PROLOG

3.3K 122 0
                                    

Sinar matahari pagi yang cerah menusuk mata seorang cewek yang tertidur lelap. Suara gorden terbuka masuk ke telinga cewek itu. Matanya perlahan terbuka sambil meraung seperti singa yang habis dibangunkan dari tidur panjangnya.

"Non Raisa, udah jam lima seperempat ini. Non Raisa sholat dulu,"ucap Bi Inem, asisten rumah tangga di rumahnya.

"Udah jam lima seperempat?"sahut Raisa yang masih menggulungkan badan dibalik selimut tebal berwarna abu-abunya.

" Iya Non,"ucap Bi Inem sebelum keluar dari kamar Raisa.

Raisa mengambil pakaiannya dan bergegas mandi. Tak sampai sepuluh menit Raisa sudah keluar dari kamar mandi dan segera sholat subuh.

Setelah sholat subuh, Raisa mengenakan seragam sekolah dan rok putih yang panjangnya dibawah lutut. Tak lupa memakai jaket berwarna toska untuk melindunginya dari kedinginan. Rambut panjangnya diekor kuda. Ada gelang tali yang selalu dipakai di pergelangan tangan kanannya.

Jam menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit. Raisa keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Langkahnya langsung tertuju ke dapur. Ia melihat Bi Inem sedang menyiapkan sarapan.

"Bi, Mama sama Papa mana?"

"Oh iya, pasti udah ke kantor,"ucap Raisa dengan malas menjawab pertanyaannya sendiri. "Aku langsung berangkat aja."

"Non tunggu,"panggil Bi Inem menghentikan langkah Raisa. Cewek itu membalikkan badan.

Bi Inem menyodorkan bekal untuk Raisa. "Ini bekalnya dibawa."

Raisa menerima bekalnya, tak tega melihat Bi Inem yang sudah menyiapkan bekal untuknya.

"Makasih bi," Raisa mencium punggung tangan wanita paruh baya yang telah mengurusnya selama sebelas tahun ini.

Raisa memasukkan bekalnya ke dalam tas dan berjalan keluar rumah. Raisa keluar membawa skateboard kesayangannya. Ya, Raisa lebih sering menaiki sepeda atau skateboard ke sekolahannya. Mengingat jarak sekolah dari rumahnya yang dekat dan Raisa juga bisa berolahraga.

Di perjalanan menuju sekolahnya yang cukup macet, Raisa bisa menerobosnya dengan melewati trotoar. Hal itu menjadi poin lebih ketika memakai skateboard atau sepeda ke sekolah. Ia tidak perlu terjebak macet.

Di tengah perjalanan, seorang ibu-ibu dari arah belakang Raisa berteriak. Raisa menghentikan skateboardnya dan menoleh ke belakang. Ada seorang copet berlari ke arahnya. Tanpa pikir panjang, Raisa memukulkan skateboardnya tepat mengenai perut copet itu.

Copet itu jatuh tersungkur di trotoar. Para warga yang ikut mengejar membawa copet itu ke kantor polisi terdekat. Raisa pergi dari kerumunan ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.

Terima kasih sudah membaca😊

Semoga kalian terhibur dengan cerita aku ini. Maaf kalau masih banyak kesalahan, masih belajar untuk menulis cerita😁

13-10-2019

Rasha dan Raisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang