BAB 31

396 35 0
                                    

Raisa membayangkan kejadian yang sekarang ada di kamarnya. Siapa suruh sahabatnya yang suka tidur itu lupa mengeluarkan ponsel dari dalam tas yang Raisa pinjam.

"Lo kenapa ketawa?"

Raisa terkekeh, "kepo."

Tangan kiri Rasha menarik pipi Raisa. "Rasha!"

Rasha mengeryit, "Ra, lo demam?"

Raisa menjauhkan tangan Rasha dari pipinya, "nggak."

Rasha menepikan mobilnya. "Lo jangan bohong sama gue."

"Nggak, aku nggak bohong."

"Jangan bohong!"

"Aku nggak papa, Sha!"

Tok, tok, tok

Rasha dan Raisa menoleh ke arah suara. Dua orang berdiri di samping mobil Rasha. Mereka memakai penutup wajah. Satu orang menyuruh Rasha untuk keluar mobil.

Raisa mencekal tangan Rasha yang ingin keluar mobil. "Jangan keluar Sha! Mereka mungkin begal. Jangan ke-"

Rasha mengusap pipi kiri Raisa lembut. "Gue tau kok, lo khawatir sama gue." Raisa memutar bola matanya malas.

"Keluar lo!"

"Gue bisa lawan mereka, yakin sama gue," ucap Rasha dramatis.

Raisa menepuk jidatnya. "Emang bego tu anak. Emang bisa tu anak lawan dua orang gemuk itu?" ucap Raisa tidak yakin.

"Ada apa bang?" tanya Rasha setelah keluar dari mobil.

"Serahin kunci mobil lo!"

"Kalau mau, beli dong bang," ucap Rasha santai.

Bugh

Kedua bola mata Raisa membulat melihat Rasha jatuh tersungkur setelah mendapat pukulan dari teman penjahat itu. "Tuhkan, bego banget sih si Rasha."

Rasha berdiri dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Santai dong bang!" ucapnya sebelum melayangkan pukulan tepat di rahang orang yang memukulnya. Teman orang itu membalas menendang perut Rasha.

"Lepasin dia!"

Mereka menoleh ke arah suara. Kedua tangan Raisa mengepal kuat. "Kalo berani lawan saya!"

Dua orang itu tertawa mendengar ucapan Raisa. Satu orang mendekat ke arah Raisa. "Hai cantik."

Raisa mencekal tangan orang itu yang akan menyentuh wajahnya. Tangan kanan Raisa yang mengepal melayangkan satu pukulan tepat di rahang orang itu.

Bugh

Orang itu bangkit dan melayangkan satu pukulan dan bisa Raisa tangkis. Raisa memutar lengan orang itu ke belakang.

Krek

Raisa meringis mendengar suara itu. "Duh, patah kan."

Teman orang itu mendekat dan mengambil persiapan menendang Raisa dari belakang. Raisa yang mendengar suara langkah kaki memutar tubuhnya.

Raisa menjambak rambut orang yang masih ia pelintir tangannya. Mendongakkan kepala orang itu.

Bugh

Tendangan orang itu mengenai kepala temannya sendiri. Raisa mendorong orang itu sehingga jatuh tersungkur ke aspal.

Raisa bergidik jijik melihat darah yang keluar dari mulut orang itu dan meringis melihat dua gigi yang terjatuh di aspal.

"Bro, sorry gue nggak sengaja," ucap temannya itu.

Raisa menendang teman orang itu yang sedang berjongkok di dekat temannya. Raisa menarik tangan orang itu memaksanya berdiri dan melintir tangan orang itu.

Krek

Raisa melepaskan cengkraman tangannya dan menendang punggung orang itu. Raisa menyeramkan bukan? Itu karena dua orang tersebut sudah berniat jahat kepada orang-orang di sekitarnya.

Rasha berdiri dan menghampiri Raisa. Menarik tangan cewek yang sedang mengatur amarahnya itu ke dalam dekapannya. Memeluk erat Raisa agar cewek itu tenang.

Bahu Raisa bergetar tapi berusaha tidak terisak. "A-aku takut," lirih Raisa. Rasha mengusap punggung cewek itu, menenangkannya.

"Kamu hebat," bisik Rasha tepat di telinga Raisa. "Tapi jangan bahayain diri kamu lagi. Aku nggak mau. Aku takut kehilangan kamu."

Setetes air matanya turun membasahi puncak kepala Raisa. Ia benar-benar takut kehilangan cewek itu.

Rasha merasakan tubuh Raisa yang melemas. Rasha menguraikan pelukannya. Ia menangkap tubuh Raisa yang hampir terjatuh. Mata cewek itu terpejam erat.

"Bagus," igau Raisa.

Deg

Jantung Rasha seperti mencelos. Hati Raisa memang sudah penuh dengan satu nama. Rasha memeluk Raisa erat. Air matanya membasahi kedua pipi cewek itu.

Apakah mungkin namanya bisa menggantikan nama itu di hati Raisa?

🌿

Sabar yaa Sha😣

Yuk lanjut baca part selanjutnya😉

Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

Rasha dan Raisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang