Lima tahun dan tidak ada yang berubah dari rumah yang selalu Taehyung bersihkan. Seberat apapun cobaannya di rumah ini, kalau ia sedang berada di kamar Jungkook, hatinya menghangat. Ia bisa merasakan ketenangan setiap melihat foto semasa Jungkook SMA atau beberapa buku dan barang-barang adiknya.
Taehyung terkadang tersenyum geli tapi dia juga harus menahan kesedihannya disaat yang sama.
"Kita ini...bukan saudara kandung. Tapi kenapa aku sesayang ini padamu, Jungkook?", Taehyung mengusap foto Jungkook yang begitu manis. "Semoga hari ini, kamar yang aku bersihkan bisa kau tempati"
Taehyung kemudian melangkah untuk membersihkan dan merapikan ruangan lainnya. Saat Taehyung membuka pintu, Ayah Tirinya langsung menarik lengan dan menampar wajahnya.
Taehyung sudah berkali-kali mendapat perlakuan seperti itu. "Apa maksudmu dengan mengatakan pada Ibumu kalau Aku punya wanita lain?!". Pertanyaan gila itu membuat Taehyung terkekeh geli tapi ia enggan untuk menjawab.
Dirasa diamnya membuat kesal, akhirnya sosok yang sudah memekai kemeja atau setelan untuk berangkat bekerja harus menariknya menuju halaman rumah dan kemudian menggunakan tongkat besi yang sudah biasa ia gunakan untuk memukul Taehyung.
Hari ini...Taehyung mendapatkannya. Ia dipukul lagi, terus seperti itu tapi ia tetap bertahan untuk adiknya.
"Sejujurnya Aku sangat muak denganmu. Muak sampai Aku malas untuk bertatap muka pada anak sepertimu! Dasar tidak berguna!"
Taehyung perlahan bangkit dengan rasa nyeri dan juga kebas pada punggungnya. Lalu dengan berani Taehyung mengangkat kepala. Dari awal dia tidak akan menaruh rasa hormat dalam bentuk apapun pada sosok didepannya.
"Tuan! Aku juga sudah muak dengan kelakuanmu. Kau begitu rendah sampai harus mengemis pada Ibuku untuk menikahinya!"
BUGH!
Tamparan itu berubah menjadi pukulan bogem yang mampu membuat Taehyung terhuyung dan kehilangan keseimbangan bahkan ia harus merasa pusing yang berputar untuk beberapa detik. Dengan kuat rambutnya harus dijambak lalu dengan kasar ia dihempaskan begitu saja. Taehyung tau ia akan habis terkena bogeman pria yang menurutnya lebih rendah dari status anak haram yang dia miliki.
***
Jungkook dengan kedua kaki berdiri tegap dengan bahu yang turun dan sesekali bergetar. Butuh lima tahun untuk berdiri disini. Dihadapan abu milik ayahnya, Jeon Yoongi.
Jungkook tidak lupa identitasnya. Jungkook tidak melupakan ayahnya. Yang ia sesali adalah waktu yang sudah berlalu cepat dan cukup lama. Mengapa hanya berdiri didepan ayahnya sendiri, ia butuh waktu selama lima tahun?
"Anakmu ini pengecut sekali, Ayah"
Jungkook menaruh rangkaian bunga yang ia beli saat perjalanan menuju krematorium. Jungkook, sekali lagi harus melawan semua ingatan yang mulai menyerbu kepala. Memori bahagia tentang masa kecilnya dulu lalu berakhir seperti ini.
"Jika saja Ayah tidak membawa wanita itu datang bersama dengan Anaknya. Maka kita tidak akan seperti ini, Ayah"
Lima tahun dan belum ada yang berubah, "Aku benci mereka, Ayah. Aku sangat membencinya!" , Jungkook menukikkan alis dan sorot matanya menajam saat bibirnya berucap 'benci'. Ia juga mengepalkan kedua tangannya yang menggantung pada sisi kiri dan kanan tubuhnya.
"Aku tidak ingin kembali. Aku tidak akan pernah kembali!". Jungkook mengucapkan suatu keinginan tapi hatinya bertolak belakang. Siapa yang sesungguhnya Jungkook bohongi disini?
Jungkook juga melirik sebentar pada abu milik Bundanya yang terletak disamping abu Ayahnya. Jungkook makin muak, ia makin meratapi nasib. Kebencian makin menguasai hatinya.
AYAAAHH!!
Jungkook reflek untuk menutup kedua mata erat sambil kedua telinga dengan tangannya diwaktu yang sama. Bersamaan dengan itu, Jungkook juga tidak sanggup lagi untuk berdiri. Kini ia menurunkan tubuhnya begitu saja. Menyembunyikan wajah dibalik kedua lututnya yang ia tekuk.
Jungkook mengingat darah ayahnya yang tidak bisa berhenti saat dua tembakan mengoyak tubuhnya. Beberapa detik ingatan itu muncul. Cukup untuk menghancurkan sisi waras Jungkook.
Sisi waras...
Jungkook tertawa menyedihkan saat ingatan itu hilang.
Hehe!
Suara tawa aneh untuk seseorang yang sedang dirundung kesedihan. Menyedihkan. Dirinya sangat menyedihkan. Ia menolak jati dirinya yang asli sedangkan ia menerima identitas baru yang diberikan Dokter Wooseok padanya.
Jeon Jungkook
Kim Jungkook
Dua orang yang berbeda dengan raga yang sama. Jungkook bahagia menjadi seorang Kim. Tapi kenapa hatinya selalu berteriak bahwa dia adalah Jeon?
Jungkook perlahan mengangkat kembali tubuhnya dan melangkah tanpa pamit pada kedua orang tuanya. Tatapan Jungkook begitu datar dan kosong. Persis seperti saat pertama kali bertemu dengan Dokter Wooseok.
Jungkook memakai lagi topinya untuk menutup separuh wajah. Jungkook tetap melanjutkan langkah.
Langkah untuk melupakan masa lalu. Ia hanya akan menginjakan kakinya untuk menemui Ayah dan Bundanya saja.
Jungkook biarkan mereka bersenang-senang...tapi dia tetap harus merebut apa yang menjadi haknya. Jungkook akan merebut semuanya. Jungkook akan membuat orang bernama Kim Yuri dan Kim Taehyung menderita.
Kim...Tae...Hyung
Jungkook akan bertemu lagi dengan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVE || END
FanfictionSedikit pun tidak pernah Taehyung menginginkan untuk lahir ke dunia jika hanya mengacaukan hidup adiknya Jungkook. @2019