Curhat Time!

4.1K 571 73
                                    

Yunhyeong menghela nafasnya, matanya menatap miris kepada Bobby dan Taeyong. Keduanya terlihat lesu. Sedangkan Hwasa dan Sungjae, sedang fokus pada makanan hasil eksperimen Yunhyeong.

"Yang satu galau kena badai Pra nikah, yang satu galau kena serangan tidak percaya diri," sindir Yunhyeong "mending gue anjir jomblo."

Sungjae mengangguk, "Lo pacaran sama teflon aja Yo, nanti anaknya telor mata sapi." Yunhyeong langsung mendelik saat mendengar perkataan Sungjae.

"Taeyong galau keliatan ganteng anjir, lah Bobby--"

"Temen lo lagi sedih, jangan dihina bego," Hwasa memotong perkataan Yunhyeong.

"Nah Ca, lo juga kan mau nikah nih. Kasih wejangan atuh buat Bobby yang jalan menuju pelaminanya tak semulus jalan tol Cipali."

Hwasa langsung memdelik saat mendengar perkataan Sungjae, "Bobby nikah Desember, lah gue tahun depan. Duluan si Babi lah," bela Hwasa santai.

"Elo juga Yong napa?" tanya Yunhyeong "galau amat sih? Ditolak lo sama Jennie? Kenapa? Tipe Jennie yang kaya Bobby?"

"Gara-gara lo pada ini," gumam Taeyong, membuat Sungjae, Yunhyeong, dan Hwasa langsung menoleh kepadanya, sedangkan Bobby tetap bergeming walau telinganya mendengar "kalian nyuru gue buat ngejauh dari Jennie sementara,"

"Lo udah ngakuin ke Jennie kan?" tanya Hwasa dan dijawab anggukan lemas Taeyong "udah itu lo ngilang gak ada kabar ke dia?" tanya lagi dan masih dijawab dengan anggukan lemas Taeyong.

"Berapa hari?" tanya Yunhyeong ikut bergabung dalam obrolan, sedangkan Taeyong hanya menjawab melalu jari telunjuk dan tengahnya.

"Dia ada nge-chat lo?" kali ini Sungjae yang bertanya, dan dijawab gelengan kepala lemas oleh Taeyong.

"Udah lah, ditolak pasti," saut Yunhyeong membuat Hwasa langsung menjitak kepalanya.

"Perempuan itu egonya gede," kata Hwasa "gue ngomong sebagai seorang perempuan--"

"Lah elo cewek?" tanya Yunhyeong memotong perkataan Hwasa.

"Jomblo bisa diem aja ga sih?" tanya Sungjae menyindir Yunhyeong dengan santai. Sedangkan yang disindir hanya memajukan bibir bawahnya.

"Bob," panggil Hwasa membuat Bobby yang sedang menelungkupkan wajahnya di atas meja langsung menoleh "gue tau dalam hal ini lo gak salah, gue akuin Jisoo yang salah. Tapi, ini salah satu pembelajaran buat lo kedepannya saat lo berumah tangga.

"Lo udah sewa gedung, udah selesai semuanya, dan hanya karena masalah sepele semua akan gagal? Gak kan?" tanya Hwasa "terkadang ketika kita mengalah dan meminta maaf terlebih dahulu, itu bukan berarti kalah, Bob"

Suasan ruangan VVIP di restoran Yunhyeong seketika menjadi hening, "Karena dalam rumah tangga, bukan lagi siapa pemenangnya." Yunhyeong langsung bertepuk tangan saat Hwasa menutup wewejang untuk Bobby.

"Lo juga, Yong."

"Masih berlanjut guys," gumam Sungjae yang sedari-tadi menjadi penonton sembari memakan makanan yang Yunhyeong sediakan.

"Seperti yang gue bilang diawal, ego cewek itu gede. Sekarang pilihan ada di tangan lo," kata Hwasa serius "lo mau nyerah padahal garis Finish ada di depan mata, atau terus lanjut gak peduli rintangan semakin nyata."

Sungjae mengangguk setuju, menepuk pundak Taeyong memberi semangat "Lagian lo itu ibaratnya udah ikut lomba halang rintang, Yong," saut Sungjae "lo udah lewatin semua rintangan, dan ini rintang terakhir, masa lo mau nyerah."

💸

"Abang lo noh Bin," gumam Jisoo yang sedari-tadi terus-terusan ngomel kepada Hanbin.

"Tetangga lo juga noh," kali ini Jennie yang berbicara.

Sedangkan Hanbin sebagai satu-satunya lelaki yang terdzolimi hanya bisa menghela nafas. Lama-lama ia membuaka jasa konsultasi cinta juga ini.

Hanbin tiba-tiba berdiri dari posisi duduknya, "Saya selaku adik dari Kim Bobby, dan tetangga dari Lee Taeyong. Mewakili keduanya, saya ucapkan Mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Hanbin formal dan di tutup dengan membungkuk 90 derajat kepada Jisoo dan Jennie.

"Eh, tapi lo ada masalah ada sama Kak Taeyong, Jen?" tanya Hanbin yang sekarang sudah ikut duduk di samping Jisoo.

Jennie menghela nafasnya, "Dia ngilang tiba-tiba." Mata Hanbin langsung membulat saat mendengar penjelasan dari Jennie.

"Jangan... jangan..." bisik Hanbin membuat Jennie ikut mendekat kepadanya, Jisoo juga menaikan sebelah alisnya penasaran "Kak Tayong diculik alien."

Jisoo langsung memukul kepala Hanbin, hingga CEO akun lambe itu terbentur dengan meja.

"Dia ngilang gitu aja pas udah bikin jantung gue hampir copot."

"Jantung lo copot, bautnya kurang kenceng kali," balas Hanbin membuat Jennie mendelik.

"Lo juga Teh, napa? Merasa bersalah?" Hanbin masih terus berbicara, tanpa mempedulikan mood kedua perempuan itu sedang buruk.

"Ini gue ngomong sebagai kaum lelaki," kata Hanbin serius "kalian tuh ya, bisa gak sih turunin egonya sedikit, ya kalo salah ngaku salah. Kalo suka, ngaku suka.

"Gak usah kode-kode dan bikin kita kaun lelaki menjadi manusia dengan sejuta kesalahan," kata Hanbin sekalian curhat colongan "Teh Jisoo, gue emang adik Bang Ibob. Tapi, kali ini gue bela dia bukan karena dia abang gue, tapi karena elo emang salah." Jisoo hanya menoleh kepada Hanbin tanpa berbicara apapun.

"Lo juga Jen, apa susahnya ngaku kalo lo juga suka. Kejar! Sebelum dia bener-bener pergi. Apa harus ada drama tikung-menikung dulu?"

"Gue bukan lo," sela Jennie langsung.

💸

"kalo suka ngaku suka."

Perkataan Hanbin masih terus berputar di pikirkan Jennie, bahkan saat ia kini sudah kembali pada pekerjaannya dan kedua sahabatnya sudah pergi dari butik Jennie.

Fokus Jennie sudah tak lagi pada kertas-kertas bergambar di hadapannya, pikirannya sudah pergi entah membayangkan apa.

Jennie langsung mengambil kunci mobilnya, bergegas keluar dari ruangan kerjanya.

Pikirannya terus mengeluarkan suara yang tadi siang Hanbin katakan.

"Kejar sebelum lo nyesel kaya gue waktu itu..."

"Ya mending kalo cerita cinta lo sebagus kisah gue. Kalo akhirnya Kak Taeyong sama yang lain? Rugi dong akun lambe gue...."

"Hanbin anjir..." gumam Jennie yang sudah memarkirkan mobilnya di parkiran kantor Taeyong.

💸

Taeyong: Jen? [delete]
Taeyong: Jennie... [delete]

Entah keberapa kalinya Taeyong menghapus pesan yang akan ia kirim pada Jennie.

"Bodo amat, daripada lepas kan.." gumam Taeyong dan berdiri dari posisi duduknya, merapikan beberapa file yang sudah ia selesaikan.

Taeyong segera mengambil ponsel dan kunci mobilnya, bergegas keluar dari ruangannya.

Tetapi wajahnnya seketika menegang saat ia membuka pintu ruangan, dan langsung berhadapan dengan seorang gadis yang sama terkejutnya dengan ia.

"Jennie?"

Tbc

KIMrich✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang