BAB 4

836 50 0
                                    

"Saya Pak!"

Satu kelas bertepuk tangan dan berseru, "Semangat Rasha!"

Setelah semua regu bermain, giliran Raisa dan Rasha bermain. Suara teriakan dan semangat pun terdengar saat kedua orang itu berdiri di tengah-tengah lapangan.

Raisa dan Rasha berhadapan. Ditengah mereka Pak Joko berdiri siap melempar bola ke atas tanda permainan dimulai.

"Kalau kamu menang nggak papa, jangan ngalah. Aku nggak mau menang kalau hasil seorang yang mengalah," ucap Raisa.

Rasha mengangguk. "Siap!"

Setelah bola dilempar ke atas, Rasha melompat dan berhasil memukul bola jauh dari jangkauan Raisa. Rasha mendrible dan tangan kirinya menghalangi Raisa merebut bola.

"Yeay," Rasha meninju udara berhasil memasukkan bola ke ring basket.

Permainan semakin seru ketika Raisa dengan lincah merebut bola dari Rasha dan berhasil memasukkan ke dalam ring.

Sudah lima belas menit, berarti permainan sudah selesai. Rasha tersenyum lebar melihat Raisa yang meninju udara dan berseru. Raisa sadar akan tatapan yang diberikan Rasha.

"Selamat, Ra." Rasha memperlihatkan deretan giginya yang bersih dan rapi.

"Makasih," jawab Raisa setelah meneguk air dari botol yang ia bawa hingga tandas.

"Yuk ke kantin," ajak May yang sudah berdiri di samping Raisa.

"Aku mau ambil tas dulu. Kalian duluan aja," suruh Raisa.

"Oke deh," sahut May dan Fily.

Setelah mengambil tasnya dari loker, Raisa menutup pintu loker. Ia tersentak kaget melihat seseorang yang berdiri di sampingnya menyenderkan punggung pada pintu loker yang tertutup. "Kamu ngapain?"

Rasha nyengir lebar. "Gue mau minjem buku lo, mau gue fotocopy."

"Nanti pulang sekolah aku kasih ke kamu."

"Oke," sahut Rasha.

Raisa menggendong tas dan berjalan menjauhi loker. Raisa menoleh ketika melihat seseorang menyejajarkan langkahnya.

Rasha melihat Raisa yang menatapnya bingung. "Gue ikut lo ke kelas."

"Aku nggak mau ke kelas. Aku mau ke kamar mandi." Seketika Rasha menghentikan langkahnya dan melihat punggung Raisa yang menjauh.

Raisa keluar dari kamar mandi setelah ganti seragam. Raisa menoleh ketika seseorang memanggil namanya.

"Kak Raisa bisa bantu kelompokku nggak?" tanya Vania, adik kelas yang satu ekstrakulikuler basket dengan Raisa.

"Bantu apa?"

"Kakak bisa main gitar kan? Tolong ajarin kelompokku main gitar dong, kak. Temen satu kelompokku pada nggak bisa main gitar."

Raisa menggaruk tengkuk lehernya, "Bisa sedikit."

Raisa mengikuti langkah Vania menuju kelasnya. Beberapa teman Vania memanggil namanya dan Raisa membalas dengan senyuman hangat. Mereka mengenal Raisa, tetapi Raisa tidak mengenal siapa mereka.

"Kak mereka kelompokku," ucap Vania.

"Halo kak, namaku Syifa."

"Namaku Khayla, kak."

"Namaku Ali, kak. Biasa dipanggil Aliando," Ali nyengir lebar.

"Garing!" seru teman-temannya.

"Ini lagu yang mau kita mainin kak," Khayla menyerahkan kertas berisi lirik lagu dan kunci gitarnya.

Rasha dan Raisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang