- 30 -

76.1K 2.3K 24
                                    

Sebelum baca mohon bantuan Vote dan Komennya ya☺️
Jangan lupa Follow juga🤗

Happy reading❤️

🌵🌵🌵

Hari ini hari minggu. Abel menjalani rutinitas seperti biasa. Flashdisk yang diberikan oleh Opa nya disimpan di tempat dokumen beberapa bukti pembunuhan Deva.

Hari ini, ia akan jalan-jalan pagi di sekitar komplek. Ia sudah bersiap dengan trainingnya.
Banyak sekali orang yang melakukan jogging atau olahraga di sekitar kompleknya atau mansionnya.

Mungkin karena terlalu banyak bergerak, Abel merasa sedikit pening di kepalanya. Semakin lama peningnya semakin menjadi-jadi dan ia sudah tak bisa menahannya.

Di saat yang bersamaan Fanno sedang jogging disana dan melihat Abel. Ia langsung menghampirinya.

"Sky, lo kenapa?" Ucap Fanno menepuk pelan pipi Abel. Ia sangat khawatir melihat kondisi Abel seperti ini.

"Fan..Sky..ho..s...pi..t..a..l..ce..pe..ta..n.."
Fanno pun segera menggendong Abel menuju mobilnya. Ia membawa mobil karna jarak rumah dan taman di komplek sini sedikit jauh.
Dengan kecepatan tinggi Fanno melajukan mobilnya menuju Sky Hospital.

Setelah sampai disana, ia langsung memanggil suster. Kebetulan dokter Bayu sedang berbincang dengan salah satu suster disana dan langsung melihat Abel yang tak sadarkan diri dan membawanya ke ruang perawatan.

Setelah 1 jam menunggu, akhirnya dokter keluar dan mengajak Fanno ke ruangannya.

"Apa anda keluarga pasien?"

"Bukan dok. Saya cuma temannya saja." Ucap Fanno.

"Saya tadi sudah menghubungi salah satu keluarga pasien. Jadi kamu tidak perlu khawatir mengenai kondisi pasien." Jelas dokter Bayu. Fanno sebenarnya penasaran dengan kondisi Abel. Tapi, ia tidak punya hak untuk mengetahui itu karena ia hanya sebatas temannya saja. Bukan keluarga.

"Apa saya sudah bisa menjenguk Sky dok?"

"Sky? Bukannya nama pasien Abel?" Tanya dokter Bayu

"Iya. Saya panggil dia Sky karena namanya bagus."

"Sama seperti orangnya bukan? Hahaha..." Ucap dokter Bayu sambil tertawa.
Fanno hanya tersenyum tipis. Entahlah perasaannya saat ini tak menentu.

Fanno kemudian menuju ruang rawat Abel. Ia melihat wajah tenang Abel yang tertidur.

"Lo cantik Sky." Ucap Fanno pelan sampai tidak ada yang bisa mendengarnya.

Fanno pun duduk di sofa dan memainkan HPnya sembari menunggu Abel bangun. Tak lama kemudian Abel membuka matanya.

"Erggh...gue dimana?" Tanya Abel merasa asing dengan ruangannya

"Lo di rumah sakit." Abel menoleh ke arah sofa dan melihat Fanno yang tengah bermain ponsel.

"Oh. Thanks."

"Perlu gue kabarin abang lo?"

"Jangan! Jangan kasih tau siapa-siapa kalo gue masuk rumah sakit!" Larang Abel. Fanno pun positif thinking mungkin Abel tidak ingin membuat si kembar khawatir.

"Lo boleh pulang." Ucap Abel. Fanno pun mengernyit bingung. Dia yang membawanya kesini dan dia yang harusnya membawa Abel pulang.

"Gak. Gue anter lo pulang."

"Ck. Ntar udah ada seseorang yang mau jemput gue." Ucap Abel. Fanno dibuat semakin penasaran

"Siapa?"

"Bang Andra." Fanno yang mendengar itu entah kenapa merasa kesal. Ia hanya menganggukan kepalanya dan keluar dari ruang rawat Abel.

"Gue pulang."

Abel sebenarnya tidak menyuruh Andra untuk menjemputnya. Ia menyuruh Fanno pulang karna tidak ingin merepotkan banyak orang lagi. Cukup Rita dan Andra yang sudah direpotkannya.

Tiba-tiba dokter Bayu datang.

"Hai Abel, gimana keadaan kamu?"

"Udah mendingan dok. Dok bisa panggil kak Rita kesini?" Ucap Abel

"Tadi sudah saya kabari kalo kamu di rumah sakit. Mungkin dia sedang di perjalanan." Jelas dokter Bayu. Abel hanya menganggukan kepalanya.

"Oh ya siapa anak muda tadi? Pacar kamu?"

"Bukan dok. Dia cuma temen dari abang Abel." Ucap Abel.

"Tapi sepertinya kamu orang yang spesial baginya. Bahkan dia memanggilmu Sky, bukan Abel atau Bella." Jelas dokter Bayu. Abel sedikit terkejut. Ternyata obrolan di mobil saat itu bukan candaan atau sekedar omongan.

"Dia bukan apa-apa Abel. Lagi pula, dia tidak boleh mencintai Abel." Ucap Abel sedih.

"Kamu jangan menyerah Abel. Kamu pasti bisa melewati ini. Tapi apa kamu tidak ingin memberi tahu keluargamu? Disaat seperti ini keluargalah yang harusnya mensupport disamping kamu." Abel memikirkan ucapan dokter Bayu. Ia hanya tidak ingin membuat keluarganya khawatir. Atau mereka tidak akan khawatir sama sekali walaupun kondisi Abel seperti ini?

Pintu dibuka dan muncullah sosok Rita bersama Andra.

"Kamu kenapa bisa gini sih?" Tanya Rita khawatir.

"Tadi Abel cuma kecapean aja pas jogging." Ucap Abel seadanya.

"Kenapa kamu gak diem dirumah aja sih Bel. Kalo gini kamu juga yang sakit kan."

"Abel pengen olahraga sebentar. Tiba-tiba Abel pusing dan pingsan. Untung aja ada bang Fanno terus bawa Abel kesini." Abel menjelaskan kronologinya kepada Rita

"Fanno? Terus dia tau keadaan kamu?"

"Saya sudah bilang kalo saya sudah menghubungi keluarganya jadi dia tidak perlu khawatir mengenai kondisi Abel." Ucap dokter Bayu

"Terimakasih ya dok. Dokter sudah banyak membantu kami." Ucap Rita tersenyum yang dibalas senyuman oleh dokter Bayu. Dokter Bayu adalah dokter muda. Umurnya seumuran Rita.

"Oh ya Bel, besok jangan sekolah dulu ya. Kamu istirahat aja dulu." Ucap Andra. Andra sangat perhatian kepada Abel seperti adiknya sendiri.

"Iya bang. Abel juga masih lemes."

"Kalo gitu kamu lanjut istirahat aja. Nanti kakak yang hubungin bunda biar gak khawatir. Kakak bilang kamu lembur di kantor." Ucap Rita. Abel pun memejamkan matanya kembali.
Rita menatap Abel sedih.

"Kakak akan bantu kamu nyari orang itu."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hallo semua!!!

Akhirnya part ini selesai.
Aku harap kalian suka😊

Jangan lupa Vote dan Komennya ya🤗
Dan jangan lupa Follow🤗

@ariutarianii27

Thankyou❤️








ABELLA (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang