BAB 17

441 36 0
                                    

Raisa berjalan keluar kantin meninggalkan sahabat-sahabatnya. Cewek itu menoleh ketika seseorang berusaha menyejajarkan langkah kakinya.

Rahmat tersenyum. "Mau kemana?"

"Ke ruang guru, kak. Duluan ya," Raisa mempercepat jalannya.

Rahmat menghela napas. "Susah banget deketin lo, Ra."

Raisa keluar dari ruang guru. Matanya membulat melihat seseorang yang menyenderkan punggungnya pada tembok di depannya. "Udah selesai, Ra?"

Raisa mengangguk samar. Rahmat bertanya, "ketemu sama siapa?"

"Sama bu Tatik."

"Kenapa?"

Nih kakel kepo banget, sih.

"Aku izin nggak ikut ekstra karate. Baru libur," jawab Raisa.

"Kok libur pake izin?"

Raisa gemas. "Bukan libur ekstranya kak."

Kedua mata Rahmat melebar. Cowok itu menggaruk tengkuk lehernya. "Ohh, iya aku ngerti."

Rahmat berjalan mendekat. "Berarti kamu nggak pulang sore ya?"

Raisa mengangguk ragu. Bau-baunya nggak enak nih.

"Jalan yuk."

"Astaga," Raisa tak sadar berjalan meninggalkan Rahmat.

"Lah kenapa tu anak?"

🐬🐬🐬

Mendengar bel pulang berbunyi. Raisa langsung keluar kelas dengan langkah terburu-buru. Fily dan May mengejar sahabatnya itu. Melihat Rahmat yang berjalan sambil membenarkan dasinya, Raisa berbalik. Cewek itu bersembunyi dibalik tembok.

"Kalian tau dimana Raisa?" tanya Rahmat pada May dan Fily.

"Awas aja kalo ngasih ta-"

"Ada dibalik tembok itu kak."

Raisa menggeram pelan. "Fily!"

Niat Raisa kabur terurung ketika seseorang mencekal pergelangan tangannya. Raisa menoleh dan tersenyum kikuk.

"Aku nyariin kamu. Kamu mau kan jalan sama aku?"

"Mau!" seru May dan Fily sebelum berlari menghindari amukan Raisa.

Tega banget sama sahabat sendiri.

🐬🐬🐬

Raisa kurang nyaman. Bukan karena tempatnya, kafe ini cukup nyaman. Tapi karena sekarang Rahmat duduk di depannya dan tidak berhenti untuk terus menatapnya.

"Habis ini mau jalan ke mana lagi, Ra?"

"Mau pulang kak," jawab Raisa jujur.

Rahmat melirik jam yang melingkar di tangannya. "Aku main ke rumah kamu ya?"

"Ngapain?"

"Mau ketemu camer." Raisa melirik tajam Rahmat. "Siapa tahu kan aku langsung disuruh-"

"Suruh apa?!" potong Raisa cepat. Tak sadar ia menaikkan nada suaranya.

"Melamar anaknya," lanjut Rahmat. Rahmat mengacak puncak kepala Raisa gemas melihat ekspresi cewek itu. "Bercanda Ra."

Nggak lucu kali, gerutu Raisa dalam hati.

🐬🐬🐬

Raisa berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Cewek yang mengenakan kaos abu-abu oversize dan celana di bawah lutut itu menggeram pelan.

Raisa menghela napas panjang sebelum keluar kamar. Ia berjalan malas menuruni anak tangga. Cewek itu mendengus melihat dua orang cowok yang saling melempar tatapan tajam.

"Kalian cepet pulang deh," usir Raisa.

Rahmat dan Rasha menoleh ke arah Raisa.

"Gue baru aja dateng, Ra," rengek Rasha.

"Aku mau ketemu orang tua kamu," ucap Rahmat.

"Emang kalo udah ketemu lo mau ngapain?"

"Kok lo ngegas?!"

"Udah," seru Raisa. Raisa menatap Rasha. "Rasha kamu masih sakit. Kamu tadi aja nggak berangkat sekolah. Kenapa sekarang ke rumah aku?"

"Gue bosen di rumah, Ra."

Raisa menghela napas. Ia beralih menatap Rahmat. "Kak, orang tua aku pulangnya jam sepuluh malam. Mending kakak sekarang pulang aja."

Klek

Mereka menoleh ke arah pintu. Rahmat dan Rasha berjalan cepat ke arah kedua orang tua Raisa. Dua cowok itu berebut mencium punggung tangan kedua orang tua Raisa.

"Saya Rahmat, om, tante. Kakak kelasnya Raisa," ucap Rahmat memperkenalkan diri.

"Saya Ra-"

"Saya udah tau nama kamu," potong Irfan.

"Tapi tante belum," Rasha nyengir lebar.

Lina terkekeh, "udah tau dari papanya Alea."

"Hehe," Rasha menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Alea," panggil Lina. Raisa berjalan mendekat dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. "Ajak temen-temenmu makan malam ya. Nanti papa sama mama nyusul."

Raisa mengangguk patuh. Setelah kedua orang tuanya masuk ke dalam kamar, Raisa menarik paksa tangan kedua cowok itu.

"Kasar banget lo, Ra," protes Rasha.

Sementara Rahmat pasrah ditarik-tarik oleh Raisa. Ketua OSIS itu malah sedang berusaha meredakan degup jantungnya yang berdetak kencang.

"Bodo amat!" seru Raisa.

🌿

Terima kasih sudah membaca dan memberi suara☺

1-12-2019

Rasha dan Raisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang