"Papah jangan lusakin kuenya, Oke..." bisik Rohee saat Namjoon sedang mengeluarkan kue ulang tahun untuk Jeongyeon dari dalam kardus.
"Amaaan," kata Namjoon yang berhasil mengeluarkan kue tersebut, Rohee bahkan bertepuk tangan kecil tanpa suara, karena papannya berhasil tidak mebuat kekacauan.
"Rohee udah siap?" bisik Namjoon dan dijawab anggukan kepala yakin oleh anaknya.
"Aku mau pegang kuenya," kata Rohee yang sudah mengulurkan tangannya, mengambil kue ulang tahun untuk Sang Mamah.
"Pelan-pelan," kata Namjoon memperingati Rohee yang sudah memegang kue tersebut. Sedangkan Namjoon berjalan di belakang Rohee sembari memegang sebuah kotak berisi peralatan perang untuk pesta.
Keduanya berjalan pelan-pelan menuju kamar utama di apartemen mereka, dimana Jeongyeon masih tertidur di dalam.
Namjoon membuka pintu kamar tersebut sepelan mungkin. Dan syukur saja Jeongyeon tidak terganggu dengan suara pintu kamar yang terbuka.
Suasana kamar yang gelap dan hanya disinari oleh lampu tidur, membuat Rohee dan Namjoon harus berjalan pelan-pelan.
Rohee segera menaiki kasur dimana mamahnya masih terlelap tidur, sedangkan Namjoon sedang menyalakan korek untuk lilin diatas kue tersebut. Dengan penuh kehati-hatian, karena tangannya yang penuh kutukan itu bisa saja membakar selimut atau bahkan kasur di kamar tersebut.
"Satu... Dua... Tiga..."
"MAMAAAAAAH HAPPY BILTHDAY!!" Rohee langsung berteriak heboh saat Namjoon memberi aba-aba "MAAMAAAAH SELAMAT ULANG TAHUUUUUUN"
Ini masih sangat pagi, lebih tepatnya bahkan subuh. Karena matahari bahkan belum benar-benar terbit dan berniat menampakkan diri.
Lampu tidur tiba-tiba mati dan diubah menjadi lampu disko mainan berwarna-warni yang sengaja Namjoon beli, Rohee masih terus bernyanyi dengan suara sangat kencang membangunkan sang Mamah.
"Ini belum pagi..." gumam Jeongyeon yang tidurnya terbangun. Posisinya langsung berubah menjadi duduk saat Rohee yang langsung memeluknya. Sedangkan Namjoon mendekat pada Jeongyeon dengan hati-hati karena tangannya memegang kue ulang tahun dengan lilin yang menyala.
"Maaaah tiup lilinnya..." pinta Rohee dengan antusias saat Namjoon mendekatkan kue ulang tahun tersebut.
"Make a wish dulu..." kata Namjoon saat Jeongyeon berisap untuk meniup lilinnya.
"Rohee selalu sehat, Papah selalu sehat, mamah juga selalu sehat..." ucap Jeongyeon sebelum meniup lilinnya.
"YEEEEEEEY..." sorak Namjoon dan Rohee kompak saat Jeongyeon meniup lilinnya.
"Aku punya kado buat Mamaaah, aku punya kado..." kata Rohee semangat dan langsung melompat dari ranjang kamar Jeongyeon "Papaaah ayoook."
Namjoon langsung memberikan kue ulang tahun kepada Jeongyeon, dan setelah itu Namjoon langsung melompat dari kasur, mendekat pada Rohee.
"Papah SIAAAAAP?" tanya Rohee yang sudah siap dengan kacamata hitam dengan bingkai berbentuk bintang. Sedangkan Namjoon yang sudah memegang mic plastik milik Rohee langsung mengacungkan jempolnya kepada sang anak.
Tiba-tiba sebuah instrumen lagu anak-anak yang sudah Namjoom aransemen terdengar dari speaker kecil di nakas kamar.
