- 36 -

73.8K 2.1K 17
                                    

Sebelum lanjut baca, jangan lupa Vote dan Komennya ya🤗
Jangan lupa Follow juga🤗

Happy reading❤️

🌵🌵🌵

Setelah pulang sekolah, Abel menuju parkiran untuk menemui Fanno. Ia melihat Fanno sedang duduk di atas kap mobil.

"Sorry lama." Ucap Abel menghampiri Fanno.

"Iya gak papa." Ucap Fanno. Mereka berdua pun langsung masuk ke mobil.

"Langsung ke makam tante Dewi?" Tanya Fanno.

"Eee...beli bunga dulu deh." Ucap Abel. Fanno menganggukan kepalanya lalu melajukan mobilnya meninggalkan sekolah. Tanpa mereka sadari, ada yang mengawasi gerak-geriknya.

"Sialan!"

Setelah beberapa menit, Fanno dan Abel sampai di toko bunga.

"Selamat siang mbak, ada yang bisa dibantu?"

"Siang, saya mau cari bunga Mawar putih." Ucap Abel

"Tunggu sebentar ya mbak." Pegawai itu lalu berlalu meninggalkan Fanno dan Abel.

"Tante suka mawar putih?" Tanya Fanno. Abel menganggukan kepalanya.

"Terus lo suka bunga apa?" Tanya Fanno lagi

"Lily." Ucap Abel.

Tak lama kemudian, pegawai disana datang membawa sebuket bunga mawar putih.

"Ini ya mbak bunganya."

"Makasi ya mbak."

"Iya. Ini pacarnya ya mbak?" Tanya pegawai itu. Abel pun mengerutkan alisnya.

"Ohh nggak mbak. Ini temen saya." Ucap Abel

"Saya kira pacarnya mbak, cocok soalnya. Hehe." Fanno dan Abel saling tatap kemudian tertawa geli.

"Yaudah mbak kita pamit dulu ya." Ucap Abel

"Iya hati-hati jaga hati ya mbak. Buat mas nya jangan gantungin mbaknya terus!" Abel dan Fanno pun keluar dari toko itu dengan menahan tawa.

"Ada-ada aja mbak tokonya. Hahaha..." Ucap Fanno sembari tertawa.

"Tau tuh. Siapa juga yang digantungin. Kalo bang Fanno gantungin Abel kan nanti Abel mati. Hahaha..." Ucap Abel. Fanno yang melihat itu menertawai dirinya sendiri.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju makam.

"Cepet Fanno ih! Abel udah gak sabar ketemu bunda!" Ucap Abel ketika ia sudah sampai di pemakaman.

"Fanno apaan! Gue lebih tua ya dari lo!" Ucap Fanno sengit

"Gak ah gue panggil Fanno aja, wlek..." Abel menjulurkan lidahnya. Fanno yang melihat itu tersenyum gemas melihat tingkah Abel. Ia pikir, setelah bundanya meninggal, Abel akan menjadi dingin bahkan lebih dingin dari sebelumnya. Namun pada kenyataannya semua itu berbanding terbalik.

"Hai Bunda! Bunda tau gak Abel kesini sama siapa?"

"Abel kesini bareng sama Fanno bun. Abel gak mau panggil dia abang bun, gak papa kan?"

ABELLA (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang