dalam dengan kondisi tubuh Jungkook yang penuh luka.
Yuri tertawa puas. Sementara Jungkook hanya bisa merintih kesakitan dibawah sana. Yuri menuruni setiap anak tangga tanpa melunturkan senyum liciknya. Ia menghampiri Jungkook dan dengan kasar ia menginjak permukaan dada Jungkook.
Jungkook hanya bisa menahan nyeri pada beberapa tempat ditubuhnya. Dengan masih memuntahkan darah ia berusaha menyingkirkan kaki Yuri yang semakin kuat menginjaknya.
"Kau harus ingat kau berurusan dengan wanita jalang yang berhasil menipu ayahmu, Nak!"
Yuri kembali menghentakan kakinya kuat.
Uhuk...uhukk!!
Tawa Yuri mengeras saat mendengar suara batuk menyakitkan dari Jungkook. Yuri mencabut kasar pisau dari ulu hati Jungkook dan pada saat yang bersamaan punggungnya dipukul dengan keras oleh Taehyung dengan tongkat baseball yang berhasil ia temukan di ruang kerja ayah tirinya. Si pengacara yang kini mendekam di penjara.
Yuri seketika terhuyung dan kehilangan keseimbangan. Menyebabkan pisau yang ada dalam genggamannya jatuh begitu saja. Taehyung dengan cepat menendang pisau itu. Ia berusaha menyingkirkan benda mengerikan yang sudah melukai Jungkook dengan kejamnya.
Taehyung menodongkan tongkat baseballnya tepat pada wajah Yuri. Taehyung melakukannya dengan berlinangan air mata dan kesedihan dalam raut wajahnya.
Jungkook yang sudah penuh kesakitan berusaha meraih telfon rumah untuk menelfon polisi dan ambulan untuk menolongnya. Sementara Taehyung dan Yuri masih saling bertatapan tajam dengan sorot yang berbeda.
"Sekali lagi Ibu melukai Jungkook. Maka Ibu akan habis ditangan anak Ibu sendiri!" ancam Taehyung dengan tetap mengacungkan tongkat baseballnya.
Yuri sendiri harus terkekeh geli sambil membangkitkan tubuhnya. "Kau benar-benar tidak tau malu!", dengan gerakan cepat Yuri merebut tongkat yang awalnya berada dalam genggaman Taehyung. Sedangkan Taehyung yang lengah tidak bisa menghindar dari pukulan yang dilayangkan ibunya.
"Kaaak!!", Jungkook masih kuat untuk berteriak saat melihat Taehyung yang makin melemas dan wajahnya sudah babak belur.
Yuri menoleh cepat pada Jungkook. Ahh.. Ia lupa tujuannya karena terlalu kesal pada Taehyung. Jika ia kehilangan segalanya maka Jungkook juga harus begitu. Jika ia harus mati mendekam di penjara maka Jungkook juga harus mati.
Yuri melangkah mendekat pada Jungkook dan langsung memukul kepala yang sudah terluka itu tanpa ampun. Taehyung tidak tinggal diam. Ia berusaha untuk bangkit meski hilang keseimbangan.
Namun Yuri tidak bisa dihentikan. Ia bukan hanya memukul kepala Jungkook tapi juga perut dan dadanya. Taehyung mengambil pisau yang tadinya tergeletak begitu saja lalu menusukannya pada bahu kanan Yuri. Hal itu cukup untuk menghentikan tindakan gila ibunya.
Tepat pada saat dirinya usai melukai Yuri, polisi yang sebelumnya dihubungi Jungkook datang dan mengamankan Yuri.
Taehyung kedua lengan kaos panjangnya untuk ia jadikan balut tekan pada beberapa luka Jungkook yang masih mengeluarkan darah.
Baru tadi malam mereka berdua menghabiskan waktu untuk menangis bersama tapi pada waktu yang bahkan belum menunjukan pagi benar salah satu diantara mereka sudah mengalami kejadian yang menyakitkan.
"Jungkook. Kau bisa mendengarku kan?"
Jungkook tidak menjawab karena telinganya yang sudah berdengung dan kini ia mati rasa pada semua sisi tubuhnya.
Petugas medis segera menolong mereka berdua yang sejujurnya terluka. Tapi Taehyung justru memberontak beberpa kali dan berteriak untuk tidak memisahkannya dari Jungkook.
Hal itu juga terjadi saat Taehyung sampai di UGD rumah sakit. Ia sama sekali tidak mau menerima perawatan dalam bentuk apapun sebelum mendengar kabar Jungkook baik-baik saja.
Saat ini Taehyung sedang melihat Jungkook dari balik pintu kaca dengan perasaan cemas dan khawatir yang memuncak. Saat perjalanan menuju rumah sakit anak itu sudah tidak sadarkan diri. Taehyung berhasil dibuat kalang kabut.
Taehyung menundukan kepala dan menunpukannya pada kedua jemari yang saling ia tautkan. Taehyung berdoa sebanyak yang ia bisa demi keselamatan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVE || END
FanfictionSedikit pun tidak pernah Taehyung menginginkan untuk lahir ke dunia jika hanya mengacaukan hidup adiknya Jungkook. @2019