"Satu... satu..." Namjoon mulai bernyanyi melalui mic mainan.
"AKU SAYANG MAMAAAAH" saut Rohee bernyanyi dengan semangat
"Dua... dua..."
"JUGA SAYANG MAMAAAAH"
"Tiga... tiga..."
"LOHEE SAYANG MAMAAAAH"
"Satu... dua... tiga..."
"AKU MAU ADEEEK"
Astagfirullah. Seketika suasana kamar menjadi hening.
Jeongyeon sudah membulatkan matanya, begitupun dengan Namjoon. Kedua pasang mata itu dengan kompak menatap kearah Rohee.
"Gak Maaah, aku gak tauuuu..." bela Namjoon sembari mengangkat kedua tangannya "lirik awalnya bukan gituuu."
💸
"Mamah duduk aja ya disini," kata Rohee sembari berusaha menarik kursi makan untuk Jeongyeon duduk "hali ini bial aku sama Papah yang masak."
Jeongyeon yang baru saja akan duduk langsung kembali menegak, "Gak... gak... gak..." larang Jeongyeon cepat "Mamah aja yang masak, kalian duduk aja oke."
Namjoon dan Rohee segera menggelengkan kepalanya, Namjoon bahkan sudah mendudukan Jeongyeon kembali.
"Ayok Papah, kita belaksi." Namjoom
langsung mengacungkan jempolnya.Sepasang ayah dan anak ini sedang mengeluarkan beberapa bahan masakan yang akan mereka buat.
Namjoon sudah menyiapkan panci berisi air yang akan ia rebus, sedangkan Rohee memotong sosis menggunakan pisau plastik yang aman.
Dan dari arah meja makan, Jeongyeon memperhatikan dengan serius. Jaga-jaga jika sepasang ayah dan anak itu akan membakar dapur apartemen.
"Pagi ini kita sarapan pasta," kata Namjoon sudah mengeluarkan spageti kering dan akan ia rebus.
Namjoon langsung memasukan spageti yang masih keras kedalam panci yang sudah ia siapkan. Dan setelah itu, Namjoon meninggalkan spageti tersebut dan mendekat pada Rohee untuk memotong bawang bombai serta bahan-bahan yang lain untuk sausnya.
Suasana dapur sangat hening, Namjoom sibuk mengpas kukit bawang bombay, menyiapakan saus tomat, keju dan bahan-bahan lainnya bersama Rohee.
Sedangkan Jeongyeon yang merasa dapurnya akan aman kini kembali ke kamar untuk membereskan tempat tidur.
Tanpa Namjoon sadari, spageti keringnya sudah terbakar karena terkena api kompor yang terlalu besar.
"PAPAAAAH..." teriak Rohee heboh saat melihat kompor yang sudah mengulurkan banyak asap.
Jeongyeon yang sedang merapikan kamar bahkan segera berlari keluar dan melesat menuju dapur. Matanya langsung membulat saat melihat dapur tempatnya memasak kini sudah dipenuhi oleh asap dan Namjoon yang sedang memadamkan api dari spagetinya yang terbakar.
"Udah aku bilang, aku aja yang masak..." kata Jeongyeon membantu Namjoon merapikan kekacauan di dapur "aku masih mau hidup panjag di dunia, Pah."
Ketika Jeongyeon terus mengomel sembari membersihkan dapur, Namjoon masih berusaha menyadarkan dirinya dari shock di pagi hari. Sedangkan Rohee hanya menonton sembari memakan alpukat yang ia temui di kulkas.
Hadiah ulang tahun yang sangat luar biasa dari Namjoon dan Rohee untuk Jeongyeon bukan?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMrich✓
Fanfiction[KIMcheees Series] Uang bukan lagi segalanya Uang terlalu biasa bagi mereka Keluarga bahagia Kekayaan yang mereka inginkan Sesungguhnya