"Kenapa?" tanya Namjoon saat pintu kamarnya tiba-tiba diketuk.
"Kak Jojooooon," suara Jennie yang sedang berjalan memasuki kamar Namjoon langsung membuat Namjoon merubah posisi tidurannya menjadi duduk.
Sedangkan Jennie sudah duduk mendekat pada Namjoon, disusul Taehyung dan Mingyu yang mengikuti.
"Kenapa?" tanya Namjoon bingung karena melihat adik-adiknya tiba-tiba berkumpul di kamarnya.
Hanya Ella yang tidak ada, karena ikut menginap dengan nenek di rumah Suga.
"Gimana, deg-degan ga?" tanya Taehyung yang menaik turunkan alisnya, membuat Jennie gemas ingin mencolok mata tersebut.
"Gak." Namjoon berbohong "Biasa aja gue mah,"
Mingyu menganggukan kepalanya tanda mengerti, tetapi tangannya tiba-tiba bergerak dan menyentuh dada Namjoon, "Biasa aja tapi jantungnya kaya gini," goda Mingyu.
"Apasih anjir," Namjoon segera menjauhkan tangan Mingyu, dan setelah itu menyilangkan kedua tangnnya di depan tubuh, seakan ia akan dilecehkan.
"Dusta kau Kim Namjoon," goda Taehyung yang bersaha menyentuh dada Namjoon, hingga membuat Namjoon terdorong.
"Astagfirullah Kak Namjoon, latihan malam pertama," goda Jennie saat melihat Namjoon yang tidur di ranjang dan masih menghindari Taehyung yang kini berada di atas tubuh Namjoon.
Terlihat ambigu memang.
"TETEEEET ANJIIIR AWAS LO!" Namjoon langsung berteriak dan berusaha mendorong Taehyung agar pindah dari posisinya yang sekarang.
Mingyu yang melihat kedua Kakaknya sedang bergulat kini ikut bergabung, melompat ke ranjang Namjoon, menindih Taehyung.
"Anjing, Item sadar badan anjir!" protes Taehyung yang kini tubuhnya tertimpa oleh Mingyu.
Jennie yang sedari-tadi duduk di kursi santai akhirnya memilih ikut bergabung. Mengambil guling dan memukul-mukulkannya pada Namjoon, Taehyung, dan Mingyu.
Susana malam ini dikamar Namjoon sangatlah ramai, Jennie yang terus memukuli yang lain dengan guling. Namjoon yang masih berusaha menghindar dari pelukan Taehyung, sedangkan Mingyu berusaha menghindar dari pukulan Jennie, tetapi masih terus menindih Taehyung.
Tanpa keempatnya sadari, ada seorang pria paruh baya yang memperhatikan mereka dari cela pintu kamar Namjoon yang terbuka sedikit.
Pria paruh baya yang masih bugar dan terlihat muda tsrsebut, bahkan sedikit menarik nafasnya yang terasa berat karena menahan air mata.
💸
"Gue jadi inget waktu ayah berantem sama mamah," gumam Jennie yang tidur berjejer dengan ketiga saudara lelakinya.
Setelah pergulatan antara keempat manusia titisam dollar itu berakhir, kini mereka memilih untuk istirahat, tiduran berjajar diatas ranjang Namjoon.
Keempatnya dengan kompak menatap langit-langit kamar Namjoon, dan kaki yang dikeataskan dengan tembok sebagai sandaran kaki mereka.
"Dulu kayanya gue baru masuk SMP ya," saut Mingyu yang ikut bernostalgia.
"Kalo ayah sama mamah berantem, pasti kita ngumpet di kamar Kak Jojon." gumam Taehyung.
"Dan Kak Jojon pasti akan bilang, kalian semua aman disni." balas Mingyu, disusul sorakan menggoda dari Taehyung dan Jennie untuk Namjoon.
"Huhuhu, gue jadi inget pas gue dibully di SMP." saut Jennie yang kembali mengingat-ingat "Kak Jojon selalu jemput dan nganter gue sampe ke depan kelas, padahal Kak Jojon harus ke SMA juga.
"Gak kaya Kak Tetet," Jennie langsung menoleh pada Taehyung yang berada di sebelahnya "gak guna banget, padahal kita satu sekolah."
"Kak Jojon juga dulu seminggu sekali jengukim gue waktu gue udah pindah ke rumah nenek," kali ini Mingyu yang berbicara.
"Gyu ... inget kaga waktu zaman lo ditangkep polisi gara-gara balapan liar?" tanya Taehyung dan disusul kekehan Jennie dan Namjoon.
Mingyu merengut sebal, tetapi tak bisa banyak protes karena ia memang salah.
"Kak Jojon bahkan sampe ngelindungin elo Tem, dari sambitan ayah." Mingyu mengangguk setuju atas perkataan Jennie.
"Kak Tetet juga dulu, pernah nabrak warung punya orang pas bawa mobil"
"Elo juga dulu pernah tubir pas kenaikan kelas ye, Jen." balas Taehyung "Sampe terancam dikeluarin." Jennie merenggut sebal saat mendengar pembalasan dari Taehyung.
Tiba-tiba suasana menjadi hening sejenak.
"Makasih Kak Jojooon," kata Mingyu dan Taehyung dengan kompak sembari memeluk Namjoon yang berada diantara keduanya.
Sedangkan Jennie yang berada di sebelah Taehyung hanya tersenyum saja memperhatikan ketiga saudara lelakinya.
"Le ... paaas," pinta Namjoon yang berusaha melepaskan diri dari pelukan kedua adiknya "MINGYUU ANJIR JIJIK ANJIIIIR." Teriakan Namjoon langsung menggelegar saat Mingyu mencium pipinya.
Namjoon segera merubah posisinya menjadi duduk bersila sembari mengusap-usap pipinya dengan kencang, berusaha menghilangkan jejak bibir Mingyu.
"Halah, lo dicium sama Mingyu aja geli, Kak" goda Jennie "bagian bibir Kak Jeong aja ketagihan."
"Haduuuh Kak Jojooon," saut Taehyung seakan menghakimi Namjmoon, sedangkan Mingyu belaga terkejut dengan menutup mulutnya yang terbuka.
"Di depan Rohee lagi," suasana semakin heboh saat mendengar lanjutan penjelasan Jennie "masa Rohee cerita ke gue sama Ell, kalo papah makan mamah. Kan anjir."
"Ck ... ck ... ck ..." Taehyung berdecak sembari menggelengkan kepalanya "pantes pengen nikah cepet, gak kuat nahan godoaan rupanya."
"Udah inimah, hari senin Kak Jeong gak bisa jalan."
"Rohee amankan anjir,"
Seketika godaan-godaan dari ketiga adiknya terus berdatangan. Membuat wajah Namjoon seketika beruban menjadi seperti kepiting rebus yang sangat merah.
Malam ini, ditengah heningnya suasana rumah megah di perumahan elit.
Keempat anak dollar sedang asik bercengkerama. Suasana yang sangat jarang mereka dapatkan, atau bahkan sebelumnya tak pernah terjadi di dalam hidup mereka.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMrich✓
Fanfiction[KIMcheees Series] Uang bukan lagi segalanya Uang terlalu biasa bagi mereka Keluarga bahagia Kekayaan yang mereka inginkan Sesungguhnya