15- Sunday with Jimin

4.6K 505 10
                                    

Hari minggu.

Jungkook sudah menunggu di taman kompleks tempatnya dan Jimin bertemu dengan insiden yang cukup membuat malu. Jungkook tak berpenampilan aneh-aneh, hanya kaos yang kebesaran berwarna hijau cerah dengan celana hitam, warna kesukaannya. Sepatu putih itu juga ikut melindungi kakinya dari rasa sakit berjalan diaspal jalanan.

Jungkook kalau sudah berjanji, tak akan ingkar. Selama apapun itu, Jungkook tetap akan menunggu disana. Jungkook menjadi sumringah saat Park Jimin datang padanya dengan melambaikan tangan. Jungkook berdiri dari tempat duduknya dan menunggu Jimin mendekat padanya.

"Kau jadi menemaniku bekerja?"

"Aku juga akan ikut bekerja bila perlu"

Jungkook segera mengambil salah satu keranjang berisi kue dan juga roti yang dibawa Jimin.

Mereka berjalan menjauh dari taman. Jungkook hanya ikut saja. Ternyata Jimin ini memberikan dagangannya pada toko roti dan juga beberapa orang yang membeli dagangannya langsung. Jimin ini menurut Jungkook tak pantas menjadi pedagang, apalagi untuk seukuran anak muda dan tampan pula. Jimin harusnya menjadi mahasiswa atau siswa sepertinya.

Jimin dan Jungkook sudah selesai dengan dagangan itu, sekarang Jimin ingin memastikan niat Jungkook kembali. "Aku sudah selesai. Kau mau kemana hari ini?"

Jungkook berfikir sejenak. Dia tak punya rencana untuk pergi kesuatu tempat."Terserah Kak Jimin"

Jimin tersenyum lebar, membuat sepasang mata sipit miliknya semakin tidak terlihat. "Ini pertama kalinya kau memanggilku kakak. Kau sudah sarapan? Atau makan sesuatu?", Jungkook menggeleng lucu. "Baiklah kita akan cari makanan enak, adik maniis.."

Jimin mengajak Jungkook menuju tempat makan seafood. Tapi yang terjadi adalah Jungkook yang termenung dengan bibir yang melengkung kebawah. "Ada apa?" Jungkook yang masih dengan ekspresi kecewanya menoleh pada Jimin. Jimin makin gemas, gemas sekali. "Aku alergi seafood kak.." Jungkook terlihat seperti mengadu pada kakaknya sendiri. Benak Jimin pun berfikir bahwa Jungkook benar-benar masih bayi besar yang harus dibina.

Jimin mengerti, kemudian dia mengajak Jungkook ke restoran cepat saji. Tanpa diduga Jungkook justru langsung masuk tanpa mengajak Jimin. Memesan makanan dan meninggalkan Jimin untuk mencari tempat duduk. Batin Jimin bersuara, "Anak itu kenapa?".

Yang namanya restoran cepat saji, tentulah makanan itu langsung bisa bertempat diatas meja makan. Jungkook memesan ayam goreng dengan soda, "Kak Jimin aku mau pesan burger, mau ku bawa pulang" kata Jungkook yang masih menggigit daging ke mulutnya. "Apa kau sering makan makanan seperti ini?"

Jungkook mengangkat kedua bahu dengan memancungkan bibir bawahnya. "Habis bagaimana kak, aku alergi seafood dan aku sibuk urusan sekolah"

"Apa kau tak pernah makan masakan rumah?"

Kunyahan Jungkook memelan. "Aku tak pernah makan di rumah karena urusan sekolah Kak Jimin"

Jimin mengangguk kecil dan cepat. "Baiklah, kau harus aku bawakan makanan nanti, tak akan kubiarkan kau makan makanan seperti ini lagi"

"Ibu kak Jimin memasak?"

"Jungkook, aku tak punya ibu dan ayah. Aku yatim piatu"

Jungkook, mulutmu itu benar-benar!!

"Baiklah kita mulai sesi pendekatan kita melalui cerita tentang keluarga. Aku tak punya ibu dan ayah, sejujurnya aku tak tau identitas mereka, Jungkook. Aku hidup di panti asuhan sampai aku merasa aku harus keluar dari sana dan mencari uang untuk diriku sendiri. Kau tau benar aku tidak sekolah dan hanya bekerja. Tapi aku tau kau sekolah, kau harus membantu kedua orang tuamu. Untuk itu aku hanya meminta waktumu dihari minggu saja"

Jungkook tak memberikan reaksi apapun difisiknya, tapi batin itu mendengarkan semua kisah hidup Jimin dengan seksama.

"Tapi aku harap setelah kau tau tentang ini, kau masih mau berteman denganku yang dari rakyat jelata ini"

"Aku juga rakyat jelata, Kak"

Jimin tertawa jenaka. "Jangan bohong. Aku  tau penampilan sepertimu sekarang terlihat seperti gajiku selama lima bulan"

"Kak Jimin, jangan bicara tentang uang. Otakku tak sampai"

"Ah iya, kau masih anak-anak. Selain seafood, apa lagi yang harus kau hindari Jungkook?"

Namjoon

Hoseok

Tae-hyung

Tentulah itu hanya suara hatinya saja. Jungkook malu menceritakan tentang keluarganya. Jungkook tak ingin membuat Jimin berfikir bahwa dia sosok yang dingin. Tapi bagaimana, Jimin saja begitu jujur padanya. Masa dia mau berbohong?

"Hanya seafood saja, Kak"

Jungkook putuskan untuk berbohong. Dia tak akan menceritakan tentang keluarganya sebelum Jimin yang menanyakan sendiri.

"Baiklah kalau begitu nanti aku akan memasak untukmu, kau bisa pulang sore?"

Jungkook meminum sodanya agar makanan itu mengalir dengan mudah ke perut. "Aku santai dihari minggu"

Jimin dan Jungkook tertawa. Lalu mereka fokus pada makanan mereka. Menghabiskan hidangan itu sampai ada suara panggilan untuk Jimin terdengar.

"Jimin!!"

Jimin melambaikan tangannya dan membalas panggilan itu.

"Hoseok!!"

What?!

Jungkook memutar badannya dan melihat sosok yang dia hindari ada disana, Jung Hoseok. Jimin kenal dia.

Kak Jimin kenal dia?*

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang