16- Hoseok (?) Jimin (?)

4.1K 492 10
                                    

Mereka bertiga duduk bersama, satu meja dengan makanan yang masih tersisa sedikit. Jungkook berubah pendiam dan Hoseok yang sangat terlihat kikuk tak tau harus bersikap. Dia duduk bersama Jungkook, disampingnya. Jika Namjoon melihat, dia bisa saja dicap sebagai teman yang menusuk dari belakang.

Jimin masih sangat santai dengan menikmati minuman yang dia pesan. "Apa kalian menungguku untuk memperkenalkan kalian?" nada suara Jimin tak berubah. Tetap ceria dan santai. Tak sadar bahwa dua orang didepannya sedang saling melindungi diri.

"Baiklah, Hoseok ini teman baruku Jungkook. Jungkook, dia Hoseok. Temanku sejak kami di panti asuhan"

Jungkook tersentak. Irisnya langsung melirik pada Hoseok yang masih tidak bergeming. "Jungkook, Hoseok juga belajar karate lho"

Siapa pun, beritahu Jimin bahwa dia tidak perlu menjelaskannya. Semua pukulan yang dipelajari Hoseok sudah digunakan untuk memukul Jungkook. Jungkook juga sudah merasakan sakitnya dibanting dan ditendang oleh Hoseok.

"Mungkin kalian bisa bertukar pengalaman tentang karate"

Sudah Kak Jimin. Kami sudah bertukar banyak pengalaman.

Jungkook menghembuskan nafasnya perlahan. Jimin ini pura-pura tidak tau atau bagaimana..

"Hoseok kita jadi dance?"

"O-oh Ja-di, Jimin"

"Ikut juga ya, Jungkook"

"Tidak bisa, Jimin. Jungkook akan turnamen, dia harus berlatih keras. Benar kan?" saut Hoseok dengan nada yang terkesan dibuat selembut mungkin.

Agaknya, Hoseok sudah bisa mengendalikan rasa canggungnya pada Jungkook. Kalimat sindiran itu terdengar sangat halus dan menusuk dihati Jungkook.

"Tunggu. Kalian sudah saling kenal?" tanya Jimin sambil menoleh pada Jungkook dan Hoseok bergantian.

"Sudah, kami sudah sangat mengenal. Iya kan Jungkook?"

Jungkook mengangguk kecil.

"Ayolah, Jungkook pasti sudah berlatih keras. Tidak bisakah dia datang ke tempat latihan kita?" Jimin sangat ingin mengajak Jungkook untuk ke tempat latihan bersama.

Dance?

Jungkook tidak tau kalau Hoseok juga menekuni hal itu. Yang Jungkook tau Hoseok selama ini adalah kaki tangan Namjoon untuk memukulnya. Hanya itu.

"Aku bisa bergabung lain waktu, Kak Jimin. Aku harus berlatih untuk turnamen itu" Jungkook kini mulai mengumpulkan keberanian, dia kini mengarahkan irisnya untuk melirik Hoseok tajam. Ah..ternyata hari ini ia mengetahui rahasia Hoseok. Bekerja di restoran cepat saji, dan panti asuhan. Bisa saja Jungkook jahat, memberitahukan berita besar ini di sekolah.

"Baiklah, jadi ini kau langsung pulang Jungkook?"

Jungkook mengangguk lagi. Lama-lama kepalanya itu bisa lepas karena sering digunakan untuk mengangguk.

Hoseok pamit untuk melanjutkan pekerjaan. Dia tidak mau berlama-lama duduk disana. Sebelum benar-benar pergi, Hoseok meremat kuat bahu kiri Jungkook sebagai bentuk peringatan. "Kita bertemu setelah latihan besok, adik maniiss.." Bertemu Namjoon dan Hoseok adalah hal yang sudah Jungkook perkirakan sejak tadi.

"Aku dan Hoseok kenal sejak lama, Jungkook. Kami memiliki hobi yang sama, sebelum dia dan aku memikirkan tentang keluar dari panti asuhan dan hidup mandiri"

"Kak Jimin bisa ikut sekolah dance. Tidak perlu bekerja seperti sekarang"

"Kalau aku tak bekerja, aku membayar makanan ini dari mana?" Jeda Jimin sesaat lalu dia melanjutkan, "Dia teman yang baik. Dia juga pekerja keras. Aku belajar banyak darinya, Jungkook"

Kalau aku lain kak. Aku belajar untuk memukul dan menghindar dari bullyannya.

Ponsel Jungkook berdering. Tanpa menunggu lagi anak itu langsung menjawab panggilan dari ponselnya.

"Ayah..."

"Jungkook, kapan kau pulang, Nak?"

"Kenapa Ayah? Mungkin aku masih lama"

"Ayah menjemputmu?"

"Boleh, akan kukenalkan dengan temanku"

"Kirimkan lokasi pada ayah saat kau akan pulang. Ayah tutup dulu"

Panggilan itu berakhir sepihak. Jungkook melempar senyum pada Jimin lalu mengatakan, "Kak Jimin nanti ketemu sama ayahku ya. Dia akan menjemput dan akan kukenalkan Kak Jimin dengannya"

"Terimakasih Jungkook. Aku tak pernah merasakan dijemput ayahku"

Aku tidak paham bagaimana rasanya kehilangan seorang ibu sepertimu. Tapi kau juga tak akan bisa paham bagaimana rasanya tak merasakan kasih sayang seorang ayah sejak kau lahir

Jungkook teringat perkataan Taehyung. Dia seperti dihadapkan pada kaca besar yang membuatnya merasa bahwa dia begitu beruntung. Meski dia kehilangan ibunya, tapi dia selalu memiliki seorang ayah yang selalu ada disampingnya.

"Sama-sama Kak Jimin" *

BEREAVE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang