Mereka berdua tidak sadar bahwa lampu jalanan sudah akan menunjukan tanda berjalan bagi pengendara mobil yang pastinya sudah ingin bergegas untuk pulang. Taehyung dan Jungkook tidak bergeming sedikitpun saat mobil-mobil itu melaju, mengklakson, dan pengendara yang memaki mereka karena berdiri ditengah jalan.
Tatapan mereka berdua masih sama sejak Jungkook berucap serentetan kalimat berisi penghinaan untuk Taehyung dan ibunya. Taehyung ingin membalas, tapi hatinya menghalangi. Ia marah tapi bukan untuk dikeluarkan saat adiknya sedang terluka.
Tepat pada bahu kiri Jungkook, tangan kekar milik Taehyung mendarat. "Argh!". Taehyung temukan apa yang dia cari. Luka adiknya ternyata bersumber dari sana.
"Singkirkan tanganmu dari bahuku!"
Tidak, Taehyung justru merematnya kuat. Membuat Jungkook harus menurunkan badannya karena menahan sakit.
"Apa kau coba membunuhku?!"
Taehyung tidak berhenti. Dia tetap memberikan rasa sakit untuk Jungkook.
"Sialan! Lepaskan!"
Jungkook menggunakan tangan kanannya untuk memlintir lengan Taehyung. Memutar lengan itu kebelakang punggung Taehyung dan menguncinya.
"Kau bisa melindungi dirimu. Tapi kau membiarkan orang-orang itu memukulmu" ucap Taehyung. "Kau menyakiti dirimu sendiri, aku hanya menambahnya saja"
"Jika kau membuntutiku lagi maka kau akan menerima akibatnya!"
Jungkook membiarkan semua pengendara mengklakson dan harus mengerem mendadak kendaraannya saat Jungkook berjalan begitu santai meninggalkan Taehyung.
Bukan Taehyung namanya jika dia tidak keras kepala. Ya, lebih tepatnya perhatian dan terlalu khawatir pada keluarga. Taehyung mengikuti langkah Jungkook dengan berjaga jarak. Taehyung sempat mampir ke apotik untuk membeli balut elastis untuk kaki adiknya. Kaki Jungkook sepertinya terkilir. Taehyung bisa melihat langkah Jungkook yang tidak teratur dan tidak seimbang.
Lalu sampai pada jalan yang menanjak disekitar perumahan tempat mereka tinggal, Taehyung tidak bisa menunggu lagi. Dia mempercepat kakinya lalu mengagetkan Jungkook karena tiba-tiba Taehyung sudah berlutut dihadapannya.
"Apa lagi sekarang?!"
"Kau terkilir aku hanya coba untuk mengobatimu"
"Hanya bunda yang boleh mengobatiku, enyahkan tanganmu dari kakiku atau kau aku tendang!"
"Lakukan saja!"
Nyatanya Jungkook hanya menggertak. Dia biarkan Taehyung melilitkan perban coklat itu pada pergelangan kakinya. Setelah selesai, Taehyung memindahkan tas punggungnya didepan lalu berjongkok membelakangi Jungkook. "Naiklah, kau tidak akan kuat dengan jalanan yang menanjak"
Jungkook makin muak dengan ucapan Taehyung. Sudah cukup dia membiarkan Taehyung melilitkan perban kekakinya. Seraya mengambil sepatu yang terlepas, Jungkook berjalan dengan kakinya sendiri untuk pulang ke rumah.
Menuju malam yang penuh bintang, Jungkook merindukan bundanya. Biasanya jika sedang lelah seperti ini bundanya akan membawa Jungkook untuk tidur lebih cepat dan bangun pagi buta untuk belajar. Kata bundanya belajar itu bukan untuk dipaksakan, tapi untuk dinikmati dan menekuninya dengan senang hati.
Adek rindu bunda..
Saat lamunannya sudah berlarut, Yoongi membuka pintu kamar putranya pelan, dengan senyuman kecut melihat sibungsu sedang mengusap bingkai foto bundanya.
"Kangen sama bunda?"
