Jadi Gimana?

4.1K 570 69
                                    

"Nanti malam kamu bisa temenin aku ga?"

Jennie yang sedang memakan makan siangnya langsung menoleh kepada seseorang yang berada di hadapannya.

"Malem ini banget?" tanya Jennie "acara apa emang?"

"Ulang tahun pernikahan salah satu direksi, nanti kamu mau pulang dulu ke rumah?"

Jennie menggelengkan kepalanya, "Jauh kalo pulang dulu, aku dari sini aja. Nanti Kak Taeyong jemput aku disini aja."

Taeyong langsung mengangguk setuju, keduanya kini sedang makan siang bersama di butik milik Jennie. Itu adalah sebuah rutinitas yang sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Mungkin sejak Taeyong memiliki maksud tersembunyi kepada pemilik butik tersebut.

"Kamu gak pergi ke butik yang lain kan?" tanya Taeyong dan dijawab gelengan kepala oleh Jennie.

"Hari ini aku cuma disini, ngurus beberapa desain yang belum selesai," jelas Jennie dan dijawab anggukan paham oleh Taeyong.

Banyak orang  mengira bahwa keduanya berada dalam suatu hubungan, walaupun pada nyatanya mereka hanya sebatas hubungan tanpa status.

Sebenarnya Taeyong sudah berapa kali menyatakan maksudnya, tapi sayang. Salah satu permaisuri ayah Jaejoong ini masih tetap tidak memberikan jawaban.

Mungkin Mingyu yang hubungannya masih digantung adalah sebuah karma dari Taeyong yang statusnya masih tetap tidak jelas oleh Jennie.

💸

Dan sesuai dengan yang dijanjikan oleh keduanya saat makan siang, kini mereka sudah berada di dalam mobil Taeyong, menuju acara yang Taeyong maksud.

"Kenapa gak bilang kalo ini acara Om Junsu? " bisik Jennie sedang berusaha bersembunyi dibalik tubuh Taeyong.

"Kamu kenal?" tanya Taeyong yang langsung menoleh kepada Jennie, ia merasa heran karena Jennie terlihat tidak nyaman saat mereka memasuki area hall hotel tersebut.

"Aku yak--"

"Jennie?"

"in ayah pasti dateng..." bisik Jennie melanjutkan perkataannya yang tadi sempat terpotong karena suara Sang Ayah yang memanggilnya.

"Oh... sama Taeyong," kata Ayah Jaejoong sembari menganggukan kepala, jangan lupakan pula nada suaranya yang menggoda Jennie.

"Loh, Jennie kesini sama Taeyong?"

"Om Junsu..." sapa Jennie sembari bersalaman dengan teman ayahnya itu yang tiba-tiba saja ikut bergabung dengan mereka.

"Mantu Jae?" tanya Om Junsu menggoda Ayah Jaejoong, sedangkan Ayah Jaejoong hanya tertawa saja.

"Nanti deh, kasian Taeyongnya gue," balas ayah Jaejoong, "Jennie masak air aja, airnya berubah jadi uap."

Jennie hanya memajukan bibir bawahnya saja, memilih untuk tetap bersembunyi dibalik tubuh Taeyong.

"Auntyyyyyy Jeeeeeeen," Jennie langsung menoleh saat suara ponakannya terdengar, dan benar saja. Rohee sudah berlari kearahnya dan langsung memeluk kaki Jennie.

"Gue kira sama Ayah lo," goda Kak Namjoon membuat Jennie langsung mendelik sebal kepada si Sulung.

"Yong, harus langsung dikenalin ini sama ayah kamu," goda Om Junsu membuat Taeyong hanya terkekeh saja, merasa tak tahu harus menjawab apa.

"Yaudah, nikmatin acaranya ya. Gue mau ke tamu yang lain dulu." Ayah Jaejoong langsung mengacungkan jempolnya saat sahabatnya itu pamit undur diri.

"Rohee sama kakek aja yuk," ajak Ayah Jaejoong yang langsung menggendong cucu perempuannya itu "kita cari makan."

"Kasian ayah gak punya gandengan," gumama Namjoon dan langsung mendapatkan delikan tajam jadi Jennie. Itu si Sulung lupa kali ya, kalo dia juga sebenarnya gak punya gandengan.

💸

"Nekuk mulu perasaan bibirnya," goda Taeyong sembari menekan-nekan pipi Jennie.

"Diem." Jennie langsung melirik sinis pada Taeyong, membuat lelaki tersebut langsung diam seketika.

"Maaf," kata Taeyong serius "aku gak tau kalo keluarga kamu kenal sama Pak Junsu. Maaf bikin kamu jadi gak nyaman," lanjut Taeyong dengan nada serius tetapi tetap terdengar nada penyesalannya.

"Bukan itu," gumam Jennie yang tatapannya lurus kedepan melihat pemandangan taman hotel di malam hari "aku justru gak enak sama Kakak."

Taeyong menaikkan sebelah alisnya, merasa bingung "Kenapa aku?"

"Kakak jadi digodain sama Ayah kan. Maaf, keluarga aku emang gitu semua," jelas Jennie, "tampangnya aja Harimau, kelakuan kaya kuda sumba lempas"

Taeyong langsung terkekeh saat mendengar gumaman Jennie yang terakhir, "Kenapa harus gak enak? Aku nyaman-nyaman aja kok," jelas Taeyong sembari membuka jasnya dan memakaikannya pada pundak Jennie yang cukup terbuka. "Lagipula keluarga aku juga gak jauh beda, kamunya aja gak tau."

Jennie langsung menoleh kepada Taeyong, tatapannya menandakan bahwa ia tidak percaya "Masa?" tanya Jennie dan dijawab anggukan yakin Taeyong.

"Kalo kamu gak percaya, nanti aku ajak kamu ke rumah," kata Taeyong santai, tanpa mempedulikan tatapan mata Jennie yang terkejut "sekalian ngenalin calon mantu ma-AAAA iya sakiiit Jeeen," perkataan Taeyong langsung berubah menjadi sebuah ringisan karena Jennie mencubit pinggang Taeyong dengan kencang.

Suasana kembali menjadi hening. Keduanya memang berada sedikit lebih jauh dari keramaian di aula hotel.

"Lagipula semua keluarga kamu udah nganggap kita dalam suatu hubungan," kata Taeyong tiba-tiba memecah keheningan diantara keduanya "sekarang gantian dong bagian keluarga aku."

Jennie hanya terdiam saja, tak bisa mengeluarkan kata apapun. Jantungnya sudah berdegup sangat kencang, paru-parunya bahkan sulit untuk menghirup oksigen.

Ah, sepertinya Jennie harus melakukan konsultasi kepada kedua Pakdenya.

"Jen..." panggil Taeyong membuat lamunan Jennie buyar "jadi gimana?"

Tbc

KIMrich✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang