- 28 -

74.6K 2.4K 39
                                    

Sebelum membaca mohon bantuan vote dan komennya ya☺️
Jangan lupa follow juga🤗

Happy reading❤️

🌵🌵🌵

Abel tidak menyangka akan bertemu dengan Fanny dan Fanno di rumah sakit. Ia bersyukur Fanny tidak banyak bertanya.

Ia lalu menuju parkiran untuk menemui Rita yang sudah menunggunya disana.

"Kenapa muka lo panik gitu?" Tanya Rita. Abel yang memintanya agar tidak terlalu formal ketika bicara kepadanya di luar kerjaan kantor.

"Gue ketemu Fanny sama Fanno di dalem." Rita terkejut mendengar penuturan Abel.

"Terus dia nanya kenapa lo disana?"

"Ya nanya lah. Tapi gue bilang aja kalo mau lihat-lihat perkembangan rumah sakit aja."

"Huh syukur deh. Tapi lo beneran gak mau bilang ke mereka?" Tanya Rita serius.

"Untuk kali ini nggak dulu deh kak. Gue gak mau mereka khawatir." Ucap Abel. Rita pun mengangguk mengerti.

"Yaudah mending sekarang kita pulang. Lo perlu istirahat." Ucap Rita yang dibalas anggukan oleh Abel. Mobil pun melaju menuju mansion Abel.

Setelah sampai, Rita langsung pulang dan Abel langsung masuk ke mansion.

"Hai bunda" Ucap Abel melihat Dewi di ruang keluarga

"Akhirnya kamu pulang juga. Gimana kabarnya?" Dewi mencium kening Abel seperti anaknya sendiri.

"Abel baik-baik aja kok. Bunda apa kabar?"

"Bunda sehat walafiat. Yaudah kamu istirahat gih." Abel pun menuju kamarnya.

🌵🌵🌵

Pagi harinya, Abel sudah siap untuk pergi ke sekolah. Ia akan diantar oleh Rita.

"Pagi kak." Sapa Abel

"Pagi Abel. Obatnya udah dimakan?" Tanya Rita. Abel hanya menganggukan kepalanya.

"Yaudah kita berangkat sekarang." Rita pun melajukan mobilnya untuk mengantar Abel ke sekolah.

"Jangan kecapean, jangan makan sembarangan, ingat minum obatnya!" Pesan Rita sebelum Abel keluar dari mobil.

"Pagi Abel!!!" Suara cempreng Dara sudah menyambutnya di depan kelas.

"Pagi juga Ra. Yang lain mana?" Tanya Abel tak melihat Fanny dan Keyra.

"Lagi ke kantin Bel. Bentar lagi juga dateng." Ucap Dara.

Tak lama kemudian, Fanny dan Keyra datang membawa roti dan susu.

"Nih Ra pesanan lo." Keyra memberi Dara rotinya.

"Makasih ya Keyra Cantik!!!"

"Eits...tapi gak gratis! Lo harus bayar ke gue!"

"Hahaha......." Fanny tertawa mendengar ucapan Keyra. Keyra pun ikut tertawa dan Dara merajuk.

"Gue harap, gue bisa liat kalian ketawa terus." Ucap Abel dalam hati dengan senyum tulusnya.

"Bel lo kalo senyum tambah cantik deh." Abel yang mendengar ucapan salah satu teman sekelasnya pun hanya terkekeh.

"Eh Bel lo udah liat abang-abang lo gak?" Tanya Dara. Abel hanya menggelengkan kepalanya.

"Katanya sih bang Devan sama bang Devon gak masuk soalnya ada acara keluarga gitu." Ucap Keyra menatap Abel kasihan.
Abel sangat benci dikasihani.

"Biarin aja sih. Lagian gue juga bukan keluarga itu lagi."

🌵🌵🌵

Keluarga besar Alexander berkumpul di rumah Oma dan Opa yang baru saja pulang dari Los Angeles.

"Oma denger Abel keluar dari rumah. Siapa yang buat cucu kesayangan Oma keluar dari rumah?!" Ucap Oma marah.
Mereka yang ada disana tidak ada yang berani bicara bahkan Angel sekalipun.

"Dan, siapa yang sudah berani bully cucu Opa?!" Ucap Opa

"Kenapa kalian semua diam hah?! Abel putri kita! Putri keluarga Alexander! Siapa yang berani memperlakukan Abel semena-mena?"
Amarah Oma sudah tidak terkontrol lagi.

"Varo! Papa gak pernah ngajarin kamu buat memperlakukan putri Alexander seperti itu!" Ucap Opa marah kepada Varo (papa Abel).

"Tapi pa, dia udah bikin keluarga Alexander malu!" Ucap Varo

"Malu bagaimana hah?! Abel yang mengharumkan nama keluarga kita! Dia bahkan tidak pernah sama sekali membuat keluarga kita malu! Yang membuat malu keluarga kita adalah anak yang kalian bilang anak kesayangan kalian itu!" Ucap Opa menyindir Angel. Angel pun tak bisa berkata-kata.

"Papa jangan nyalahin Angel dong! Papa seharusnya berterima kasih karena Angel sudah membantu Deva saat itu!" Semua terkejut karena Diva berani membalas perkataan Opa.

"Jadi kamu memperlakukan Abel seperti itu karena masalah yang sudah berlarut-larut? Ibu macam apa kamu Diva?! Kamu tau bagaimana menderitanya Abel saat kalian mengucilkannya? Buka mata kalian!" Reno mengelus punggung Opa untuk meredakan emosinya karena tidak baik untuk kesehatannya.

"Deva anak pertamaku Pa! Dan dia meninggal karena anak itu!"

"Siapa yang sudah membunuh Deva?! Apa kamu pikir anak seusia Abel sudah bisa melakukan hal seperti itu?! Itu kecelakaan Diva! Itu sudah takdir dan kita tidak bisa menghentikannya! Dan apa kamu pikir dengan mengucilkan Abel saat ini, Deva bisa tenang di atas sana?! Nggak Diva! Deva akan sedih melihat adik kandungnya disiksa seperti ini!"
Semua terdiam mendengar amarah Opa. Bahkan, Devan, Devon, Max, dan Mike tidak berani bicara sedikit pun.

"Semuanya akan terungkap nanti. Papa gak akan membongkar semuanya disini. Semoga dengan perkataan papa tadi, kalian sadar dan memperlakukan Abel lebih baik." Opa pun keluar bersama Reno.

"Oma harap, kalian tidak menyesal nantinya saat mengetahui semuanya." Oma pun menyusul Opa dan Reno.

Varo dan Diva memikirkan perkataan Oma dan Opa. Tetapi mereka masih tetap pendirian bahwa Abel lah penyebab kematian Deva, anak pertamanya.




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hallo semua!!!

Double up nih!
Semoga kalian suka ya☺️

Jangan lupa Vote dan Komennya🤗
Dan jangan lupa Follow juga ya🤗



@ariutarianii27

Thankyou❤️


ABELLA (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang