Mingyu dan Ayah Jaejoong

4.4K 591 49
                                    

Kim Mingyu adalah anak bungsu kesayangan ayah Jaejoong.

Setidaknya itu masih berlaku sebelum Ella hadir.

Besarnya rasa sayang ayah Jaejoong terlihat dari seberapa banyak permintaan Mingyu yang dengan mudah Ayah Jaejoong turuti.

Walaupun Mingyu nakal, walaupun Mingyu bukan anak penurut, walaupun Mingyu selalu memancing emosi Sang Ayah.

Untuk sementara kesamping sejenak tentang warna kulit Mingyu. Kasihan dia selalu kena bully gara-gara kulit eksotisnya.

Dan berikut, adalah beberapa interaksi antara ayah Jaejoong dan anak laki-laki bungsunya.

💸

Korban Ayah Jaejoong

"Gyu kerasa gempa gak?" tanya Ayah Jaejoong, membuat Mingyu yang sedang rebahan di sofa ruang keluarga langsung merubah posisi menjadi duduk, dengan ekspresi wajah paniknya.

"Ngga yah..." jawab Mingyu dan dijawab anggukan Ayah Jaejoong.

"Emang gak ada..."

Mingyu sabar, Mingyu kuat. Kalo Mingyu ngomong kasar ke ayahnya, bisa habis ATM Mingyu diblokir.

"Gyu, sore gini kayanya enak deh kalo ngopi...." Mingyu langsung berdiri dari posisi duduknya dengan atusias.

"Iya yah, enak yah... Ayok ke cafe..." jawab Mingyu antusias dan langsung melompat kepada ayahnya.

"Yang bilang ke cafe siapa?" tanya ayah Jaejoong "bikin sono ke dapur. Sekalian buat ayah juga."

"Gak jadi deh," kata Mingyu dan kembali rebahan di atas paha sang Ayah.

"Ayok suit, yang kalah buatin kopi," tantang ayah Jaejoong, membuat Mingyu langsung berdiri dan merasa tertantang.

"Gaaaaamm... sit..."

Ayah Jaejoong menunjukan jari kelingkingnya, sedangkan Mingyu jari telunjuk.

"AKU MENAAANG!!"

"Ayah dong yang menang, ayahkan semut. Kamu orang," protes ayah Jaejoong tak menerima kekalahannya.
"Ayah, semut kalo manusia injek pasti mati..."

"Halah, kamu waktu kecil nangis pas digigit semut..."

"Nangis tapi gak mati," balas Mingyu.

"Ya tetep aja kamu kalah sama semut," saut Ayah Jaejoong "kamukan manusia."

"Ayah inget ga?" tanya Mingyu membuat sang ayah menaikan sebelah alisnya,"waktu itu ada bapak-bapak yang bilang sama aku.

"Pria sejati harus mengaku salah bila salah, dan menerima kekalahan jika memang benar kalah."

Ayah Jaejoong langsung merengut sebal, perkataan lamanya kini dibakik oleh Mingyu.

Senjata makan tuan.

"Adek mau kopi susu, ekstra krim ya ayaaah..." kata Mingyu manja dan menunjukkan senyuman terindahnya kepada sang Ayah.

Ayah Jaejoong hanya mengangguk saja, berjalan dengan terpaksa menuju dapur.

Padahal mereka keluarga kaya, ada lebih dari 4 asisten rumah tangga di rumah.

Tapi buat bikin kopi aja harus suit.

Emang dasar orang kaya kalo lagi gabut gak pernah mikir.

Mingyu ikut berjalan mendekat kepada ayahnya yang kini sedang mengambil biji kopi dan memasukan ke dalam mesin.

Ayah Jaejoong berjalan menjauh untuk mengambil air dari di spenser, tetapi tiba-tiba saja ide berlian terlintas di pikirkan bapak banyak anak itu.

Mingyu yang sedang fokus pada ponselnya langsung melompat heboh saat sang ayah berlaru kencang dengan panik meninggalkan area dapur.

"AYAAAAH TUNGGGU..." teriak Mingyu ikut panik menyusul sang Ayah yang kini sudah berlari menuju taman belakang.

Ayah Jaejoong terus berlari menuju air mancur di ujung halaman yang sangat luas, begitupun dengan Mingyu yang berusaha menyusulnya. Walaupun tak tahu apa yang sedang terjadi.

"A... yah... huh... ke... nah... pah?" tanya Mingyu ngos-ngosan, nafasnya tinggal setengah.

Belum juga nafas Mingyu kembali normal, tiba-tiba saja Ayah Jaejoong yang awalnya berdiri kini berubah posisi menjadi tiarap. Membuat Mingyu dengan panik mengikutinya juga.

Kini kedua manusia yang wajahnya hampir terlihat sama itu sedang tiarap di atas rumput hijau menghadap ke air mancur.

"Kamu ngapain?" tanya ayah Jaejoong saat menoleh kepada anaknya yang tiarap disamping ia dengan posisi yang sama.

"Lah... A... ayah... ngapain?" tanya Mingyu dengan nafas terengah-engah.

"Ayah?" tanya Ayah Jaejoong yang kini tengkurap dengan kepalanya mengarah ke Mingyu yang berada di samping kirinya.

"Ayah.... lagi back up..." jawab Ayah Jaejoong sembari mengangkat kedua kakinya ke belakang dan kepalanya menekuk ke belakang juga. Melakukan peregangan.

Sedangkan Mingyu hanya menatap lelah kepada Sang Ayah.

Seandainya Mingyu berani, sudah ia kubur ayahnya. Tinggal ambil cangkul di gudang, gali lobang di halaman luas ini, terus masukin ayahnya ke lubang, timbun pake tanah lagi, pesan batu nisan.

💸

Oke Google

Ayah: Adek di mana?

Mingyu: Di kamar

Ayah: Pulang! Udah malem

Mingyu: Di KAMAAAAAAR

Ayah: Kamu mau jadi apa jam 2 belum ada di rumah Hah?!

Mingyu: Oke Google
Mingyu: Cara mencari keluarga baru

Ayah: Kim Jaejoong sedang mencari Kartu Keluarga

Ayah: Kim Jaejoong sudah menemukan kartu Keluarga

Mingyu: Kim Mingyu tidak peduli

Ayah: Dek, nama kamu kok gak ada di kartu keluarga?

Mingyu: Akukan masuk Kartu Keluarga nenek :(

Ayah: Oh iya lupa :(
Ayah: Yaudah ayah nanti pindahain kamu ke Kartu Keluarga ayah.

Mingyu: Buat apa?

Ayah: Buat ancem kamu kalo nakal!

Mingyu: Untung aku sabar
Mingyu: Merasa menyesal saya berasal dari sperma anda

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KIMrich✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang