"Kak!"
Rasha mengerjap pelan. Mata cowok itu membulat melihat seorang yang menepuk bahunya. Dia bukan teman satu kelasnya. Rasha menegakkan tubuhnya. Ia sudah dikerubungi banyak orang.
"Lo semua siapa?" tanya Rasha bingung.
"Kita yang pindah ke kelas ini kak," ucap cowok berkacamata. "Lo paling ditinggal sama temen-temen lo kak."
"Asem," Rasha mendengus kesal. Ia bergegas membereskan buku-bukunya yang berantakan di atas meja. "Makasih udah bangunin gue," seru Rasha sambil berlari keluar kelas.
"Gini nih nasib moving class," gerutu cowok itu. "Setiap pelajaran pindah kelas. Kalo udah pindah, kelasnya ditempatin kelas lain." Rasha mempercepat langkahnya menuju laboratorium komputer.
Cowok itu mengernyit. Rasha mendongak melihat papan yang tertempel di atas pintu. "Bener kok lab akuntansi. Kok pintunya ke gembok? Yang lain mana?"
Rasha celingak-celinguk mencari teman-temannya. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana dan mengetikkan pesan pada seseorang. Tak butuh waktu lama, seseorang itu membalas pesan Rasha.
Setelah membaca pesan dari Ryo, cowok itu mengeratkan genggamannya pada ponsel.
Ryo AK 1
Di perpus bro, lo dimana?
Jangan bilang lo masih molor😂
Kita disini juga molor sih
Jam kos woiRasha menggeram. "Alea Raisa!"
🐬🐬🐬
Rasha berjalan cepat ke perpustakaan. Napasnya memburu. Kedua tangannya mengepal. Rasha sudah dua kali kena kejailan seorang Alea Raisa. Cowok itu tidak benar-benar marah. Ia hanya....gemas pada Raisa.
Rasha membuka pintu perpustakaan dan langsung menghampiri teman-temannya. "Mana Alea Raisa?" suara cowok itu menggelegar.
"Eh, buset. Kenapa lo dateng-dateng marah?" tanya Ryo.
"Lo kesambet, Sha?" tanya Putra.
"Mana Raisa?!" ulang Rasha.
"Jangan teriak-teriak di perpustakaan," tegur May.
Rasha berjalan menghampiri May. "Mana temen lo?"
Fily mendekatkan kursinya dengan kursi May. "Lagi cari buku di lantai dua."
Rasha berlari menaiki tangga. Tawa teman satu kelasnya berderai.
"Dasar, jailnya kumat," ledek Tasya.
"Anak baru sampe dibikin kesel gitu," kekeh Nisa.
"Aman," ucap Fily berbisik.
May dan Fily menggeser kursi mereka. Raisa keluar dari tempat persembunyiannya. Cewek itu menghela napas lega. Kedua matanya berbinar menatap teman-teman satu kelasnya. "Makasih," ucapnya pelan hanpir berbisik.
Raisa berjalan cepat menuju pintu. Jantungnya seperti mencelos dari tenpatnya mendengar suara seseorang yang berteriak memanggil namanya. "Alea Raisa!"
Raisa menoleh sekilas melihat Rasha yang berlari menuruni anak tangga. Cewek itu langsung berlari menghindari Rasha. Entah kemana kakinya membawanya berlari, yang penting ia tidak tertangkap Rasha.
"Raisa!" teriak Rasha.
Untungnya koridor sekolahan sepi karena semua murid sedang pelajaran. Raisa tidak berhenti berlari. Kedua bola mata Rasha membulat. Wajah cowok itu berubah cemas. "Raisa awas!"
Bruk
"Aduh jidat aku," Raisa meringis.
Rasha berlari menghampiri cewek itu. "Sakit ya? Aduh kasihannya."
Tangan Rasha terulur ke belakang Raisa. Bukan untuk ikut mengusap dahi Raisa. Tapi mengusap tembok yang ditabrak cewek itu. "Kasihan temboknya. Cup, cup, jangan retak ya."
Rasha melirik Rasha lalu terbahak. Cowok itu memegangi perutnya yang sakit karena tidak bisa berhenti tertawa. Raisa mencebikkan bibirnya. "Puas ketawanya?"
"Temboknya nggak salah, kok lo tabrak sih?"
Raisa memukul temboknya. "Siapa sih yang naruh tembok disini?"
Rasha tertawa, "jadi yang salah temboknya?"
"Iya," sahut Raisa sebal. Raisa terus mengusap dahinya yang berdenyut nyeri.
🌿
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasha dan Raisa✔
Teen FictionCOMPLETED Elang Series 1 Alea Raisa, akrab dipanggil Raisa. Salah satu murid berprestasi di sekolahannya, SMK Elang. Cewek cantik yang banyak disukai oleh teman-temannya. Sikapnya yang baik, ramah, dan jahil. Setiap ada seorang cowok yang melakukan...