Jam menunjukkan pukul empat sore. Raisa sudah mandi sepuluh menit yang lalu. Raisa membuka lemari pakaiannya melihat baju-baju yang ia miliki.
Raisa lupa bahwa ia hanya memiliki satu baju yang cocok dipakai ke pesta. Ia memperhatikan dress dibawah lutut warna pink yang ia miliki.
Dress itu sudah lama sekali. Dress itu dibelikan mamanya hadiah ulang tahun ke tiga belas. Sudah tidak muat lagi untuk Raisa.
Suara bel rumah berbunyi. Raisa bergegas turun untuk membukakan pintu karena Bi Inem pamit pergi keluar sebentar. Ia sedikit terkejut melihat tukang pos yang mengirimkan sebuah paket. Paket itu tertulis untuknya.
Senyumnya berkembang melihat nama Lina, mamanya yang mengirimkan paket. Raisa mengangguk dan berterima kasih pada tukang pos sebelum menutup pintu rumahnya.
Raisa berlari menaiki tangga. Cewek itu duduk di tengah kasur dan membuka paket. Senyumnya bertambah lebar melihat sebuah dress.
Raisa mengeluarkannya lalu mengepaskan pada tubuh rampingnya. Dress berwarna navy di bawah lutut dengan lengan sampai siku dan dihiasi pita di bagian belakang mempermanis dress itu.
Saking senangnya, Raisa melompat di atas kasur. Ia tak menyangka mamanya sangat pengertian.
Brak
Tubuh Raisa terhempas ke kasur karena terkejut pintu kamarnya yang terbuka lebar. "Selamat sore Raisa sayang!" pekik Aurel.
Raisa melempar bantal ke arah sahabat-sababatnya. Dua sahabatnya berlari ke arah kasur Raisa dan menghempaskan tubuhnya di samping Raisa. "Empuk banget, gila," seru Nur dan Tiwi.
Raisa beranjak duduk. "Ngapain ke sini?"
"Minggir-minggir!" seru May yang baru datang bersama Nita dan Fily.
Mereka bertiga kesusahan membawa banyak makanan dan tentu dari, "astaga! Kalian ngambil semua makanan yang ada di lemari rahasia aku?" pekik Raisa.
Yaa, dari dalam lemari rahasia untuk menyimpan makanan Raisa.
Raisa berjalan mendekat ingin merebut makanannya dari tangan May. "Kalian ke rumah aku mau ngerampok makanan?"
Aurel menghentikan tangan Raisa. Ketiga sahabatnya langsung berlari ke arah kasur Raisa. "Jangan pelit lah sama sahabat," Aurel mengedip-ngedipkan kedua matanya.
Raisa menarik tangannya. "Itu persediaan makananku dua bulan Rel."
"Ya tinggal beli lagi. Uang kamu kan banyak," ucap Aurel enteng. Aurel memiringkan tubuhnya melihat ke belakang tubuh Raisa. "Iya nggak gaes?"
Sahabat-sahabatnya mengangkat kedua ibu jari mereka. "Iya bener banget."
"Dapet pahala kok, Ra," seru May.
Raisa membalikkan badan setelah Aurel melesat pergi dari hadapannya. Raisa menepuk jidat. Makanan yang sudah ia sembunyikan sebaik mungkin ternyata tetap bisa ditemukan oleh mereka.
Senyum jahil terbit di wajah cantiknya. Raisa berdehem dan menghampiri mereka. Mengambil dress yang hampir terduduki oleh sahabat-sahabatnya.
"Dimakan ya. Habisin aja deh nggak papa. Daripada mubazir kan?" Raisa tersenyum manis.
Mata sahabat-sahabatnya berbinar. "Siapp."
"Raisa baik deh."
"Jadi tambah sayang."
"Habisin ya sahabat-sahabatku. Btw, itu makanannya udah kadaluarsa lho," bohong Raisa.
Mereka tersedak. Saling bertukar pandang sebelum batuk berusaha mengeluarkan makanan yang sudah mereka makan.
"Aduh, perut Nita."
"Ahh, Raisa jahat."
Tawa Raisa reda. "Nggak kok, makanannya aman. Masih tahun depan kadaluarsanya."
Mereka menatap Raisa tidak percaya. Raisa mendengus. "Iya aman."
Mereka menghela napas lega. Mereka melanjutkan makannya lagi sementara Raisa berdiri di depan kaca lemarinya tidak menyadari bagaimana keadaan kasurnya sekarang.
"Bagus yaa?" tanya Raisa.
"Bagus, bagus. Dari siapa Ra?"
Aurel memukul bahu sahabatnya yang menyahuti Raisa hingga makanan yang baru dikunyah keluar dari mulutnya. "Jorok ihh Ly. Telen dulu baru ngomong."
Tawa mereka berderai melihat Fily terbatuk-batuk. Cewek itu meneguk sebotol air dingin. "Duhh, untung aku nggak mati Rel. Jahat banget sih."
"Ehh, Nita!"
Mereka berenam melebarkan matanya lalu nyengir tanpa dosa melihat sang pemilik kasur melirik mereka tajam lewat kaca lemari.
🐬🐬🐬
Raisa melipat kedua tangannya di depan perut. Ia berdiri di depan televisi yang tertempel di tembok depan kasurnya.
"Ra, ya ampun kejam banget dah sama sahabat," protes Nur.
"Lagian kita nggak bikin kamar kamu berantakan banget, Ra," ucap Nita memelas.
Raisa melirik kasurnya dan mendengus kesal. Nggak berantakan gimana?
Kasur Raisa jadi kotor akibat makanan yang Fily muntahkan dan soft drink yang May minum tumpah tersenggol Nita.
"Please, Ra. Lepasin kita," rengek mereka.
🌿
Apa yang terjadi pada keenam sahabat Raisa?
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasha dan Raisa✔
Teen FictionCOMPLETED Elang Series 1 Alea Raisa, akrab dipanggil Raisa. Salah satu murid berprestasi di sekolahannya, SMK Elang. Cewek cantik yang banyak disukai oleh teman-temannya. Sikapnya yang baik, ramah, dan jahil. Setiap ada seorang cowok yang melakukan...