Hubungan Jungkook dan Yoongi makin renggang setelah pernikahan kedua ayahnya itu. Jungkook yang masih kecewa karena tidak mendengarkan penolakannya menjadi sebab adanya jarak diantara mereka.
"Tidak akan ada yang bisa menggantikan bunda. Ayah sendiri pun tau itu!"
Yoongi sebagai seorang ayah harus bisa bersikap lebih tenang dan juga harus bisa meredam kemarahan anaknya dengan cara yang lembut.
"Ayah tidak bermaksud untuk menggantikan posisi bunda. Ayah tau bunda tidak akan bisa digantikan siapa pun"
"Lalu, penjelasan apa lagi yang ingin ayah berikan padaku?"
Jungkook semakin kasar dan semakin dingin pada ayahnya sendiri. Entah sadar atau tidak tapi terkadang rasa kecewa yang berasal dari seorang ayah itu sangat membekas.
"Jungkook, ayah tidak pernah mengajarimu seperti ini"
"Tidak, ayah hanya mengajariku untuk menerima semua keputusan ayah"
Yoongi memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan mata erat. Pengertian seperti apa lagi yang harus Yoongi berikan untuk Jungkook.
"Ayah tau, Jungkook adalah anak yang baik. Jadi Jungkook pasti hanya memerlukan waktu untuk menerima Taehyung sebagai kakakmu"
"Aku tidak peduli. Aku muak dengannya ayah!! Apa ayah tidak bisa bercerai saja? Aku bisa hidup tanpa ibu, yang penting ayah selalu bersamaku!!"
Jungkook bangkit dari kursinya. "Aku minta ayah keluar dari kamarku!" Jungkook tau dia telah berbuat kasar pada ayahnya. Dia juga ingin untuk memiliki waktu bersama ayahnya, hanya berdua. Setelah bundanya pergi, Jungkook sadar dia hanya memiliki Yoongi seorang. Tapi setelah Yoongi menikah, prioritas Yoongi pasti bukan Jungkook lagi.
"Ayah.."
Yoongi menjeda kalimatnya cukup lama. Menunggu sampai Jungkook melirik padanya dengan tatapan datar.
"...Hanya merindukan putra ayah"
Yoongi membawa kerinduan untuk berjalan melewati pintu kamar anaknya. maksud dari kerinduan itu adalah Yoongi merindukan Jungkook yang ceria dengan hatinya yang baik dan juga senyuman yang penuh kebahagiaan. Yoongi juga merindukan suara tawa milik Jungkook yang bagaikan musik merdu yang dia dengar sore hari setelah pulang kerja.
Yuri yang berdiri didepan kamar Jungkook mendengar semuanya, jiwanya sebagai seorang ibu berteriak. Yoongi sudah menepati janjinya untuk memberikan kehidupan yang layak untuknya dan Taehyung tapi dirinya belum memberikan kasih sayang seorang ibu untuk Jungkook.
Yuri melangkah pada Yoongi yang masih mematung. Sebuah senyuman tipis Yuri berikan pada suaminya itu. "Akan aku tepati janjiku. Terimakasih atas semua yang sudah kau berikan untuk Taehyung"
"Aku bisa saja memutuskan kita berpisah jika Jungkook semakin jauh dariku" Yoongi harus tau bahwa sifat dingin dan datar Jungkook diturunkan darinya.
"Kumohon, beri aku kesempatan. Biarkan Taehyung merasakan kasih sayang seorang ayah yang tidak pernah dia dapatkan" mohon Yuri dengan menyatukan kedua telapak tangannya.
Awalnya Jungkook ingin menyusul ayahnya yang tengah sakit hati atas kata-kata kasarnya. Tapi begitu dia menyadari ada Yuri disana, langkahnya hanya terhenti dari balik pintu.
Jadi? Maksud pernikahan ini? Taehyung akan mengambil kasih sayang ayahku? *
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVE || END
Fiksi PenggemarSedikit pun tidak pernah Taehyung menginginkan untuk lahir ke dunia jika hanya mengacaukan hidup adiknya Jungkook. @2019